batasan yang mutlak tentang faktor penyebab lahirnya tindak pidana. Sebab kejahatan merupakan hal yang relatif, tergantung kepada penentuan sikap dan
kebijaksanaan penguasa serta berkaitan erat dengan pola ataupun tata nilai budaya, dan struktur masyarakat. Tetapi dalam garis besarnya terdapat
kesepakatan bahwa kejahatan timbul disebabkan adanya ketimpangan antara gejala psikis dan pengaruh dari pengaruh dari luar diri pelaku. Bila karena
gangguan kejiwaan masa lalu maupun karena rangsangan lingkungan masyarakat, tidak taatnya pada hukum, atau selalu mengabaikan ajaran agama dan sebagainya.
Penyimpangan diataslah yang menimbulkan terjadinya kejahatan. Demikian juga halnya dengan tindak pidana perkosaan. Namun yang menjadi
permasalahan bagi penulis tentang tindak pidana pemerkosaan ini adalah: 1.
Bagaimana pandangan psikologi kriminil terhadap seorang ayah yang memperkosa anak kandungnya.
2. Bagaimana penanggulangan tindak pidana perkosaan ditinjau dari
psikologi kriminil.
C. Hipotesa Secara etimologi, hipotesa berasal dari kata hypo dan thesis, yang
masing – masing berarti sebelum dan dalil, yang lebih diartikan secara utuh, merupakan suatu anggapan sementara yang dapat dipegang sebagai acuan dalam
ilmu pengetahuan sebelum didapatkan hasil atau rumusan yang akurat. Dimana
Universitas Sumatera Utara
kebenaran dari hipotesa tersebut harus lebih dahlu dibuktikan dengan jalan research.
8
1. Psikologi sangat diperlukan untuk menanggulangi terjadinya tidak pidana
perkosaan oleh ayah kandung terhadap anaknya, sebab dengan mengetahui aspek kejiwaan yang mendorong pelaku untuk melakukan
perkosaan, akan memudahkan guna mencegah terjadinya tindak pidana perkosaan pada masa yang akan datang
Relevansinya dengan batasan hipotesa diatas, penulis mencoba mengambil beberapa hipotesa, sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan. Hipotesa tersebut antara lain :
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana
perkosaan adalah memberikan sanksi hukum yang tegas kepada pelaku dan memberikan wejangan kepada kaum wanita agar tidak mudah
terpengaruh kepada laki – laki yang tidak dikenalnya, maupun laki – laki yang dikenal baik. Serta tidak berpakaian yang dapat menimbulkan
rangsangan syahwat kepada orang yang memandang. Sedangkan dari sudut psikologi kriminil, kepada pelaku harus diefektifkan pertumbuhan
mentalitas yang positif dan penanaman nilai agama yang mendalam.
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
8
Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,UI – Press, Jakarta : 1981 ,hal.148.
Universitas Sumatera Utara
Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji secara rinci dan mendasar tentang pandangan psikologi kriminil terhadap seorang ayah yang melakukan
tindak pidana perkosaan terhadap anak kandungnya, baik terhadap faktor – faktor penyebab terjadinya maupun upaya penanggulangannya. Selanjutnya mencoba
menganalisa putusan atau sanksi hukuman yang dijatuhkan atas pelaku tindak pidana tersebut, serta mengemukakan sanksi yang dirasa tepat untuk dijatuhkan
pada pelaku kejahatan perkosaan terhadap anak kandungnya tersebut, dibandingkan dengan pelaku perkosaan yang bukan orang tua kandungnya.
Disamping itu penulisan ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa sumbangsih pemikiran baru bagi pihak – pihak yang menekuni bidang
psikologi kriminil, sekaligus memperlihatkan kepada para ahli hukum bahwa psikologi kriminil sangat berperan dalam menanggulangi lajunya pertumbuhan
tidak pidana perkosaan dibumi Indonesia tercinta. Selain itu penulisan ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa
memberikan informasi ilmiah yang digunakan sebagai bahan pustaka, khususnya di bidang Hukum Pidana dan menjadi khazanah keilmuan di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara khususnya dan masyarakat akademika pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan hukum.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan