Pengertian Hadhanah HADHANAH DALAM ISLAM
                                                                                 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Para Ibu hendaklah menyusuhkan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan, dan kewajiban ayah memberi
makan  dan  pakaian  kepada  para  ibu  dengan  cara  ma’ruf.  Seseorang  tidak dibebani  melainkan  menurut  kadar  kesanggupanya.  Janganlah  seorang  ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang anak karena ayahnya, dan warispun  berkewajiban  demikian.  Apabila  keduanya  ingin  menyapih  sebelum
dua  tahun  dengan  kerelaan  keduanya  dari  permusyawaratan,  maka  tidak  ada dosa  atas  keduanya,  dan  jika  kamu  ingin  anakmu  disusukan  orang  lain  ,  maka
tidak  ada  dosa  bagimu  apabila  kamu  memberikan  pembayaran  menurut  yang patut, bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat
apa yang kamu kerjakan.
Dari  ayat  di  atas  dapat  dipahami  bahwa  hadhanah  adalah  salah  satu kewajiban bagi kedua orang tua atau yang mendapatkan hal tersebut, pengabaian
terhadap anak adalah suatu penganiayaan terhadap anak tersebut. Pendidikan anak juga  merupakan  salah  satu  faktor  yang  amat  penting  dalam  kehidupan  keluarga.
Orang  tua  berkewajiban  untuk  mengarahkan  anak-anak  mereka  untuk  menjadi orang-orang yang beriman dan berakhlak mulia, serta patuh dalam melaksanakan
ajaran agama dengan baik agar terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat.
20
Allah berfirman dalam surat at-tahrim ayat 6: 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Hai  orang-orang  yang  beriman,  periharalah  dirimu  dan  keluargamu  dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat  yang  kasar,  keras,  dan  tidak  mendurhakai  Allah  terhadap  apa  yang diperintahkan-Nya  kepada  mereka  dan  selalu  mengerjakan  apa  yang
diperintahkan.
20
Tihami,  dan  Sohari  sahroni,  Fikih  Munakahat  kajian  Fikih  Nikah  Lengkap,  Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Hlm. 217.
Pada  ayat  ini  orang  tua  diperintahkan  Allah  swt  untuk  memelihara keluarganya  dari  api  neraka,  dengan  berusaha  agar  seluruh  anggota  keluarganya
itu  melaksanakan  perintah-perintah  dan  menjauhi  larangan-larangan  Allah, termasuk  anggota  keluarga  dalam  ayat  ini  adalah  anak.
21
Mengasuh  anak-anak yang  masih  kecil  hukumnya  wajib,  sebab  mengabaikan  berarti  menghadapkan
anak-anak  yang  masih  kecil  kepada  bahaya  kebinasaan.  Hadhanah  merupakan hak  bagi  anak-anak  yang  masih  kecil,  karena  ia  membutuhkan  pengawasan,
penjagaan, pelaksanaan urusanya, dan orang yang mendidiknya. Pendidikan yang lebih  penting  adalah  pendidikan  anak  dalam  pengakuan  ibu  bapaknya,  karena
dengan adanya pengawasan dan perlakuan akan dapat menumbuhkan jasmani dan akalnya,  membersihkan  jiwanya,  serta  mempersiapkan  diri  anak  dalam
menghadapi kehidupanya di masa yang akan datang.
22
Suatu  ketika  datang  sepasang  suami  isteri  kepada  Rasullah  Saw.  untuk meminta  penetapan  siapa  yang  lebih  berhak  untuk  mengasuh  anak,  sedangkan
mereka sudah bercerai. Dalam hadits nabi Muhammad munyatakan: “  Dari  Abdullah  bin  Amr  R.a.  sesungguhnya  seorang  perempuan  datang  dan
mengadu  kepada  rasullah,  ya  Rasul  sesungguhnya  anak  ini  perut  saya  yang mengandungnya  dan  dari  susu  saya  ia  mendapat  minuman,  dan  pengakuan
sayalah ia yang menjadi penjaganya sedangkan ayahnya menceraikan saya, dan ia  bermaksud  memisahkan  diri  dari  saya,  maka  Rasul  bersabda  kepadanya:
21
Abdul Rahman Ghazali, Fikih Munakahat, Jakarta Kencana, 2006, hlm. 177.
22
Slamet Abidin, Fikih Munakahat 2, Bandung Pustaka Setia,1999, hlm. 172.
engkau lebih berhak terhadap anakmu selama engkau belum kawin dengan orang lain. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
23
Hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa ibulah yang lebih berhak untuk memelihara  anaknya  selama  ia  belum  menikah  dengan  orang  lain,  dengan  kata
lain jika ibunya menikah maka praktis hak hadhanahnya itu gugur lalu berpindah kepada  ayahnya  karena  jika  ibunya  menikah  dengan  orang  lain,  besar
kemungkinan  perhatianya  akan  beralih  kepada  suaminya  yang  baru,  dan mengalahkan  bahkan  bukan  tidak  mungkin  ia  akan  mengorbankan  anaknya
sendiri.