Pengertian Psikologi Kriminil Tinjauan Kepustakaan

Psikologi adalah suatu ilmu tentang perikelakuan c. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langelfeld 15 Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia. d. Clifford T Morgan 16 “Psycology is the science f human and animal behavior “ artinya adalah ilmu ynag mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan. Berdasarkan beberapa penegertian tersebut, disusunlah suatu defenisi atau pengertian umum oleh Sarlito Wirawan Sarwono yang merupakan rangkuman dari beberapa pengertian, yaitu : 17

2. Pengertian Psikologi Kriminil

“ Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Terdapat empat alur penelitian psikologis yang berbeda telah menguji hubungan antara kepribadian dengan kejahatan. Pertama, melihat kepada perbedaan – perbedaan antara struktur kepribadian dari penjahat dan bukan penjahat. Kedua, memprediksi tingkah laku. Ketiga, menguji tingkatan dimana dinamika – dinamika kepribadian normal beroperasi dalam diri penjahat, dan keempat, mencoba menghitung perbedaan – perbedaan individual antara tipe – tipe dan kelompok – kelompok pelaku kejahatan. 18 15 Djoko Prakoso, Log.cit. hlm 114 16 Morgan, King, Robinson, Introduction To Psycology, Sixth Edition New York : Mcgrows Hill Book Company Inc,1979 17 George Boeree, Personality Theory Jakarta : Prisma Sophie, 2008, hal 4 18 Topo Santoso, dkk, Kriminologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001 hlm 49 Universitas Sumatera Utara Psikologi kriminil merupakan cabang ilmu psikologi terapan yang dipergunakan untuk mengidentifikasi suatu hubungan kausalitas antara kondisi karakteristik dan deternimistik jiwa pelaku tindak pidana terhadap sebab – sebab terjadinya kejahatan. Mengenai defenisi dari Psikologi Kriminal itu sendiri, para sarjana memberikan pendapatnya sebagai berikut : a. Sigmund Freud 19 Psikologi kriminil dengan menggunakan teori psikoanalisa menghubungkan antara delinquent kejahatan dan perilaku kriminil dengan suatu conscience hati nurani yang baik dia begitu menguasai sehingga menimbulkan perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan – dorongan individu. b. W.A Bonger 20 Sehubungan dengan psikologi kriminil, memiliki defenisi yang meliputi dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit meliputi pelajaran jiwa si penjahat secara perorangan. Dalam arti luas, meliputi arti sempitserta jiwa penjahat penggolongan, terlibatnya seseorang atau golongan baik langsung maupun tidak langsung serta akibat – akibatnya. c. Lundin, R.W 21 Theories and system of criminal psycology, yaitu melihat pada proses bawah sadar dari jiwa individu terhadap adanya probablitas individu melakukan kejahatan. 19 Ibid, hlm 51 20 Chainur Arrasyd, Log Cit, hlm 2 21 Matt Jarvis, Op. cit.hlm.13 Universitas Sumatera Utara Walaupun para sarjana diatas adalah dari kalangan psikiatri merupakan bgian dari ilmu kedokteran , tetapi mereka membuka jalan terhadap pemikiran Psikologi kriminil, demi untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan dalam rangka menegakkan hak – hak asasi manusia. 22 Walaupun dikalangan para ahli jiwa dalam ini mempunyai perbedaan – perbedaan pembagian dalam mengemukakan tingkatan – tingkatan dari pada struktur personality, tetapi kalau kita perhatikan secara teliti titik tolaknya adalah sama. Jika kita perhatikan batasan – batasan yang pernah dikemukakan oleh para Menurut ahli – ahli ilmu jiwa bahwa kejahatan yang merupakan salah satu dari tingkah laku manusia yang melanggar hukum ditentukan oleh instansi – instansi yang terdapat pada diri manusia itu sendiri. Maksudnya tingkah laku manusia pada dasarnya didasari oleh basic needs yang menentukan aktivitas manusia itu sendiri. Hal tersebut tidak lain karena tingkah laku manusia yang sadar tidak mungkin dapat dipahami tanpa mempelajari kehipan bawah sadar dan mungkin lebih berpengaruh daripada isi kesadaran itu. Oleh karena itu para Ahli Jiwa Dalam ini karena ingin mencoba untuk menganalisa tingkah laku manusia umumnya itu dengan cara membahas unsur - unsur intern dari hidup pada jiwa manusia itu dinamakan oleh kebanyakan ahli denan istilah “the structure of personality “. Istilah structure personality ini kita pergunakan dalam tulisan ini karena penggunaannya sudah memasyarakat di dalam ilmu pengetahuan. 22 Chainur Arrsyd, Ibid, hlm 4 Universitas Sumatera Utara psikolog yang berminat dalam bidang ini ternyata mereka mendasarkan suatu pendapat tentang adanya hubungan perbuatan dengan jiwa manusia dan pelakunya. Seperti yang dikemukakan oleh Crow Crow bahwa psikologi itu merupakan pelajaran tentang diri the study of self . Self adalah organisasi yang hidup dan dinamis yang senantiasa mempengaruhi serta dipengaruhi oleh diri – diri yang lain selves . Woodworth menyatakan juga bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang aktivitas – aktivitas dari pada individu – individu di dalam hubungannya dengan lingkungan. Pengertian aktivitas disini menurut beliau adalah dalam pengertian luas, mencakup pengertian antara lain penghertian motoris berjalan, berlari , cognitif melihat, berfikir dan emosional bahasa, duka cita . Aktivitas – aktivitas tersebut inilah yang merupakan suatu benda kehidupan. Maksudnya jika aktivitas – aktivitas itu sudah terhenti, maka berarti kehidupan itu sudah tidak ada lagi. Dalam hal ini psikologi bukanlah semata – mata penelitian terhadap pribadi seorang saja, tetapi juga dapat menyusun pola penjahat atau sebagian orang banyak dan akibatnya. Sehubungan dengan psikologi – kriminil yakni psikologi kriminil dalam arti sempit dan psikologi kriminil dalam arti luas. Psikologi Kriminil dalam arti sempit meliput i jiwa si penjahat secara perorangan. Dalam arti luas meliputi dalam arti sempit serta jiwa penjahat Universitas Sumatera Utara pergolongan, terlibatnya seseorang atau golongan baik langsung maupun tidak langsung serta akibat – akibatnya. 23 Secara umum tindak pidana perkosaan adalah suatu perbuatan seksual yang dilakukan oleh seorang laki – laki atau beberapa orang laki – laki atas diri seorang wanita secara paksa dengan tindak kekerasan. Sedangkan dari aspek juridis hukum tindak pidana perkosaan dirumuskan dalam pasal 285 KUHP yang menyatakan :” Barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama – lamanya dua belas tahun.” 2.Tindak pidana perkosaan 24 Dimana tindakan persetubuhan tersebut dilakukan dengan suatu paksaan, seperti menarik sembari melucuti celana si wanita, kemudian wanita tersebut di banting ke tanah atau ke tempat lain sejenis, tangannya dipegang kuat – kuat, dagunya Dari ketentuan pasal diatas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana tersebut hanya mungkin dilakukan oleh seorang laki – laki atas diri wanita. Tidak dipermasalahkan apakah si laki – laki sudah terikat dalam perkawinan atau tidak. Demikian juga halnya dengan sang korban masih dibawah umur belum dewasa atau telah dewasa. 23 Loc.cit . 24 R.Soesilo, Kitab Undang – Undang hukum Pidana Politea – Bogor,1990 hlm.210 Universitas Sumatera Utara dipegang dan pelaku memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan si wanita itu. 25 Perkosaan rapeialah perbuatan cabul melakukan persetubuhan dengan kekerasan dan paksaan. Perkosaan merupakan perbuatan kriminil yang dikecam oleh masyarakat, dan bisa dituntut dengan hukuman berat. Perkosan selalu di dorong oleh nafsu – nafsu seks kuat, dibarengi emosi – emosi yang tidak dewasa dan tidak adekwat. Biasanya dimuati oleh unsur – unsur kekejaman dan sifat sadistis. 26 Menurut Arrest Hoge Raad Negeri Belanda tanggal 5 Februari 1912 yang di maksud dengan “bersetubuh” yaitu tindakan memasukkan kemaluan laki – laki kedalam kemaluan perempuan yang pada umumnya menimbulkan menimbulkan kehamilan,dengan kata lain bilamana kemaluan laki – laki itu mengeluarkan air mani didalam kemaluan perempuan. 27 Oleh karena itu apabila dalam peristiwa pemerkosaan walaupun kemaluan laki – laki telah agak lama masuknya kedalam kemaluan perempuan, air mani laki – laki belum keluar hal itu belum merupakan perkosaan akan tetapi baru percobaan memperkosa. 28 Berdasarkan ketentuan pasal 285 KUHP yang dapat diancam dengan hukuman pemerkosaan adalah laki- laki yang melakukan pemerkosaan dengan cara kekerasan atau ancaman kekerasan dan pemerkosaan tersebut harus harus benar – benar terlaksana jika tidak terlaksana pelaku dituntut dengan mencoba 25 Loc.cit 26 Kartini Kartono, Pathologi Seks, Jakarta hlm. 169 27 R.Soesilo, Op.cit.hlm.169 28 Ibid. Universitas Sumatera Utara memperkosa. Pembuat undang – undang menganggap tidak perlu untuk untuk menentukan hukuman bagi seorang perempuan yang memaksa untuk bersetubuh, bukanlah semata – mata karena paksaan seorang perempuan terhadap seorang laki – laki dipandang tidak pandang tidak mungkin, akan tetapi justru karena perbuatan itu bagi orang laki – laki tidak mengakibat sesuatu yang buruk atau yang merugikan ,bagi seorang perempuan perbuatan pemerkosaan dapat berakibat kepada kehamilan. Salah satu dampak negatif dari perubahan sosial yang cepat adalah timbulnya pelacuran, gelandangan dan kejahatan serta tindak pidana yang lain. Khususnya terhadap tindak pidana perkosaan, penulis melihat bahwa pergeseran nilai – nilai yang ditimbulkan oleh era industrialisasi bukan hanya merubah pola fikir masyarakat secara umum dalam memandang hubungan seksual, tidak lagi merupakan perbuatan yang sakral. Tetapi telah merubah pola pikir orang tua dalam memandang tindak pidana perkosaan. Dahulu orang tua adalah tempat berlindung bagi seorang anak wanita dari gangguan orang lain. Namun dewasa ini, sebagai salah satu dampak dari pergeseran nilai tersebut, adalah orang tua kandung tidak lagi merupakan pelindung, tetapi telah menjadi perusak anak kandungnya yakni dengan melakukan perkosaan sang anak. Dengan kata lain, fungsi pelindung telah berubah menjadi orang tua harus diawasi gerak – geriknya. Mulyanah Kusumah berpendapat, perkosaan ini banyak dilakukan oleh orang – orang yang telah berusia lanjut berkisar dari usia 55 sampai dengan 75 tahun terhadap perempuan berusia sekitar 5 sampai 10 tahun. Pelaku pada usia ini Universitas Sumatera Utara adalah orang – orang yang dikenal baik oleh korban. Misalnya guru, dokter, teman dekat,dukun dan orang tua si korban. Dimana korban tidak menyangka bahwa orang yang dikenal dengan baik tersebut akan memperkosa dirinya. Disini pelaku memanfaatkan hubungan baik dengan korban untuk menyalurkan rangsangan seksualnya secara tidak legal illegal terhadap genetalia seksual wanita yang harus dilindungi mereka. Tetapi yang sangat disesalkan justru pelaku adalah ayah kandung korban, sebagai benteng pelindung utama dalam keluarga. 29 29 Majalah Mingguan Femina , hal 76. Dari uraian diatas penulis berpendapat bahwa pergeseran nilai sebagai akibat krisis pertumbuhan dunia teknologi yang tidak sejalan dengan perkembangan mental masyarakat, khususnya para orang tua mulai memudah – mudahkan nilai – nilai yang di anutnya. Pertumbuhan ini membawa mereka kepada alam materi dan kebebasan absolut dalam melakukan hubungan seksual, seperti di dunia barat. Ketegaan memperkosa anak kandung ini tidak hanya dapat dipandang dari ilmu kriminologi saja, tetapi juga diamati dari aspek kejiwaan pelaku. Disinilah diperlukan pengkajian terhadap latar belakang timbulnya perkosaan oleh ayah tersebut dengan melihat aspek mentalitas yang menyebabkan ia melakukan perkosaan. Universitas Sumatera Utara 3.Kasus Putusan Pengadilan Negeri Kisaran No.166Pid.B2009 Pengadilan Negeri Kisaran yang mengadili perkara pidana dengan acara biasa, telah menjatuhkan putusan terhadap perkara : 30 1. Penyidik sejak tanggal 07 Januari 2009 sampai dengan 26 Januari 2009 Nama : Bakhtiar Sitorus Tempat lahir : Desa Gajah Kisaran Jenis Kelamin : Laki - laki Kebangsaan : Indonesia Tempat Tinggal : Jl. Merak Kelurahan Gambir Baru Kecamatan : Kota Kisaran Barat Kabupaten : Asahan Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Bertani Terdakwa di tahan dalam Rumah Tahanan Negara sejak : 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 26 Januari 2009 sampai dengan 10 februari 3. Jaksa Penuntut Umum sejak tanggal 11 Februari 2009 sampai 02 Maret 2009 4. Hakim Pengadilan Negeri Kisaran sejak tanggal 02 Maret 2009 sampai dengan 31 Maret 2009 5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Kisaran sejak tanggal 01 April 2009 – 30 Mei 2009 30 Berkas Perkara Nomor Register 166 Pid. B2009PN-Kis. Universitas Sumatera Utara Terdakwa di dampingi oleh Lili Arianto, SH sebagai Penasehat Hukum yang berkantor di Jalan. Rambutan Kelurahan Sentang Kisaran berdasarkan Penetapan No. 166 Pid. B2009 PN- Kis. PENGADILAN NEGERI TERSEBUT : 1. Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kisaran No. 166Pen.Pid2009PN Kis 2. Setelah membaca berkas perkara 3. Setelah mendengarkan dakwaan Penuntut Umum 4. Setelah mendengarkan Keterangan saksi – saksi dan Keterangan terdakwa 5. Setelah mendengar Tuntutan Jaksa Penuntut Umum No.Reg. Perkara PDM- 114KisEp.1022009 yang dibacakan dipersidangan, yang pada pokoknya menuntut sebagai berikut. 1. Menyatakan terdakwa BAKHTIAR SITORUS terbukti bersalah melakukan tindak pidana “ Dengan sengaja melakukan kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya, dengan cara berlanjutatau berulang – ulang “, sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut Pasal 81 ayat 1 UU No.23Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BAKHTIAR SITORUS dengan pidana penjara selama 15 lima belas tahun , dan denda sebesar Rp. 60.000.000 enam puluh juta rupiah , subsidair 6 enam bulan kurungan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan semantara dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Universitas Sumatera Utara 3. Menetapkan agar kepada terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5000 lima ribu rupiah .

F. Metode Penulisan