d. Semua biaya hadanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah
menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri 21 tahun
e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,
Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf a,b,c dan d;
f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya
menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan.
32
B. Dasar Hukum Perceraian
Keutuhan dan kelanggengan kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan yang digariskan Islam. Akad nikah merupakan suatu perjanjian untuk
selamanya dan langgeng hingga meninggal dunia, agar suami istri bisa hidup bersama-sama dalam mewujudkan rumah tangga sebagai tempat berlindung,
tempat bersemai kasih dan sayang, dan untuk memelihara dan mendidik anak yang saleh. Oleh karena itu, perkawinan dinyatakan sebagai ikatan antara
suami istri dengan ikatan yang paling suci dan paling kokoh. Istilah ikatan suci dan kokoh antara suami istri oleh Alquran disebut dengan misaqan
galidzan. Allah swt berfirman:
32
Kamarusdiana dan Jaenal Arifin, Perbandingan Hukum Perdata,Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press,2007, h.43
.........
ء۱سنلا
٩ :
:٢
Artinya: “.... dan mereka istri-istri telah mengambil dari kamu sekalian perjanjian yang kuat.” Q:S. An-Nisa4: 21
tidak sepatutnya ada pihak-pihak yang mau merusaknya dan menghancurkannya. Karena itu, setiap usaha untuk merusak
perkawinan itu adalah dibenci oleh Islam, sebab ia telah merusak kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri dan
anak-anak. Rasulullah saw bersabda:
ص ها سر ا ع با ع : ا س ع ها
ع ها ا اح ا ضغبا ج
ا ر ححص ك اح ا د اد با
Artinya :”Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda, “Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah swt ialah talak.” H.R. Abu Dawud
dan Hakim dan disahkan olehnya
Karenanya siapa saja yang sengaja mau merusak hubungan antara suami istri, oleh Islam dipandang telah keluar dari Islam dan tidak pula punya
tempat terhormat di dalam Islam. Simpulan ini diungkapkan oleh Nabi saw dalam sabdanya:
33
ص ها س ا : س ع ها
د اد با ا ر ا ج ع ا ا ب خ ا س Artinya:”Rasulullah saw bersabda,” Bukan dari golongan kami
seseorang yang merusak hubungan seorang perempuan dari suaminya”. H.R. Abu Dawud dan Nasa’i
Jika seorang istri minta cerai tanpa sebab dan alasan yang benar Allah swt mengharamkan baginya bau surga. Ketentuan ini juga berlaku sebaliknya,
33
Abdul Qadir Djaelani , Keluarga Sakinah, Surabaya:PT Bina Ilmu Offset, 1995, h. 316
yaitu jika suami menceraikan istrinya tanpa alasan yang benar dan sebab yang dibenarkan syar’i, juga akan diharamkan bau surga.
Mengenai hukum perceraian ini, para ahli hukum Islam berbeda pendapat. Pendapat yang paling bisa diterima akal dan konsisten dengan
tujuan syariat yaitu pendapat yang menyatakan bahwa perceraian hukumnya terlarang, kecuali dengan alasan yang benar. Pendapat ini ditopang oleh
golongan Hanafi dan Hanbali. Salah satu dalil yang digunakannya, yaitu sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
ص ها سر ا : س ع ها
اط ا ك ها ع Artinya:”Rasulullah saw bersabda: “Allah melaknat tiap-tiap orang
yang suka merasai senggama dan bercerai.” Secara esensial bercerai itu berarti kufur terhadap nikmat Allah,
sedang kawin adalah nikmat, dan kufur terhadap nikmat adalah haram. Jadi tidak halal bercerai, kecuali karena keadaan darurat. Tetapi jika tidak ada
alasan, perceraian yang demikian berarti kufur terhadap nikmat Allah, berlaku jahat kepada istri. Karena itu perbuatan tersebut dibenci dan dilarang Islam.
34
Golongan Hambali, menjelaskan secara terperinci tentang hukum perceraian ini, sebagai berikut:
a. Talak itu menjadi wajib, jika pihak hakam juru damai tidak berhasil
menyelesaikan perpecahan antara suami dan istri dan tidak bisa
34
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1995, h.318
diperbaiki kembali hubungan mereka serta hakam juru damai berkeyakinan bahwa talak merupakan salah satu-satunya jalan yang
dapat menyelesaikan perpecahan. Begitu pula talak wanita yang di ila’ suami bersumpah tidak akan mencampurinya lagi, sesudah berlalu
masa tenggang waktu menunggu empat bulan. Allah swt berfirman:
۶رقپلا :
: ::٢
– ::٢
Artinya: “Orang-orang yang mengila’ istrinya, diberi tanggunh empat bulan lamanya. Kemudian jika mereka kembali kepada istrinya,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka berazam bertetap hati untuk talak, sesungguhnya Allah
Maha Mend
engar lagi Maha Mengetahui.” Q:S. Al-Baqarah2: 226- 227
35
b. Talak itu menjadi haram, jika talak tersebut dijatuhkan tanpa alasan.
Talak tersebut, diharamkan karena merugikan suami dan istri, dan tidak adanya kemaslahatan yang akan dicapai dengan perbuatan talak
itu. Rasulullah saw bersabda:
ص ها سر ا س ع ها
: ر ض ا ر ض ا
Artinya:” Tidak boleh berbuat membahayakan dan tidak boleh membalas dengan cara yang membahayakan.”
Talak semacam inilah yang dibenci Allah swt.
35
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1995, h.319
Rasulullah saw bersabda: ص ها سر ا
: س ع ها ط ا ها ا اح ا ضغبا
ا Artinya:”Rasulullah saw bersabda, “Perbuatan halal yang paling
dibenci Allah adalah talak.” c.
Talak itu menjadi sunnah, jika istri mengabaikan kewajibannya kepada Allah, seperti mengabaikan shalat, puasa, dan sebagainya. Suami tidak
mampu memaksanya agar istri menjalankan kewajibannya tersebut, atau istri kurang rasa malunya. Imam Ahmad berkata,”Tidak patut
memegang istri semacam ini”.
Karena itu, jiwa peraturan tentang perceraian dalam hukum Islam senantiasa mengandung pendidikan, yakni pendidikan untuk tidak
mempermudah perceraian.
36
C. Nusyuz dalam Perspektif Fiqih