1. Hubungan Perilaku Makan terhadap Indeks Massa Tubuh pada
Remaja a.
Hubungan Emotional Eating terhadap IMT pada remaja
Tabel 5.6 Hubungan Emotional Eating terhadap IMT pada Remaja di SMP YMJ Ciputat
IMT Emotional Eating
r p value
n -0.006
0.958 82
Tabel 5.6 di atas, menunjukan hasil uji statistik hubungan emotional eating terhadap IMT didapatkan nilai p value
= 0.958. Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara emotional eating terhadap IMT p 0.05.
b. Hubungan Restraint Eating terhadap IMT
Tabel 5.7 Hubungan Restraint Eating terhadap IMT pada Remaja di SMP YMJ Ciputat
IMT Restraint Eating
r p value
n 0.334
0.002
82
Tabel 5.7 diatas, menunjukan hasil uji statistik hubungan restraint eating terhadap IMT didapatkan nilai p value = 0.002. Hal
tersebut menunjukan ada hubungan antara restraint eating terhadap IMT p 0.05. Dari hasil koefisien korelasi diketahui r = 0.334.
Hal itu berarti hubungan antara restraint eating terhadap IMT merupakan hubungan yang lemah karena berada pada rentang
koefisien korelasi antara 0.2 - 0.4. Korelasi tersebut signifikan
pada level 0.05 2-tailed. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif, artinya hubungan antara restraint
eating terhadap IMT merupakan hubungan yang searah, dimana remaja dengan nilai skor restraint eating tinggi akan memiliki IMT
yang tinggi.
c. Hubungan External Eating terhadap IMT
Tabel 5.8 Hubungan Emotional Eating terhadap IMT pada Remaja di SMP YMJ Ciputat
IMT External Eating
r p value
n -0.125
0.263
82
Tabel 5.8 menunjukan hasil uji statistik hubungan external eating terhadap IMT didapatkan nilai p value = 0.263. Hal
tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara external eating terhadap IMT p 0.05.
64
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian meliputi karakteristik remaja, gambaran ketiga aspek perilaku makan remaja,
rata-rata
indeks massa tubuh remaja, hubungan emotional eating terhadap IMT, hubungan restraint
eating terhadap IMT, dan hubungan external eating terhadap IMT. Pada akhir pembahasan, peneliti juga menyertakan keterbatasan dari penelitian ini.
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Karakteristik Remaja di SMP YMJ Ciputat
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis univariat jenis kelamin responden, diperoleh jumlah terbesar responden adalah perempuan yaitu 44 orang
53,7 sedangkan responden laki-laki berjumlah 38 orang 46,3. Hasil penelitian Sari 2013 di SMP yang berbeda di Ciputat diperoleh
jumlah sampel terbesar adalah perempuan, yaitu sebesar 52 orang 54,2dan responden laki-laki sebesar 44 orang 45,8. Jika
dibandingkan dengan data BPS di Provinsi Banten tahun 2010 didapatkan perbedaan, dimana persentase jumlah remaja awal lebih
banyak pada laki-lakisebesar 51.68 dibandingkan dengan perempuan sebesar 48.32. Perbedaan ini kemungkinan karena sensus yang
dilakukan BPS dilaksanakan ditahun 2010 sedangkan penelitian ini dilakukan 4 tahun setelahnya, kemungkinan sudah terjadi perubahan
jumlah remaja laki-laki dan perempuan. Dan dapat diambil kesimpulan