BONGER SUTHERLAND PAUL MUDIGNO MULYONO tidak sependapat dengan

Yang masing – masing norma tersebut diatas memiliki fungsi – fungsi tersendiri. Pengertian Kriminologi yang disampaikan oleh P.Topinrd 1830- 1911 seorang ahli antrpologi Perancis , secara harafiah berasal dari kata “ crimen “ yang berarti Kejahatan atau penjahat adan “Logos”yang berarti Ilmu Pengetahuan. Maka Kriminologi dapat berarti Ilmu ini tentang Kejahatan atau Penjahat. Beberapa sarjana memberikan pengertian yang berbeda mengenai kriminologi ini. Diantaranya adalah :

1. BONGER

Memberikan defenisi kriminologi sabagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas – luasnya dan Bonger membagi kriminologi ini menjadi kriminologi murni yang mencakup: a. Antropolgi Kriminil, ilmu pengetahuan tentang manusia jahat. b. Sosiologi Kriminil, ilmu tentang pengetahuan tentang kejahatan sebagai gejala masyarakat. c. Psikologi Kriminil, ilmu pengetahuan yang melihat penjahat dari sudut jiwanya. d. Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil, yaitu ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa dan urat syaraf. e. Penologi, ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman. Disamping itu Bonger juga membagi Kriminologi terapan yang berupa : Universitas Sumatera Utara 1. Higiene kriminil, usaha yang bertujuan mencegah terjadinya kejahatan 2. Politik Kriminil, usaha penaggulangan kejahatan dimana satu kejatan terjadi . Disini dilihat sebab – sebab seorang melakukan kejahatan , kkalau karena faktor ekonomi maka yang perlu diperbaiki adalah kesejahteraan masyarakatnya. 3. Kriminalistik, yang merupakan ilmu tentang pelaksaan penyidikan tekhinik kejahatan dan pengusutan kejahatan.

2. SUTHERLAND

Merumuskan Kriminologi sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat sebagai gejala sosial. Menurut SUTHERLAND Kriminologi mencakup proses – proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggran hukum. Sehingga olehnya dibagi menjadi empat yaitu : 1. Sosiologi hukum, ilmu tentang perkembangan hukum 2. Etiologi hukum yang men coba melakukan analisa ilmiah mengenai sebab – sebab kejahatan 3. Penologi yang menaruh perhatian atas perbaikan narapidana 4. Etiologi hukum yang mencoba melakukan analisa ilmiah mengenai sebab – sebab kejahatan.

3. PAUL MUDIGNO MULYONO tidak sependapat dengan

defenisi yang diberikan SUTHRLAND, menurutnya defenisi itu seakan – akan tidak memberika gambaran bahwa pelaku kejahatan itupun punya andil atas Universitas Sumatera Utara terjadinya kejahatan, oleh karena terjadinya kejahatan bukan semata – mata perbuatan yang ditentang oleh masyarakat, akan tetapi adanya dorongan dari si pelaku untuk melakukan perbuatan jahat yang ditentang oleh msyarakat tersebut. Karenanya PAUL MUDIGNO MULYONO memberikan defenisi Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.

4. WOLFGANG SAVITS dan JHONSTON