Penyajian Data Analisis Iklan Axis versi Senyum Kiara secara keseluruhan.

BAB IV PEMBAHASAN DATA

4.1 Penyajian Data

Subjek yang akan diteliti adalah iklan Axis Versi Senyum Kiara 2009 yang berdurasi selama 1 menit dua detik, yang dipilah menjadi 62 gambar berbeda. Tiap gambar mewakili durasi satu detik, gambar yang berjumlah 62 tersebut kemudian diedit kembali sehingga jumlah gambar yang akan diteliti menjadi 30 buah gambar. Dalam Iklan Axis Versi Senyum Kiara terdapat delapan buah cerita yang berbeda dan satu buah scene adegan penutup. Pengurangan jumlah gambar dilakukan untuk mengefisienkan penelitian serta memperoleh data yang proposional. Tabel 6. Identifikasi Iklan Axis Versi Senyum Kiara Iklan Axis Versi Senyum Kiara 2009 Nama media Televisi Headline AXIS GSM YANG BAIK Body Copy Semangat Kiara kami wujudkan melalui pelayanan terbaik untukmu Signature line Mandatories AXIS Axis hadir dengan penawaran yang sederhana, dengan kualitas pelayanan yang baik namun dengan harga yang terjangkau. Komitmen ini merupakan perwujudan dari semangat Axis yang selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan komunikasi bergerak. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Teknik-Teknik Dalam Menyunting Gambar Iklan Axis Teknik pengambilan gambar Ekstreme long shot, long shot, medium long shot, medium shot, medium close up dan close up Sudut pandang Angle pengambilan gambar Eye-level Tipe lensa Wide, normal dan tele Fokus gambar Deep focus Pencahayaan High key Cara kerja kamera Cut, fade out dan fade in Pewarnaan pada tiap adegan Warna cerah 4.2. Analisis Data 4.2.1 Analisis Scene Pertama Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara menolong bebek pak penggembala bebek yang tertinggal kawanannya Gambar detik ke-2 Gambar detik ke-5 Gambar detik ke-7 Gambar detik ke-8 Gambar detik ke-10 Gambar detik ke-12 Universitas Sumatera Utara Ilustrasi scene pertama Detik 2-12: Sebuah mobil yang berwarna kuning emas metalik datang dan berhenti di suatu tempat yang bernuansa pedesaan, mobil tersebut berhenti di dekat bapak penggembala bebek bersama dengan bebek-bebek piaraannya. Kemudian dari dalam mobil turunlah sesosok gadis cilik yang sedang menangkap seekor bebek kecil yang tertinggal dari kawanannya. Gadis cilik tersebut memanggil bapak penggembala, “Pak…pak...pak...bebeknya ketinggalan…” teriaknya. Setelah sang gadis cilik memanggil bapak penggembala, gadis cilik tersebut menghampiri bapak penggembala bebek. Ia menyerahkan bebek kecil yang ia tangkap kepada bapak penggembala bebek. Sang penggembala bebek menerima bebek kecil itu dengan senyuman sebagai tanda terima kasih. Saat gadis cilik tersebut menghampiri bapak penggembala bebek, terlihat sosok pria dewasa yang turun dari mobil dan menghampiri gadis cilik tersebut, ia adalah papa sang gadis cilik. Terlihat pula sosok wanita dewasa mama sang gadis cilik yang turun dari mobil dan berdiri di dekat mobil tersebut sambil tersenyum, mama dan papa Kiara terlihat tersenyum melihat tingkah polah sang gadis cilik. Saat gadis cilik tersebut menyerahkan bebek kecil yang ia tangkap kepada bapak penggembala, ia berpamitan “dadah bebek…” ucapnya. Saat gadis cilik tersebut menyerahkan bebek kecil kepada bapak penggembala bebek muncullah teks bertuliskan “Kiara, 7 tahun, Denpasar” hal ini menjelaskan nama, umur dan tempat tinggal sang gadis cilik. Gadis cilik tersebut bernama Kiara, ia berumur tujuh tahun dan berasal dari Denpasar. • Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah area persawahan. Di area tersebut terdapat jalan raya lengang dan dilalui oleh mobil dan pria Universitas Sumatera Utara penggembala bebek. Latar persawahan dan minimnya bangunan yang tampak menunjukkan daerah area sebagai sebuah pedesaan. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene pertama adalah coklat, hijau, biru, putih dan merah muda. Tabel 8. Ikon scene Pertama Penanda Signifier Petanda Signified Mobil keluarga merk avanza berwarna kuning emas metalik. Kendaraan beroda empat Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terikat sepinggang, pakaian; kaus lengan pendek berwarna pink merah muda, celana pendek selutut berwarna putih dan menggunakan sandal berwarna coklat. Anak perempuan Kiara Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, rambut pendek, pakaian; kaus berwarna biru, celana jeans biru panjang, dan membawa jaket berwarna hitam. Pria dewasa Papa Kiara Manusia dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, menggunakan topi, pakaian; kaus berwarna putih, menggunakan ikat pingang kain berwarna orange dan celana coklat. Pria dewasa Penggembala bebek Manusia dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, payudara, rambut diikat, pakaian; baju kaus berwarna merah muda. Wanita dewasa Mama Kiara Unggas berkaki dua, mempunyai selaput di bagian kaki, berbulu, bermulut moncong, tidak mempunyai daun telinga dan berwarna coklat. Bebek Pada scene pertama teknik pengambilan gambar yang digunakan antara lain teknik pengambilan gambar extreme long shot, long shot dan medium shot. Universitas Sumatera Utara Extreme long shot digunakan pada gambar detik ke-2 dan ke-3, penggunaan teknik ini menggambarkan wilayah yang luas dan diambil pada jarak yang sangat jauh. Teknik pengambilan ini menimbulkan kesan keluarbiasaan dan gambar yang ditunjukkan dapat terlihat secara keseluruhan. Teknik pengambilan gambar long shot pada detik ke-9 dan ke-12 digunakan agar kamera menangkap seluruh wilayah dari tempat kejadian, akhirnya menimbulkan kesan bahwa subjek sebagai bagian kecil dalam gambar. Sedangkan teknik pengambilan gambar medium shot pada detik ke-7 dan ke-8 menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal dengan subjek dalam scene tersebut. Sudut pandang pengambilan gambar menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada detik ke-2, ke-5, ke-9 dan ke-12 adalah lensa wide, gambar yang dihasilkan menimbulkan kesan dramatis dan luas pada gambar. Tipe lensa yang digunakan pada detik ke-7 dan detik ke-8 adalah lensa normal, gambar pada detik ke-7 dan ke-8 terkesan natural tanpa ada penekanan ataupun penonjolan pada subjek. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Keseluruhan gambar dalam scene pertama menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. Universitas Sumatera Utara 1. Tataran denotatif Pada awal cerita, muncul sebuah mobil avanza berwarna kuning emas metalik dari arah kanan layar, mobil itu berjalan perlahan melewati lingkungan persawahan yang menyejukkan mata. Saat mobil berhenti, keluarlah sosok seorang gadis cilik yang menggunakan baju berwarna merah muda yang terlihat tengah menangkap seekor bebek kecil. Gadis cilik tersebut kemudian mengangkat bebek yang yang tertinggal dan berjalan menghampiri seorang bapak penggembala bebek yang sedang menggiring bebek piaraannya. Gadis cilik tersebut kemudian memanggil bapak penggembala, “Pak...pak...pak... Bebeknya ketinggalan”, ucapnya. Gadis cilik tersebut kemudian memberikan bebek yang ia tangkap kepada bapak penggembala. Saat gadis cilik tersebut menyerahkan bebek kepada bapak penggembala munculah teks dalam iklan tersebut yang bertuliskan “Kiara, 7 Tahun, Denpasar”. Dari teks tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sang gadis cilik tersebut bernama Kiara yang berasal dari Denpasar Bali. Kiara tidak sendiri berada di tempat tersebut, ia terlihat bersama dua orang lainnya. Orang pertama yang terlihat menghampirinya adalah seorang pria tinggi tegap yang memakai baju biru dan celana jeans berwarna biru dongker ia adalah papa Kiara. Setelah Kiara memberikan bebek tersebut kepada sang penggembala bebek, Kiara kemudian berpamitan untuk pergi dan melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan sembari berkata: “Dadah bebek..”. Dalam scene tersebut juga terlihat seorang wanita yang sedang berada di samping mobil yang menggunakan baju yang warnanya senada dengan Kiara, ia tersenyum melihat tingkah polah Kiara yang menggemaskan, wanita tersebut adalah mama Kiara. Setelah Kiara berpamitan kepada bapak penggembala bebek, ia kemudian menghampiri sang Universitas Sumatera Utara pria papa Kiara dan menuju ke arah mobil untuk melanjutkan perjalanan mereka. 2. Tataran Konotatif Kiara yang menjadi tokoh utama iklan ini adalah seorang anak kecil yang berusia 7 tahun yang berasal dari Denpasar Bali. Penggunaan Kiara yang masih berusia muda menggambarkan Axis yang berumur muda dalam persaingan penyedia layananan telepon seluler GSM di Indonesia. Tokoh Kiara bukanlah artis cilik yang telah dikenal melainkan wajah baru dalam industri periklanan, secara tersirat hal ini menandakan “kebaruan” Axis dalam industri penyedia layanan kartu telepon seluler GSM di Indonesia. Ikon seorang gadis cilik yang ditampilkan pada iklan ini merupakan inti atau pokok iklan yang berfungsi sebagai eye catcher atau attention gatter. Seorang gadis cilik akan lebih menarik perhatian penonton, hal ini karena Kiara terlihat polos, lucu dan pintar bicara. Dengan suara kecilnya Kiara berkata: “Pak...pak…bebeknya ketinggalan,” dan saat salam perpisahan Kiara mengucapkan: “dadah bebek…” terdengar sangat menggemaskan. Wajah imut, tingkah polos, suara nyaring, kesan cerewet dan tak mau diam membuat ikon utama iklan ini terlihat sangat menggemaskan. Poin inilah yang merupakan attention gatter dalam iklan ini. Mobil yang datang ke area persawahan pedesaan mengibaratkan bahwa Axis hadir dengan menyediakan jaringan sinyal telepon selular yang luas hingga kepedesaan. Hal ini ditunjukkan tersedianya lebih dari 100.000 gerai Axis di seluruh wilayah Indonesia. Axis terus memperluas wilayah jangkauannya melalui program pembangunan jaringan nasional yang sangat agresif dan terus Universitas Sumatera Utara meluncurkan layanan di wilayah baru di setiap bulannya http:beritasore.com20090401axis-nominasi-golden-ring-award-2009. Penggunaan warna dalam dalam desain komunikasi visual memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra dan makna yang terkandung di dalamnya. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna membuat daftar mengenai kemampuan warna memberikan respon secara psikologis. Warna mobil kuning emas metalik bermakna Axis adalah sebagai operator yang mewah dan mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan operator lainnya. Warna emas dan kuning dianggap sebagai warna yang mewah dan unggul. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kesan kemewahan serta keunggulan dari Axis. Saat mobil berhenti, terlihat seorang gadis cilik bernama Kiara terlihat dari teks yang muncul pada scene tersebut. Kiara yang berbaju merah muda tengah menangkap seekor bebek kecil. Gadis cilik tersebut kemudian mengangkat bebek tersebut dan berjalan menghampiri seorang bapak penggembala bebek yang sedang menggiring bebek piaraannya. Ia kemudian memberikan bebek yang ia tangkap kepada bapak penggembala bebek. Kerelaan Kiara menolong dimaknai bahwa jiwa sosialnya tinggi. Kebaikan Kiara merupakan sebuah perwujudan pelayanan terbaik yang diberikan Axis kepada konsumennya. Tanda akan selalu mengacu pada mewakili sesuatu hal benda yang lain yang disebut referent. Lampu merah mengacu pada jalan berhenti. Kiara dalam scene tersebut sedang bersama papa dan mamanya. Kedua orang tuanya tersenyum melihat tingkah polah anaknya. Wajah cerah dan senyuman mengacu pada kebahagiaan, kondisi Universitas Sumatera Utara ini memberikan makna bahwa untuk memperoleh kebahagiaan seperti kedua orang tua Kiara, dapat diperoleh saat kita menggunakan kartu GSM Axis. Wilayah Denpasar dalam iklan ini divisualisasi dan dipertegas dengan plat nomor mobil yang digunakan Kiara dan keluarganya yang berkode DK 2525 DH. Penggunaan Bali sebagai latar dalam iklan tersebut dimaknai bahwa Bali adalah pencerminan ragam budaya Indonesia. Pelayanan yang terbaik diberikan Axis kepada Indonesia adalah hal yang ingin ditujukan dalam iklan tersebut. Dalam iklan ini keluarga Kiara menggunakan sebuah mobil avanza berwarna kuning emas metalik, merk avanza terlihat dari logo mobil yang berada di bagian depan mobil. Mobil tersebut berhenti di sebuah lingkungan persawahan yang merupakan satu ciri dari daerah pedesaan, hal ini menjelasan makna yang tersirat bahwa mobil yang identik dengan perkotaan masuk ke wilayah pedesaan. Makna yang tergambar dalam scene ini adalah adanya sebuah pergantian suasana dari kota dan menuju desa. Analogi desa adalah daerah yang asri, sejuk, tenang, dan tentram. Berbeda jauh dengan wilayah perkotaan yang digambarkan sebagai tempat yang ramai, padat, sumpek, macet dan panas. Perubahan suasana inilah yang mengisyaratkan bahwa GSM Axis merupakan operator GSM yang memberikan suatu bentuk perubahan. Melalui scene ini pula Axis direpresentasikan sebagai operator GSM yang baru, dan segar. Axis hadir sebagai penyedia layanan telekomunikasi yang berbeda dan membawa kebaikan serta perubahan ke arah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Dalam iklan Axis versi Senyum Kiara, teknik Extreme long shot digunakan pada gambar detik ke-2 dan ke-3, penggunaan teknik ini menggambarkan wilayah yang luas dan diambil pada jarak yang sangat jauh. Teknik pengambilan ini menimbulkan kesan keluarbiasaan dan gambar yang ditunjukkan dapat terlihat secara keseluruhan. Nuansa pedesaan akan lebih terasa jika terlihat unsur-unsur yang dapat mendukung nuansa pedesaan. Nuansa pedesaan juga terlihat dari penggunaan warna hijau, biru dan coklat yang menjadi warna dominan pada scene pertama. Kebaikan Kiara saat menolong bebek difokuskan pada detik ke tujuh menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Teknik ini menciptakan kesan hubungan yang lebih personal dengan subjek. Penggunaan medium shot adalah untuk lebih memfokuskan perhatian penonton atas apa yang dilakukan Kiara. Sehingga penonton dapat melihat lebih dekat dan lebih merasakan kebaikan yang ditunjukkan Kiara dalam iklan tersebut. 4.2.2 Analisis Scene Kedua Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara membantu seorang wanita menyematkan jeruk di rangkaian sesaji Gambar detik ke-14 Gambar detik ke-18 Universitas Sumatera Utara Ilustrasi scene kedua detik 14-18: Terlihat sebuah jeruk yang disematkan ke dalam rangkaian persembahan sesaji menggunakan tangan kanan. Ternyata tangan tersebut adalah tangan Kiara, Kiara menolong seorang wanita menyematkan jeruk yang terpisah dari rangkaian sesaji yang berada di atas kepalanya. Rangkaian sesaji tersebut terdiri dari berbagai jenis buah-buahan, buah yang ada di rangkaian sesaji tersebut antara lain apel hijau, manggis, salak, jeruk dan apel merah. Wanita tersebut memakai baju adat yang biasa digunakan masyarakat Hindu-Bali saat akan melakukan kegiatan agama demikian pula dengan Kiara. Baju adat yang digunakan terdiri dari baju sejenis kebaya dan menggunakan selendang berwarna cerah. Sebagai ucapan terima kasih sang wanita mengajak Kiara melakukan tos. Kemudian sebagai tanda perpisahan kiara melakukan salam khas Bali yaitu merapatkan kedua telapak tangannya kemudian menundukkan kepalanya. Dalam scene ini juga muncul teks yang bertuliskan “suka menolong” yang mengartikan tindakan yang Kiara berikan kepada sang ibu yang merupakan perwujudan sikapnya yang suka menolong. ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah area jalan yang biasanya terdapat di daerah Denpasar Bali. Hal ini terlihat dari kain corak hitam putih yang merupakan ciri khas dari daerah Denpasar. Daerah tersebut sangat hijau dan asri. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene kedua adalah warna hijau, merah muda, putih dan coklat. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Ikon scene kedua: Penanda Signifier Petanda Signified Rangkaian buah yang terdiri atas apel hijau, manggis, salak, jeruk dan apel merah. Sesaji sebagai persembahan kepada dewa Manusia dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, payudara, rambut disanggul, pakaian; baju kebaya berwarna merah dan selendang bercorak merah dan ungu. Wanita dewasa Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terikat samping, pakaian; kebaya berwarna putih dan selendang berwarna coklat. Anak perempuan Kiara Pada scene kedua teknik pengambilan gambar yang digunakan antara lain teknik pengambilan gambar long shot dan Close up. Teknik pengambilan gambar close up digunakan pada detik ke-14, teknik ini dapat menimbulkan kesan intim atau dekat antar subjek, teknik pengambilan close up melingkup i area shot gambar yang kecil. Sudut pandang pengambilan gambar menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada gambar detik ke-14 adalah lensa tele, gambar yang dihasilkan menimbulkan unsur voyeuristik dan bersifat tidak personal gambar yang dihasilkan menimbulkan unsur yang tidak terlalu intim atau dekat. Teknik pengambilan gambar long shot digunakan pada gambar detik ke-18, penggunaan teknik ini adalah supaya gambar yang dihasilkan mencangkup keseluruhan wilayah dari tempat kejadian, efek yang ditimbulkan adalah subjek dikesankan sebagai bagian kecil dari gambar yang ada. Tipe lensa yang digunakan adalah lensa wide lensa yang lebar, penggunaan lensa ini menimbulkan unsur Universitas Sumatera Utara dramatis dan kesan luas pada gambar. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Teknik pencahayaan dalam menggunakan teknik high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Gambar dalam scene ke dua pada detik ke-12 jelang detik ke-14 menggunakan teknik penyuntingan “fade out dan fade in” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya dengan efek gambar yang hilang perlahan dan sifatnya sementara kemudian muncul perlahan kembali dengan menampilkan gambar yang lain. Gambar yang blank hilang terdapat pada detik ke-13 sebagai efek dari deep to black gambar yang tercipta dari teknik fade in dan fade out. Sedangkan pada pergantian gambar antara detik ke-18 jelang detik ke-19 menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. 1. Tataran denotatif Di awal scene kedua terlihat rangkaian sesaji yang terdiri atas buah apel hijau, manggis, salak, jeruk dan apel merah. Pada rangkaian sesaji tersebut terlihat tangan kanan seorang anak kecil yang ternyata adalah tangan Kiara. Kiara pada scene kedua mengenakan baju berwarna putih dan selendang berwarna coklat terlihat sedang menolong seorang wanita dewasa seorang ibu yang mengenakan baju adat Bali berwarna merah dan selendang bercorak merah dan ungu sedang membawa rangkaian sesajian buah di atas kepalanya. Buah jeruk yang Kiara sematkan adalah buah yang terlepas dari rangkaian sesaji. Sang ibu terlihat sangat senang atas bantuan Kiara yang Kiara. Sebagai Universitas Sumatera Utara tanda terima kasih, ibu itu kemudian melakukan tos dengan Kiara. Kiara membalas tos sang ibu sebagai simbol bahwa ia juga senang telah membantunya. Dalam scene tersebut muncul teks bertuliskan “suka menolong”, menjelaskan bahwa Kiara sang gadis cilik mempunyai sifat yang sangat mulia, yaitu suka menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan. Setelah melakukan tos, Kiara kemudian merapatkan kedua telapak tangannya di bawah dagu sebagai penghormatan dan sebagai wujud kesantunan tanda salam. Latar dari scene tersebut adalah sebuah area jalan yang biasanya terdapat di daerah Denpasar Bali, tempat tersebut sangat hijau dan asri. 2. Tataran Konotatif Iklan ini mengajak kepada penontonnya untuk menyadari suatu bentuk kebaikan dari dapat dimulai dari hal-hal yang kecil. Menyematkan jeruk yang terlepas dari rangkaiannya bisa dikatakan kebaikan yang kecil dibandingkan dengan dengan memberikan suatu barang kepada orang lain. Hal ini yang ingin ditunjukkan oleh Axis sebagai operator yang Axis sebagai operator telepon selular yang “suka menolong” adalah pesan yang ingin disampaikan melalui tindakan yang dilakukan Kiara walaupun kebaikan tersebut melalui hal-hal kecil yang justru diabaikan oleh orang lain. Kiara membantu menyematkan jeruk ke dalam rangkaian sesaji menggunakan tangan kanan. Tangan kanan dalam kebudayaan Indonesia merupakan tangan yang baik untuk memberikan sesuatu bagi orang lain. Dalam budaya timur, tangan kanan menunjukkan bahwa ia memberikan suatu kebaikan kepada orang yang ada di sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Adegan tos dan tanda salam yang dilakukan Kiara menyimbolkan sikap bersahabat dan kedekatan Axis dengan konsumennya. Adegan tos dikategorikan sebagai komunikasi nonverbal, komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Adegan tos merupakan suatu bentuk komunikasi tanpa kata yang menggunakan suatu gerak isyarat yang dapat dimaknai. Makna yang tersirat dari adegan tos adalah tanda kekompakan atau tanda “persetujuan” atas suatu tidakan yang telah dilakukan. Kode kultural atau kebudayaan nampak dalam iklan Axis, hal ini terlihat saat jeruk pada rangkaian sesaji disematkan, sesaji digunakan sebagai persembahan untuk para dewa. Sesaji akan diberikan pada saat upacara-upacara keagamaan. Unsur budaya sangat kental terlihat, hal ini merupakan salah salah satu yang mencerminkan indonesia. Pendekatan kultural menjadi sesuatu yang menarik dan berbeda yang ingin di perlihatkan Axis. Pendekatan halus inilah yang diharapkan akan menciptakan pencitraan Axis yang meng-Indonesia. Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Teknik pengambilan secara close up digunakan pada detik ke-14 yaitu saat Kiara menyematkan jeruk ke dalam rangkaian sesaji, teknik ini dapat menimbulkan kesan intim atau dekat antar subjek, teknik pengambilan close up melingkupi area shot gambar yang kecil. Area shot yang kecil dapat memfokuskan perhatian penonton atas” kebaikan kecil” yang dilakukan Kiara. Pada saat adegan tos teknik pengambilan gambar digunakan adalah teknik long Universitas Sumatera Utara shot teknik ini menangkap seluruh wilayah dari tempat kejadian dan membuat subjek telihat kecil. Adegan tos antara sang ibu dan Kiara akan terlihat jika kedua objek terlihat secara utuh dan menjadi bagian dari latar setting tempat pada scene kedua. 4.2.3 Analisis Scene Ketiga Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara memberitahu bapak penjual topi yang menjatuhkan topi dagangannya Gambar detik ke-19 Gambar detik ke-22 Ilustrasi scene ketiga detik 19-22: Terlihat seorang pria sedang mengayuh sepeda ontel membawa caping sebagai barang dagangannya. Saat pria tersebut melaju dengan sepedanya, terlihat sosok Kiara dengan menggunakan sepeda mininya berusaha memanggil bapak penjual caping, “Pak…pak…pak.. ininya ketinggalan”, Kiara memanggil bapak penjual caping karena kiara ia melihat caping sang bapak berjatuhan di jalan. Saat mengejar sang bapak penjual camping juga telah memegang camping yang terjatuh dijalan. ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah area jalan yang lengang akan kendaraan bermotor. Jalan tersebut juga terlihat asri karena di Universitas Sumatera Utara sekitar jalan banyak terdapat pohon. Nuansa pedesaan juga masih tetap terasa dalam scene ini. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene ketiga adalah warna hijau, biru dan kuning. Tabel 10. Ikon scene ketiga: Penanda Signifier Petanda Signified Sebuah sepeda berwarna hitam Kendaraan beroda dua sepeda ontel Sebuah sepeda berwarna merah muda Kendaraan beroda dua Manusia dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, menggunakan ikat kepala berwarna putih, berambut pendek serta menggunakan baju kaos berwarna putih. Pria dewasa Bapak penjual topi Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terurai. Menggunakan bando. Pakaian; baju berwarna biru dan celana berwarna merah. Anak perempuan Kiara Pada keseluruhan scene ketiga teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah teknik pengambilan gambar extreme long shot yaitu pada detik ke-19 hingga detik ke-22, penggunaan teknik ini menggambarkan wilayah yang luas dan diambil pada jarak yang sangat jauh. Teknik pengambilan ini menimbulkan kesan keluarbiasaan dan gambar yang ditunjukkan dapat terlihat secara keseluruhan. Sudut pandang pengambilan gambar menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Universitas Sumatera Utara Tipe lensa yang digunakan pada detik ke-19 sampai dengan detik ke-22 adalah lensa wide, gambar yang dihasilkan menimbulkan kesan dramatis dan luas pada gambar. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Keseluruhan gambar dalam scene ke tiga menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya untuk dapat mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. 1. Tataran denotatif Pada scene ketiga muncul gambar seorang bapak yang sedang menaiki sebuah sepeda ontel. Terdengar suara seorang anak kecil yang menggunakan baju berwarna biru, “Pak..pak..pak.. ininya ketingggalan” teriaknya. Ternyata suara tersebut adalah suara dari Kiara, ia sedang mengejar seorang pria yang tengah mengayuh sepeda ontel sepeda zaman dahulu dengan membawa caping diatas sepeda tersebut. Kiara mengejar sepeda tersebut dengan menggunakan sepeda mininya. Kiara berusaha memberitahu bapak penjual caping bahwa barang dagangannya terjatuh di jalan. Tindakan Kiara adalah perwujudan dari sifat penolong Kiara. 2. Tataran konotatif Axis sebagai operator telepon selular yang “suka menolong” adalah pesan serupa yang ingin disampaikan melalui tindakan yang dilakukan Kiara. Kiara membantu bapak penjual caping yang meninggalkan barang dagangannya di jalan. Axis membantu semua golongan masyarakat, termasuk golongan kelas bawah. Universitas Sumatera Utara Konsumen kelas bawah disini direpresentasikan dengan penggunaan ikon seorang bapak yang menjual caping. Seorang penjual caping diangggap sebagai orang biasa-biasa saja dan tidak termasuk orang yang memiliki penghasilan yang tetap. Ikon seorang penjual caping sepeda ontel juga dapat dimaknai tarif komunikasi yang ditawarkan Axis terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Sikap menolong yang ditujukan kepada masyarakat kelas bawah merupakan komitmen Axis yang melayani seluruh golongan masyarakat. Pelayanan optimal akan diberikan Axis sebagai perwujudan “kebaikan” dan representasi bahwa Axis adalah GSM yang baik. Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Teknik pengambilan pada scene tiga secara keseluruhan menggunakan teknik pengambilan gambar extreme long shot. Penggunaan teknik ini menggambarkan wilayah yang luas dan diambil pada jarak yang sangat jauh. Teknik pengambilan ini menimbulkan kesan keluarbiasaan dan gambar yang ditunjukkan dapat terlihat secara keseluruhan. Terlihat secara keseluruhan adalah tujuan penggunaan teknik ini. Kebaikan Kiara tidak akan terlihat jika hanya menggunakan teknik medium shot maupun teknik close up. Teknik extreme long shot digunakan agar penonton dapat melihat usaha yang dilakukan Kiara untuk membantu bapak penjual caping. Jika Kiara tidak memberitahu sang bapak , mungkin saja barang dagangan sang bapak akan tertinggal jauh dan hilang di jalan. Tindakan dan usaha Kiara uantuk memberitahu sang bapak menggambarkan bentuk kebaikan Axis. Axis akan memberikan pelayanan terbaiknya untuk dapat melayani konsumennya adalah makna yang tersirat dalam scene ini. Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Analisis Scene Keempat Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara menolong seorang wisatawan yang sedang kebingungan Gambar detik ke-23 Gambar detik ke-24 Gambar detik ke-26 Ilustrasi scene ke empat detik ke 23-28: Kiara sedang bersama dengan seorang pria yang memakai topi. Pria tersebut terlihat seperti seorang turis asing yang sedang berlibur. Pria tersebut tersebut membawa sebuah peta sebagi penunjuk arah. Kiara menolong sang turis tersebut dengan menunjukkan arah tempat yang ingin dituju sang turis asing tersebut. Dalam scene ini terdapat percakapan pendek antara Kiara dan sang turis. Kiara : “Ini belok kanan.. itukan..” sambil menunjuk peta. Turis : “Haik..haik..” Kiara : “Terus belok kiri.” Turis : “Kiri, haik..” Kiara : “Ada air mancur..” Kiara menujukkan arah sambil mendiskripsikan tempat yang nantinya akan dilalui sang turis. Sang turis terlihat serius mendengarkan apa yang dikatakan oleh Kiara agar nantinya ia tidak tersesat. Universitas Sumatera Utara ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah tempat yang berupa daerah yang menanjak, hal ini diperlihatkan oleh adanya tangga di tempat tersebut. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene keempat adalah warna coklat, biru, putih dan hijau. Tabel 11. Ikon scene ke empat: Penanda Signifier Petanda Signified Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, rambut pendek, bermata sipit, menggunakan kaca mata pakaian; kaus bewarna biru, ikat pinggang berwarna hitam, dan celana serta topi berwarna coklat. Pria dewasa Pria asing dari Jepang Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terurai. Menggunakan pakaian berwarna putih dengan motif bunga. Anak perempuan Kiara Pada keseluruhan scene ke empat teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah teknik pengambilan gambar medium shot pada detik ke-23 hingga detik ke-26, dengan teknik ini dapat menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal antar subjek. Sudut pandang pengambilan gambar pada scene ke empat menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada scene ke empat detik ke-23 hingga detik ke-26 adalah lensa normal, gambar pada scene tersebut terkesan natural tanpa ada Universitas Sumatera Utara penekanan ataupun penonjolan pada subjek. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Keseluruhan gambar dalam scene ke empat menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya untuk dapat mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. Tempat terjadinya aktifitas pada scene ke empat adalah sebuah daerah yang menanjak, hal ini diperlihatkan oleh adanya tangga, tempat tersebut masih berkesan daerah yang asri dan sejuk. 1. Tataran denotatif Cerita pada scene ke empat adalah saat Kiara yang mengenakan baju berwarna putih dengan motif bunga sedang menjelaskan arah jalan kepada seorang turis asing yang mengenakan baju kaus berwarna biru dan memakai topi berwarna coklat yang berasal dari negara Jepang, hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan sang turis. Sang pria turis dari Jepang tersebut membawa sebuah peta dan meminta bantuan Kiara untuk menunjukkan jalan ke tempat yang akan dia tuju. “Ini belok kanan..” ucap Kiara sambil menunjuk ke arah kanan dan sang turis menjawab: “Haik..haik..” sebagai tanda setuju dan telah mengerti apa yang Kiara maksudkan. “Terus belok kiri”, tunjuk Kiara ke arah kiri dan sang turis menjawab “Kiri, haik..”, lalu Kiara mengatakan “Ada air mancur”. Kiara membantu sang turis menunjukkan arah dan jalan supaya tidak tersesat nantinya. Percakapan pendek antara Kiara dan sang turis asing memperlihatkan kebaikan hati Kiara kepada orang-orang yang ada disekitarnya yang sedang kesusahan walaupun orang tersebut bukanlah dari negaranya. Saat mengarahkan jalan, Kiara berusaha Universitas Sumatera Utara mendeskripsikan tempat yang akan dilalui oleh sang turis yaitu ia nantinya akan melewati sebuah air mancur untuk dapat sampai ke tempat yang akan ia tuju. Sang turis memperhatikan intruksi dengan setengah berjongkok agar setara dengan tubuh mungil Kiara dan supaya apa yang Kiara katakan terdengar lebih jelas. 2. Tataran konotatif Perwujudan sikap menolong Kiara menjelaskan arah sebagai representasi operator Axis yang selalu menolong konsumennya juga ditunjukkan dalam scene ini. dengan kata lain pengguaan teks “suka menolong” ditunjukan untuk tiga scene yang berbeda. Axis yang baik dan suka menolong pada scene ini ini digambarkan saat Kiara menolong seorang turis Jepang yang tidak hafal jalan. Penggunaan turis yang berasal dari Jepang luar negeri sebagai ikon dalam scene ini merupakan representasi dari program Axis yang menjangkau luar negeri. Pelayanan Axis kini dapat dimanfaatkan lebih dari 100 negara dan Axis juga berkerjasama dengan lebih dari 130 operator telekomunikasidi seluruh dunia. Suasana “akrab” dan dekat antara dua individu yang berbeda Kiara dan sang turis merepresentasikan Axis yang berusaha selalu dekat dengan pengguna layanannya. Informasi yang diberikan Kiara mengenai arah jalan merepresentasikan Axis sebagai operator yang senantiasa memberikan layanan yang baik dan jelas. Selain itu, tindakan Kiara adalah perwujudan Axis yang mendengar dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi konsumennya. Saat Kiara menjelaskan tempat yang turis itu tuju kiara berkata: . “Ini belok kanan..” ucap Kiara sambil menunjuk ke arah kanan dan sang turis menjawab: “Haik..haik..” sebagai tanda setuju dan telah mengerti apa yang Kiara maksudkan. “Terus belok kiri”, tunjuk Kiara ke arah kiri dan sang turis menjawab “Kiri, haik..”. Kata “haik” disini mengartikan sang turis Universitas Sumatera Utara mengerti dengan penjelasan Kiara. Kiara dapat menjelaskan dengan baik tempat yang ingin dituju sang turis. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Axis yang selalu transparan, simpel dan tidak rumit dalam melayani pelanggannya. Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Teknik pengambilan gambar secara medium shot bermaksud menegaskan pembentukan suasana yang akrab antara Kiara dan sang turis. Pada keseluruhan scene ke empat teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah teknik pengambilan gambar medium shot, teknik ini dapat menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal antar subjek. 4.2.5 Analisis Scene Kelima Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara membantu mengambilkan pensil warna seorang wanita yang terjatuh di lantai Gambar detik ke-29 Gambar detik ke-31 Gambar detik ke-33 Gambar detik ke-35 Universitas Sumatera Utara Ilustrasi scene ke lima detik 29-36: Kiara sedang berada disebuah ruangan bersama dengan seorang wanita dewasa dan seorang remaja. Saat itu kiara sedang berbicara dengan wanita dewasa yang berada tepat disebelahnya, wanita tersebut adalah mama Kiara. Perhatian Kiara tiba-tiba teralih ketika ia mendengar suara pensil-pensil yang berjatuhan. Pensil tersebut adalah pensil yang dimiliki oleh seorang remaja yang berada tidak jauh dari tempat kiara duduk. Dengan segera Kiara menghampiri remaja tersebut dan membantunya memungut pensil-pensil yang berjatuhan tadi. Kiara menggenggam pensil-pensil yang ia pungut dan menyerahkannya kepada sang remaja. Tatapannya penuh ceria saat memberikan pensil tersebut kepada sang remaja sebagai rasa senangnya untuk membantu sang remaja. “Makasih..”, ujar sang remaja kepada Kiara. Mama Kiara pun tersenyum melihat hal yang dilakukan oleh Kiara. Dalam scene ini muncul teks yang bertuliskan “cekatan” yang secara non verbal mengartikan sikap Kiara yang cekatan dan segera tanggap saat membantu dan menolong orang lain. Kiara selalu tanggap dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Sikap ini merupakan penggambaran dari tindakan cekatan Kiara saat menolong orang lain yang ada di sekitarnya. ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah ruangan terbuka, hal ini diperlihatkan dengan keadaan jendela ruangan yang besar dan memperlihatkan pemandangan luar ruangan yang hijau. Di dalam ruangan tersebut terdapat sofa santai dengan ukuran yang besar yang bisa diduduki oleh lebih dari lima orang. Universitas Sumatera Utara ∗ Warna dominan yang tampak dari scene kelima adalah warna putih, ungu, merah, hijau dan coklat. Tabel 12. Ikon scene ke lima: Penanda Signifier Petanda Signified Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terikat dengan ikat rambut berwarna merah muda, pakaian; kaus lengan pendek berwarna merah muda, celana pendek selutut berwarna putih. Anak perempuan Kiara Manusia dengan ukuran tinggi badan orang dewasa, payudara, rambut diikat, pakaian; baju kaus bewarna coklat dan orange, celana berwarna coklat muda serta menggunakan sepatu hak tinggi berwarna coklat. Wanita dewasa Mama Kiara Manusia dengan ukuran tinggi badan remaja payudara, rambut terurai, pakaian; baju kaos berwarna merah dan rok bercorak merah dan coklat. Remaja putri Pada scene ke lima teknik pengambilan gambar yang digunakan antara lain adalah teknik pengambilan gambar medium long shot dan medium Close up. Teknik pengambilan gambar medium long shot digunakan pada detik ke-29, detik ke-31 dan detik ke-33. Teknik medium long shot menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal dengan subjek namun cangkupan areanya lebih luas daripada medium shot. Pada detik ke-35 teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah medium close up, teknik ini menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal antar subjek dan lebih mendekati kepada hubungan yang intim dan dekat antar subjek. Sudut pandang pengambilan gambar Universitas Sumatera Utara menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada scene ke lima yaitu pada detik ke-29, detik ke-31 dan detik ke-33 adalah lensa normal, gambar pada scene tersebut terkesan natural tanpa ada penekanan ataupun penonjolan pada subjek. namun, pada detik ke-35 lensa yang digunakan adalah lensa tele. Lensa tele menciptakan gambar yang voyeuristik dan terkesan ada kedekatan antar personal antar subjek. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan gambar menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam scene tersebut. Keseluruhan gambar dalam scene ke lima menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. 1. Tataran denotatif Dalam scene ke lima gambar yang muncul adalah saat Kiara sedang bersama seorang wanita dewasa, wanita tersebut adalah mama Kiara. Selain bersama mama, Kiara juga terlihat sedang bersama dengan seorang remaja yang sedang duduk tidak jauh dari tempat Kiara duduk. Kiara terlihat sedang duduk di sebuah ruangan yang bernuansa putih dan berwarna cerah. Ruangan tersebut terlihat sangat sejuk karena dibalut dengan nuansa hijau pedesaan. Saat Kiara sedang mengobrol dengan mamanya, Kiara mendengar suara pensil yang berjatuhan. Perhatian Kiara teralih pada pensil-pensil yang berjatuhan tersebut. Dengan segera ia membantu memungut pensil yang berjatuhan itu dan kemudian Universitas Sumatera Utara menyerahkannya kepada sang remaja. “Terima kasih..” ucap sang remaja kepada Kiara, Kiara pun membalasnya dengan senyumannya. Terpancar rasa terima kasih dan senang dari raut wajah sang remaja atas bantuan Kiara. Pada scene tersebut juga muncul teks yang bertuliskan “cekatan”, teks ini merupakan perwujudan sikap Kiara dalam membantu orang yang ada di sekitarnya. Kiara selalu cekatan dan sesegera mungkin membantu orang lain yang memerlukan bantuannya. 2. Tataran konotatif Scene tersebut mengesankan Axis sebagai operator cekatan dan tanggap atas masalah yang dihadapi pengguna. Pemilihan latar mengesankan Axis sebagai operator yang memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pengguna. Kesan nyaman juga ditegaskan dengan ruangan yang nyaman melalui komposisi warna lembut dan cerah pada latar belakang serta properti dalam scene tersebut. Konsumen yang mengucapkan “terima kasih” adalah gambaran atas respon positif dari konsumen karena Axis telah memberikan pelayanan yang baik. Ekspresi tersenyum yang ditunjukkan Kiara saat menolong orang lain merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal melibatkan bahasa non lisan seperti ekspresi wajah, kontak mata dan gerak tubuh. Senyuman merupakan tanda ketulusan dan perasaan senang melakukan suatu tindakan. Universitas Sumatera Utara 4.2.6 Analisis Scene Keenam Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara membantu sebuah keluarga wisatawan untuk mengambil foto gambar dengan kamera Gambar detik ke-38 Gambar detik ke-40 Ilustrasi scene ke enam detik 37-40: Pada awal scene terlihat satu keluarga turis wisatawan, mereka berempat terdiri dari seorang pria dewasa yang memakai baju berwarna putih, seorang anak laki-laki, seorang wanita dewasa dan seorang remaja putri yang menggunakan baju dengan warna senada. Keempat orang tersebut terlihat sedang mengatur posisi. Mereka mengatur posisi sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh orang lain. Orang yang memberi instruksi ternyata seorang gadis cilik yang menggunakan baju orange dan rambut yang di ikat dua. Gadis cilik itu adalah Kiara, Kiara terlihat sedang memberi arahan kepada keluarga sang turis. Kiara membantu keluarga tersebut mengabadikan moment kebersamaan mereka keluarga wisatawan yang sedang berlibur di Bali dengan menggunakan kamera. “Iya sekali lagi kanan..satu..dua..chesee” ucapnya saat mengarahkan posisi sang keluarga turis asing tersebut. Dalam scene ini juga muncul teks yang bertuliskan “tampa pamrih”, dalam bahasa non verbal teks ini berati kesediaan Kiara menolong semua orang tanpa mengharapkan suatu pamrih. Dengan iklas dan tulus Universitas Sumatera Utara ia menolong keluarga wisatawan tersebut untuk mengabadikan moment berharga mereka dengan sebuah kamera. ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah area terbuka, hal ini ditunjukkan dengan adanya pepohonan disekitarnya dan tidak adanya pembatas ruangan dinding di area tersebut. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene keenam adalah warna hijau, putih, merah, merah muda dan coklat. Tabel 13. Ikon scene ke enam: Penanda Signifier Petanda Signified Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, rambut pendek, pakaian; baju dan celana berwarna putih. Pria dewasa Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, menggunakan perhiasan kalung, payudara, rambut terikat membawa tas yang berwarna orange, pakaian; baju berwarna putih dan celana berwarna coklat. Wanita dewasa Manusia dengan ukuran tinggi badan remaja payudara, rambut diikat, membawa tas, pakaian; baju terusan berwarna putih. Remaja putri Manusia dengan ukuran tinggi badan anak-anak, berambut pendek, pakaian; baju berwarna putih dan celana pendek selutut berwarna coklat. Anak laki-laki Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut panjang terikat dua, pakaian; baju terusan dengan perpaduan warna putih dan orange. Anak perempuan Kiara Pada scene ke enam teknik pengambilan gambar yang digunakan antara lain adalah teknik pengambilan gambar extreme long shot dan medium long shot. Universitas Sumatera Utara Teknik pengambilan gambar medium long shot digunakan pada detik ke-38. Teknik medium long shot menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal dengan subjek namun cangkupan areanya lebih luas dari pada medium shot. Sedangkan pada detik ke-40 digunakan teknik pengambilan gambar extreme long shot, penggunaan teknik ini menggambarkan wilayah yang luas dan diambil pada jarak yang sangat jauh. Teknik pengambilan ini menimbulkan kesan keluarbiasaan dan gambar yang ditunjukkan dapat terlihat secara keseluruhan. Sudut pandang pengambilan gambar pada scene ke enam menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada scene ini terdiri dari dua tipe lensa yaitu tipe lensa normal dan tipe lensa wide atau lebar. Tipe lensa normal digunakan pada detik ke-38, gambar tersebut mengesankan gambar yang natural tanpa ada penekanan ataupun penonjolan pada subjek. Pada detik ke-40 tipe lensa yang digunakan adalah lensa wide lensa lebar, lensa ini menimbulkan kesan dramatis dan luas pada gambar. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Keseluruhan gambar dalam scene ke enam menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. Universitas Sumatera Utara 1. Tataran denotasi Satu keluarga wisatawan terlihat pada scene ini, keluarga tersebut terdiri dari empat orang yaitu sang ayah, ibu, seorang remaja dan anak lelaki kecil yang merupakan bungsu dari keluarga tersebut. Keluarga tersebut terlihat sedang diarahkan oleh suara seorang anak kecil, suara tersebut adalah suara Kiara. “Iya sekali lagi kanan…satu…dua …chesee”, ucapnya kepada keluarga turis tersebut. Kiara terlihat sedang mengatur posisi keluarga sang turis agar mendapatkan angle posisi yang tepat untuk menghasilkan foto yang terbaik. “Satu…dua...” dan kamudian Kiara mengabadikan moment liburan keluarga turis tersebut dengan kamera. Keluarga turis tersebut mengenakan baju dengan warna yang senada dan terlihat sangat kompak dan bahagia. Tempat berlangsung aktifitas tersebut adalah di sebuah area terbuka yang bernuansa hijau dan terkesan seperti berada di daerah pedesaan yang asri. Dalam scene ini juga muncul teks bertuliskan “Tanpa Pamrih” kata ini menandakan bahwa tindakan Kiara untuk membantu orang lain adalah dengan mengharapkan suatu balasan, ia menolong orang lain tanpa mengharapkan pamrih. 2. Tataran konotatif Sikap yang iklas dan tanpa pamrih ditunjukan dalam scene ini. sikap tersebut menggambarkan pelayanan tulus yang diberikan Axis kepada konsumennya. Terlihat satu keluarga wisatawan yang meminta bantuan Kiara untuk mengambil foto dengan kamera. Kiara memberi arahan kepada keluarga wisatawan tersebut agar mendapatkan angle yang terbaik saat difoto. Melalui foto kita dapat menyimpan kenangan dalam bentuk gambar yang dapat selalu diingat Universitas Sumatera Utara dan tak terlupakan. Hal ini mencitrakan Axis memiliki sikap ketulusan melayani konsumennya dan akhir yang diharapkan operator Axis adalah pelayanan yang baik dari Axis tak akan terlupakan dan selalu diingat para penggunanya. Keluarga wisatawan menggunakan baju dengan warna senada seragam menunjukkan kekompakkan keluarga tersebut. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol- simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Bentuk komunikasi non verbal dengan menggunakan objek pakaian seragam inilah yang menandakan mereka adalah keluarga yang rukun, bahagian serta kompak. Baju yang berwarna putih dapat dimaknai sebagai warna ketulusan, bersih tanpa noda dan warna kejujuran. Mengutip dari tulisan “Creating Colour Scheme” oleh Molly E. Holzschlag seorang pakar tentang warna yang membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respon secara psikologis. Warna putih menurut Molly dapat bermakna kemurnian suci, bersih, kecermatan, innocent tanpa dosa, steril dan kematian. Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam penggunaan baju berwarna putih dalam scene ke enam menunjukkan kemurnian, kebersihan dan kejujuran yang dimiliki Axis. Sikap jujur selalu ingin ditunjukkan oleh Axis sebagai sebuah kelebihannya dibandingkan operator lainnya. Sikap jujur terlihat dari iklan dan promo yang jujur dan terpercaya, promo Axis juga menggunakan prosedur yang mudah dan tidak rumit. Universitas Sumatera Utara 4.2.7 Analisis Scene Ketujuh Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara menutup toples yang terbuka penutupnya Gambar detik ke-42 Gambar detik ke-44 Gambar detik ke-45 Ilustrasi scene ketujuh detik 42-45: Dalam scene ini Kiara terlihat sedang berjalan bersama seorang pria dewasa dan seorang wanita dewasa. Tiba-tiba langkah kiara terhenti saat ia melihat sebuah toples yang berada di atas meja dalam keadaan tutupnya terbuka. Kiara kemudian mendatangi meja tersebut dam berusaha menutup toples tersebut dengan tutup toples yang ada ternyata ada di samping toples tersebut. Saat Kiara berusaha menutup toples tersebut muncullah teks yang bertuliskan “peduli”. Dalam bahasa non verbal kata peduli ini mengartikan bahwa Kiara menunjukkan sikap yang peduli terhadap hal-hal yang kecil yang ada disekitarnya. ∗ Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah sebuah ruangan yang didominasi warna coklat pada dinding dan mejanya. Di tempat tersebut terdapat meja panjang yang juga berwarna coklat yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan makanan. ∗ Warna dominan yang tampak dari scene ke tujuh adalah warna coklat, ungu, putih, merah muda, hijau dan kuning. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Ikon scene ketujuh: Penanda Signifier Petanda Signified Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, rambut pendek, pakaian; baju biru dan celana berwarna putih. Pria dewasa Papa Kiara Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, memakai jam tangan wanita, dan rok berwarna merah muda. Wanita dewasa Mama Kiara Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut terikat dua, pakaian; baju terusan berwarna ungu Anak perempuan Kiara Keseluruhan gambar pada scene ke tujuh menggunakan teknik pengambilan gambar medium long shot, teknik medium long shot digunakan pada detik ke-42 sampai dengan detik ke-45. Teknik medium long shot menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal dengan subjek namun cangkupan areanya lebih luas dari pada medium shot. Sudut pandang pengambilan gambar pada scene ke tujuh menggunakan sudut pandang eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Tipe lensa yang digunakan pada scene ke tujuh yaitu tipe lensa normal. Tipe lensa normal yang digunakan scene ketujuh ini mengesankan gambar yang dihasilkan terlihat natural tanpa ada penekanan ataupun penonjolan pada subjek. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan pada scene ini menggunakan teknik high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Gambar dalam scene ke tujuh menggunakan teknik penyuntingan “fade out dan fade in” dan teknik penyuntingan “cut”. Teknik penyuntingan “fade out dan fade in” adalah Universitas Sumatera Utara teknik perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya dengan efek gambar yang hilang perlahan dan sifatnya sementara kemudian muncul perlahan kembali dengan menampilkan gambar yang lain dan gambar yang blank hilang terdapat pada detik ke-41 sebagai efek dari deep to black gambar yang tercipta dari teknik fade in dan fade out. Sedangkan pada pergantian gambar yang lain pada scene ini menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. 1. Tataran denotatif Kiara sedang berjalan dengan seorang pria dan wanita dewasa, kedua orang tersebut adalah papa dan mama Kiara. Saat berjalan bersama Kiara melihat sebuah toples yang terbuka di atas meja saji. Toples tersebut berisi kerupuk dan penutupnya ternyata ada di samping toples tersebut. Langkah Kiara terhenti dan mengarah ke toples yang terbuka tersebut. Ia kemudian menutup toples tersebut dan pada saat itu muncullah teks bertuliskan “Peduli”. Kata peduli menandakan sikap peduli yang ditunjukkan Kiara dengan tindakannya menutup toples kerupuk yang sedang dalam keadaan terbuka. 2. Tataran konotatif Pada scene ke tujuh terlihat Kiara sedang bersama dengan papa dan mamanya, tiba-tiba langkah Kiara terhenti saat melihat sebuah toples kerupuk dalam keadaan terbuka. Kiara kemudian menutup toples tersebut saat orang lain tidak menyadari bahwa toples tersebut sedang dalam keadaan terbuka. Orang cenderung bersikap acuh dan tidak menyadari hal-hal kecil yang ada di sekitar mereka. Kiara tanggap dan peduli terhadap hal-hal yang banyak orang Universitas Sumatera Utara menganggap remeh. Kiara sadar bahwa kerupuk yang ada dalam toples jika tidak tertutup rapat menyebabkan kualitas kerupuk berkurang. Kepedulian kiara terhadap hal kecil yang ada di sekitarnya menandakan perhatian yang besar kepada lingkungan di sekitarnya. Orang lain dalam scene ini seolah-olah mewakili keberadaan operator yang lain. Tindakan yang Kiara lakukan merupakan perwujudan dari sikap Axis yang selalu tanggap terhadap hal-hal yang kecil yang tidak diperhatikan oleh operator lainnya. Pelayanan yang optimal berusaha diberikan Axis kepada konsumennya melalui pencitraan tersebut. Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Dalam scene ini teknik medium long shot digunakan untuk menunjukkan bahwa dengan tubuh yang lebih rendah dari toples yang berisi kerupuk yang berada dia atas meja saji, Kiara tetap saja berusaha menutup toples yang berisi kerupuk agar tetap renyah tidak masuk angin dan tetap dalam keadaan yang baik. Teknik ini memungkinkan penonton melihat Kiara yang masih bertubuh kecil dan tingginya posisi dari toples yang berisi kerupuk. 4.2.8 Analisis Scene Kedelapan Iklan Axis Versi Senyum Kiara Kiara mengambilkan buku daftar menu untuk seorang pria Gambar detik ke-47 Gambar detik ke-49 Gambar detik ke-52 Universitas Sumatera Utara Gambar detik ke-54 Gambar detik ke-56 Ilustrasi scene kedelapan detik 46-56: Pada scene delapan digambarkan situasi sibuk yang tengah terjadi di sebuah restoran tempat makan, kesimpulan ini diambil dengan alasan banyaknya meja dan kursi di dalam ruangan tersebut serta adanya tokoh yang digambarkan selayaknya pelayan scene tersebut. Terlihat seorang pria dewasa yang sedang bersama pasangannya memanggil pelayan yang sedang melewatinya. “mbak..mbak…mbak… sini deh” ucapnya. Namum karena keadaan restoran tersebut tengah ramai, pelayan itupun mengacuhkannya. Pria tersebut kemudian beusaha mencari pelayan lain yang dapat melayani dirinya dan pasangannya. Melihat kejadian tersebut Kiara berinisiatif mengambilkan buku daftar menu untuk pria tersebut. Kiara menghampiri pria tersebut, Kiara menepuk tangan sang pria untuk mendapatkan perhatian pria tersebut. Setelah sang pria tersebut menyadari keberadaannya, Kiara kemudian menyerahkan buku daftar menu yang ia ambil kepada pria tersebut. “Makasih..” ujar sang pria, Kiara membalasnya dengan senyuman sebagai pernyataan terima kasih kembali. Dalam scene ini juga muncul sebuah teks yang bertuliskan “hanya untukmu”. Dalam bahasa non verbal kata hanya untukmu ini mengartikan bahwa pelayanan yan Axis berikan adalah Universitas Sumatera Utara hanya akan diberikan kepada pengguna setia yang telah memilih Axis sebagai operator andalannya. • Latar dari tempat terjadinya aktifitas diatas adalah sebuah sebuah ruangan yang banyak terdapat meja dan kursi. Tempat tersebut digambarkan selayaknya sebuah restoran tempat makan. Restoran tersebut menggunakan konsep restoran dengan ruangan terbuka. • Warna dominan yang tampak dari scene ke delapan adalah warna coklat, orange dan putih. Ikon scene ke delapan: Penanda Signifier Petanda Signified Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, rambut pendek, pakaian; baju motif bunga dan celana berwarna coklat. Pria dewasa Tamu restoran Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, payudara, pakaian; baju berwarna hijau dan rok berwarna putih. Wanita dewasa Tamu restoran Manusia dengan tinggi badan ukuran anak-anak, rambut terikat dua, pakaian; baju terusan berwarna ungu Anak perempuan Kiara Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, payudara, pakaian; baju seragam berwarna putih dan rok bercorak batik berwarna hijau. Wanita dewasa Pelayan restoran Manusia dengan tinggi badan ukuran dewasa, menggunakan penutup kepala peci hitam, pakaian; baju seragam berwarna putih. Pria dewasa Pelayan restoran Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada scene ke delapan adalah long shot, medium long shot dan medium close up. Teknik pengambilan gambar long shot terjadi pada detik ke-47, teknik ini digunakan agar kamera Universitas Sumatera Utara menangkap seluruh wilayah dari tempat kejadian, akhirnya menimbulkan kesan bahwa subjek sebagai bagian kecil dalam gambar. Sedangkan teknik pengambilan gambar medium close up terjadi pada detik ke-49, detik ke-54 dan detik ke-56. Teknik pengambilan gambar medium close up menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal antar subjek dan lebih mendekati kepada hubungan yang intim dan dekat antar subjek. Pada detik ke-52 teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah medium long shot, teknik ini menggambarkan banyak bagian dari scene yang ada serta menimbulkan kesan hubungan yang personal dengan subjek namun cangkupan areanya lebih luas daripada medium shot. Sudut pandang pengambilan gambar menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Ada tiga buah lensa yang digunakan pada scene ke delapan, lensa yang digunakan antara lain: lensa wide lebar, lensa tele dan lensa normal. Lensa wide digunakan pada gambar detik ke-47, lensa wide ini menimbulkan kesan dramatis dan luas pada gambar. Sedangkan lensa tele yang digunakan pada detik ke-49, detik ke-54 dan detik ke-56 digunakan agar gambar yang dihasilkan menciptakan gambar yang voyeuristik dan terkesan ada kedekatan antar personal antar subjek. Tipe lensa normal yang digunakan scene kedelapan ini mengesankan gambar yang dihasilkan terlihat natural tanpa ada penekanan ataupun penonjolan pada subjek. Seluruh gambar dalam scene ini digunakan deep fokus, artinya semua unsur dalam gambar adalah penting. Pencahayaan menggunakan high key yang dapat menimbulkan kesan riang dan cerah dalam gambar. Gambar dalam scene ke Universitas Sumatera Utara delapan menggunakan teknik penyuntingan “cut” yaitu perpindahan dari gambar satu ke gambar lainnya mewujudkan sebuah bentuk kesinambungan gambar. 1. Tataran denotatif Situasi yang sibuk terlihat di sebuah restoran tempat makan, terlihat seorang pria yang sedang bersama pasangannya memanggil pelayan restoran: “Mbak..mbak..mbak.. sini deh”, ucap sang pria. Namun karena restoran dalam keadaan ramai pelayan tersebut mengacuhkannya. Pria tersebut kemudian berusaha mencari pelayan lainnya untuk memesan makan untuk ia dan pasangannya. Kiara melihat kejadian tersebut dan berinisiatif untuk mengambil buku daftar menu untuk pria tersebut. Kiara kemudian menghampiri sang pria dan menepuk tangan sang pria. Sang pria kemudian berbalik ke arah Kiara dan melihat Kiara memegang buku daftar menu tersebut. Kiara kemudian menyerahkan buku daftar menu kepada sang pria, pria tersebut menyambut buku daftar menu tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Kiara. “Makasih..” ujar sang pria, Kiara membalas ucapan tersebut dengan senyuman dalam scene ke delapan muncul teks yang bertuliskan “Hanya Untukmu”, kata ini mengartikan bahwa bantuan pelayanan yang diberikan oleh Kiara adalah untuk sang pria. 2. Tataran konotatif Axis hadir hanya untuk para pelanggannya dan Axis selalu memperhatikan konsumennya, hal ini divisualisasikan pada scene ke delapan dalam iklan Axis versi Senyum Kiara. Situasi yang sibuk terlihat di sebuah restoran tempat makan, dalam scene tersebut Kiara terlihat sedang memperhatikan seorang pria yang berusaha memanggil pelayan restoran. Namun karena seluruh pelayanan Universitas Sumatera Utara tengah sibuk, sang pria diabaikan oleh sang pelayan. Dengan segera Kiara mengambil buku daftar menu dan memberikannya kepada sang pria. Tatapan mata yang polos Kiara tunjukkan saat memberikan daftar menu kepada sang tamu restoran memancarkan ketulusan. Axis selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya, daftar menu yang diberikan kepada sang pria menyimbolkan bentuk pelayanan yang diberikan Axis tertuju pada satu orang merupakan perwujudan pelayanan yang “Hanya untukmu” yang secara optimal diberikan kepada pelanggan setia Axis. Dilihat dari segi teknik penyuntingan gambar: Penggunaan teknik medium close up pada detik ke-54 merupakan suatu penegasan bahwa kebaikan akan lebih terlihat dan terfokus jika pengambilan gambar diambil dengan jarak yang lebih dekat.

4.2.9 Analisis Scene Penutup Iklan Axis Versi Senyum Kiara Motto dan Logo Axis

Gambar detik ke-58 Gambar detik ke-60 Gambar detik ke-61 Universitas Sumatera Utara Ilustrasi pada scene penutup detik 57-62: Pada scene penutup ini hanya muncul tulisan beserta logo Axis. Scene ini mewakili keseluruhan cerita yang ada pada iklan tersebut. Dalam iklan ini muncullah tulisan “Semangat Kiara kami wujudkan melalui pelayanan terbaik untukmu” kemudian muncullah logo dari Axis serta motto yang dijunjung Axis yaitu Axis sebagai “GSM YANG BAIK” beserta alamat situs Axis tepat dibawah motto Axis. Alamat situs tersebut bertuliskan: www.axisworld.co.id. • Warna dominan yang tampak dari scene kedelapan adalah warna putih, kuning, ungu, merah dan hitam. Teknik penyuntingan pada scene penutup ini merupakan rekayasa dan kerja dari komputer, namun penempatan gambar pada scene penutup ini menggunakan sudut pandang pengambilan gambar menggunakan eye level yang menandakan gambar yang dihasilkan terlihat sejajar antara subjek dan pemandang. Gambar yang dihasilkan mempunyai efek-efek tertentu yang dapat menunjang kesempurnaan pesan yang ada didalamnya. Pesan utama dalam scene ini adalah semangat yang diberikan oleh Kiara merupakan perwujudan pelayanan yang diberikan Axis kepada para pelanggannya. Dan tulisan “AXIS GSM YANG BAIK” merupakan tagline dari GSM Axis.

4.3 Analisis Iklan Axis versi Senyum Kiara secara keseluruhan.

Tujuan utama menganalisis iklan dengan menggunakan analisis semiotika adalah untuk ”membaca” iklan. Dalam iklan televisi penafsir “pembaca” harus menemukan makna terselubung latent meaning yang terkait dengan mitos dan Universitas Sumatera Utara muatan ideologi tertentu. Persoalannya, relativitas kebenaran makna dalam semiotika menyebabkan sebuah tanda dapat dimaknai beragam. Setiap tanda dalam bahasa Barthes, memiliki sifat polisemy alias berpotensi multitafsir. Hal tersebut disebabkan oleh sifat ambigu dari penanda dan kemungkinan yang diberikan oleh penanda tersebut untuk diinterpretasikan. Oleh karenanya, kendati tidak ada prosedur teknis baku dalam kajian semiotika, seorang ”pembaca”, bukan sekadar penonton tetapi perlu menstrukturkan iklan secara rapi dan konsisten. Rambu-rambu ini penting mengingat tidak terbatasnya tanda yang ada di dalamnya dapat menyebabkan seorang pembaca iklan tersesat dalam rimba tanda, yang menyebabkan proses penafsiran larut dalam problem unlimited semiosis. Dalam iklan Axis versi Senyum kiara peneliti berusaha mencari literatur sebanyak-banyaknya untuk menghasilkan penelitian yang paling kaya akan informasi dan tidak meluas dari konsep yang dimiliki oleh perusahaan atau tim kreatif yang membuat iklan tersebut. John Fiske 1987:5 mengajukan tiga level kode yang dapat dimaknai dalam menggali ideologi tayangan televisi dimana iklan termasuk di dalamnya. Level pertama adalah “realitas”, meliputi tampilan visual semacam penampilan, pakaian, make up, perilaku, pembicaraan, gesture, ekspresi, suara dan lain-lain. Level yang bersifat permukaan ini merupakan level kode yang bersifat teknis. Level kedua adalah “representasi” dimana penggunaan kamera, pencahayaan, editing, musik dan suara. Anasir-anasir tersebut dapat merepresentasikan makna tentang situasi yang dibangun seperti konflik, karakter, seting dan sebagainya. Level ketiga adalah level ideologi. Sebagai level terdalam, level ini merepresentasikan sejauh mana ideologi yang dibangun dalam sebuah tayangan iklan. Pembaca dapat menilai makna-makna tersembunyi di balik iklan Universitas Sumatera Utara televisi dengan menilai sejauh mana koherensinya dengan situasi sosial konteks yang dapat diterima dan masuk akal. 4.3.1Tataran Denotatif Iklan Axis Kasus yang hendak dianalisis dalam tampilan audio dan visual disisni adalah iklan Axis versi Senyum Kiara. Analisis temuan data dalam kaitannya dengan deskripsi subjek dapat dilihat di bawah ini: Cerita dimulai saat sebuah mobil yang berwarna kuning emas metalik datang dan berhenti di suatu tempat yang bernuansa pedesaan. Nuansa pedesaan terlihat dari latar sawah, mobil yang berwarna kuning emas metalik tersebut berhenti di dekat bapak penggembala bebek bersama dengan bebek-bebek piaraannya. Kemudian dari dalam mobil turunlah sesosok gadis cilik Kiara yang sedang menangkap seekor bebek kecil yang tertinggal dari kawanannya. Kiara kemudian menyerahkan bebek yang ia tangkap kepada pak penggembala bebek dan kemudian melanjutkan perjalanannya. Pada scene kedua Terlihat sebuah jeruk yang disematkan ke dalam rangkaian persembahan sesaji menggunakan tangan kanan. Ternyata tangan tersebut adalah tangan Kiara, Kiara menolong seorang wanita menyematkan jeruk yang terpisah dari rangkaian sesaji yang berada di atas kepalanya. Sebagai perwujudan rasa terima kasihnya sang ibu kemudian mengajak tos Kiara. Pada scene ketiga adegan dimulai saat seorang pria sedang mengayuh sepeda ontel membawa caping sebagai barang dagangannya. Saat pria tersebut melaju cepat dengan sepedanya, kemudian terlihat sosok Kiara dengan menggunakan sepeda mininya berusaha memanggil bapak penjual caping, “Pak…pak…pak.. ininya ketinggalan”, Kiara memanggil bapak penjual caping karena kiara ia melihat caping sang bapak berjatuhan di jalan. Pada scene keempat Universitas Sumatera Utara digambarkan Kiara sedang bersama dengan seorang pria yang memakai topi. Pria tersebut terlihat seperti seorang turis asing yang berasal dari Jepang yang sedang berlibur. Pria tersebut tersebut membawa sebuah peta sebagi penunjuk arah. Kiara menolong sang turis tersebut dengan menunjukkan arah tempat yang ingin dituju sang turis asing tersebut. Sepertinya ia sedang kebingungan mencari tempat yang ia tuju, dengan senang hati Kiara menjelaskan tempat yang akan dituju pria tersebut. Dalam scene ini terdapat percakapan singkat antara Kiara dan sang turis saat Kiara menjelaskan arah kepada sang turis. Dalam scene ke lima gambar yang muncul adalah saat Kiara sedang bersama seorang wanita dewasa, wanita tersebut adalah mama Kiara. Selain bersama mama, Kiara juga terlihat sedang bersama dengan seorang remaja yang sedang duduk tidak jauh dari tempat Kiara duduk. Kiara terlihat sedang duduk di sebuah ruangan yang bernuansa putih dan berwarna cerah. Ruangan tersebut terlihat sangat sejuk karena dibalut dengan nuansa hijau pedesaan. Saat Kiara sedang mengobrol dengan mamanya, Kiara mendengar suara pensil yang berjatuhan. Perhatian Kiara teralih pada pensil- pensil yang berjatuhan tersebut. Dengan segera ia membantu memungut pensil yang berjatuhan itu dan kemudian menyerahkannya kepada sang remaja. “Terima kasih..” ucap sang remaja kepada Kiara, Kiara pun membalasnya dengan senyumannya. Dalam scene ke lima, gambar yang muncul adalah saat Kiara sedang bersama seorang wanita dewasa, wanita tersebut adalah mama Kiara. Selain bersama mama, Kiara juga terlihat sedang bersama dengan seorang remaja yang sedang duduk tidak jauh dari tempat Kiara duduk. Kiara terlihat sedang duduk di sebuah ruangan yang bernuansa putih dan berwarna cerah. Ruangan tersebut terlihat sangat sejuk karena dibalut dengan nuansa hijau pedesaan. Universitas Sumatera Utara Perhatian Kiara teralih pada, suara pensil yang berjatuhan. Pensil-pensil yang berjatuhan tersebut adalah milik seorang remaja yang berada tidak jauh dari dirinya. Dengan segera ia membantu memungut pensil yang berjatuhan itu dan kemudian menyerahkannya kepada sang remaja. “Terima kasih..” ucap sang remaja kepada Kiara, Kiara pun membalasnya dengan senyumannya. Satu keluarga wisatawan terlihat pada scene keenam ini, keluarga tersebut terdiri dari empat orang yaitu sang ayah, ibu, seorang remaja dan anak lelaki kecil yang merupakan bungsu dari keluarga tersebut. Keluarga tersebut terlihat sedang diarahkan oleh suara seorang anak kecil, suara tersebut adalah suara Kiara. “Iya sekali lagi kanan…satu…dua …chesee”, ucapnya kepada keluarga turis tersebut. Kiara terlihat sedang mengatur posisi keluarga sang turis agar mendapatkan angle posisi yang tepat untuk menghasilkan foto yang terbaik. “Satu…dua...” dan kamudian Kiara mengabadikan moment liburan keluarga turis tersebut dengan kamera. Pada scene ketujuh terlihat Kiara sedang berjalan dengan seorang pria dan wanita dewasa, kedua orang tersebut adalah papa dan mama Kiara. Saat berjalan bersama Kiara melihat sebuah toples yang terbuka di atas meja saji. Toples tersebut berisi kerupuk dan penutupnya ternyata ada di samping toples tersebut. Langkah Kiara terhenti dan mengarah ke toples yang terbuka tersebut. Ia kemudian menutup toples tersebut dan pada saat itu muncullah teks bertuliskan “Peduli”. Kata peduli menandakan sikap peduli yang ditunjukkan Kiara dengan tindakannya menutup toples kerupuk yang sedang dalam keadaan terbuka. Pada scene kedelapan situasi yang sibuk terlihat di sebuah restoran tempat makan, terlihat seorang pria yang sedang bersama pasangannya memanggil pelayan restoran: “Mbak..mbak..mbak.. sini deh”, ucap sang pria. Namun karena restoran Universitas Sumatera Utara dalam keadaan ramai pelayan tersebut mengacuhkannya. Pria tersebut kemudian berusaha mencari pelayan lainnya untuk memesan makan untuk ia dan pasangannya. Kiara melihat kejadian tersebut dan berinisiatif untuk mengambil buku daftar menu untuk pria tersebut. Kiara kemudian menghampiri sang pria dan menepuk tangan sang pria. Sang pria kemudian berbalik ke arah Kiara dan melihat Kiara memegang buku daftar menu tersebut. Kiara kemudian menyerahkan buku daftar menu kepada sang pria, pria tersebut menyambut buku daftar menu tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Kiara. Pada scene penutup hanya muncul tulisan beserta logo Axis. Scene ini mewakili keseluruhan cerita yang ada pada iklan tersebut. Dalam iklan ini muncullah tulisan “Semangat Kiara kami wujudkan melalui pelayanan terbaik untukmu” kemudian muncullah logo dari Axis serta motto yang dijunjung Axis yaitu Axis sebagai “GSM YANG BAIK” beserta alamat situs Axis tepat dibawah motto Axis. Alamat situs tersebut bertuliskan: www.axisworld.co.id. Scene penutup ini merupakan rekayasa dan kerja dari komputer yang digunakan untuk menjelaskan semua cerita yang ada di dalam iklan tersebut. Scene tersebut menjelasakan bahwa Kiara merupakan perwujudan dari Axis yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. 4.3.2 Tataran Konotatif Axis Dari data yang ada peneliti kemudian menganalisisnya menggunakan pendekatan struktualis, peneliti mencoba mengkaji lebih lanjut mengenai makna tanda yang tersembunyi dalam video iklan Axis versi Senyum Kiara menggunakan tataran konotatif atau signifikasi tahap kedua Roland Barthes, dimana dia mengelompokkan kode-kode yang ada menjadi lima kisis-kisi kode, Universitas Sumatera Utara yakni kode hermeneutik, kode sematik, kode simbolik, kode narasi dan kode kebudayaan. Dalam iklan Axis versi Senyum Kiara, kode narasi dalam iklan ini adalah sebagai sebuah kode yang mengandung cerita atau narasi tentang seorang gadis cilik yang bernama Kiara yang berasal dari Denpasar Bali. Kiara adalah seorang anak yang selalu ceria, cekatan, peduli, dan suka menolong. Hal ini merupakan gambaran Axis sebagai operator yang baik yang direpresentasikan melalui sosok Kiara. Melalui tokoh Kiara, Axis berusaha menunjukkan pelayanan yang optimal. Kiara merupakan perwujudan dari Axis. Kiara yang suka menolong, Kiara yang cekatan dan Kiara yang menolong tanpa pamrih. Semua pelayan tersebut Axis berikan hanya untuk penggunanya. Kode narasi proaetik juga hendak menceritakan sesuatu melalui ekspresi wajah, postur dan bahasa tubuh hingga properti pakaian yang mengisyaratkan suatu kode. Wajah yang selalu tersenyum yang ditunjukkan oleh Kiara adalah salah satu kode yang menandakan keceriaan dan ketulusan dari Kiara. Kiara yang menjadi tokoh utama iklan ini adalah seorang anak kecil yang berusia 7 tahun yang berasal dari Denpasar Bali. Penggunaan Kiara yang masih berusia muda menggambarkan Axis yang berumur muda dalam persaingan penyedia layananan telepon seluler GSM di Indonesia. Tokoh Kiara bukanlah artis cilik yang telah dikenal melainkan wajah baru dalam industri periklanan, secara tersirat hal ini menandakan “kebaruan” Axis dalam industri penyedia layanan kartu telepon seluler GSM di Indonesia. Ikon seorang gadis cilik yang ditampilkan pada iklan ini merupakan inti atau pokok iklan yang berfungsi sebagai eye catcher atau attention gatter. Iklan ini mengajak kepada penontonnya Universitas Sumatera Utara untuk menyadari suatu bentuk kebaikan dari dapat dimulai dari hal-hal yang kecil. Menyematkan jeruk yang terlepas dari rangkaiannya bisa dikatakan kebaikan yang kecil dibandingkan dengan dengan memberikan suatu barang kepada orang lain namun dari hal kecil itulah kebaikan terlihat sangat tulus sejalan dengan ketulusan yang Axis berikan kepada penggunanya. Kiara membantu menyematkan jeruk ke dalam rangkaian sesaji menggunakan tangan kanan. Tangan kanan dalam kebudayaan Indonesia merupakan tangan yang baik untuk memberikan sesuatu bagi orang lain. Dalam budaya timur, tangan kanan menunjukkan bahwa ia memberikan suatu kebaikan kepada orang yang ada di sekitarnya. Kode kultural atau kebudayaan nampak dalam iklan Axis, hal ini terlihat saat jeruk pada rangkaian sesaji disematkan, sesaji digunakan sebagai persembahan untuk para dewa. Sesaji akan diberikan pada saat upacara-upacara keagamaan. Unsur budaya sangat kental terlihat, hal ini merupakan salah salah satu yang mencerminkan indonesia. Pendekatan kultural menjadi sesuatu yang menarik dan berbeda yang ingin di perlihatkan Axis. Pendekatan halus inilah yang diharapkan akan menciptakan pencitraan Axis yang meng-Indonesia. Kode simbolik dalam iklan ini muncul saat Kiara juga membantu bapak penjual caping yang meninggalkan barang dagangannya di jalan. Axis membantu semua golongan masyarakat, termasuk golongan kelas bawah. Konsumen kelas bawah disini dsimbolkan dengan penggunaan ikon seorang bapak yang menjual caping. Seorang penjual caping diangggap sebagai orang biasa-biasa saja dan tidak termasuk orang yang memiliki penghasilan yang tetap. Ikon seorang penjual caping sepeda ontel juga dapat dimaknai tarif komunikasi yang ditawarkan Axis terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Sikap menolong yang ditujukan kepada Universitas Sumatera Utara masyarakat kelas bawah merupakan komitmen Axis yang melayani seluruh golongan masyarakat. Pelayanan optimal akan diberikan Axis sebagai perwujudan “kebaikan” dan representasi bahwa Axis adalah GSM yang baik. Kiara menolong seorang turis Jepang yang tidak hafal jalan. Penggunaan turis yang berasal dari Jepang luar negeri sebagai ikon dalam scene ketiga merupakan representasi dari program Axis yang menjangkau luar negeri. Pelayanan Axis kini dapat dimanfaatkan lebih dari 100 negara dan Axis juga berkerjasama dengan lebih dari 130 operator telekomunikasi di seluruh dunia. Informasi yang diberikan Kiara mengenai arah jalan merepresentasikan Axis sebagai operator yang senantiasa memberikan layanan yang baik dan jelas. Selain itu, tindakan Kiara adalah perwujudan Axis yang mendengar dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi konsumennya. Scene kelima mengesankan Axis sebagai operator cekatan dan tanggap atas masalah yang dihadapi pengguna. Pemilihan latar mengesankan Axis sebagai operator yang memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pengguna. Kesan nyaman juga ditegaskan dengan ruangan yang nyaman melalui komposisi warna lembut dan cerah pada latar belakang serta properti dalam scene tersebut. Konsumen yang mengucapkan “terima kasih” adalah gambaran atas respon positif dari konsumen karena Axis telah memberikan pelayanan yang baik. Sikap yang iklas dan tanpa pamrih juga ditunjukan dalam iklan ini. sikap tersebut menggambarkan pelayanan tulus yang diberikan Axis kepada konsumennya. Terlihat satu keluarga wisatawan yang meminta bantuan Kiara untuk mengambil foto dengan kamera. Melalui foto kita dapat menyimpan Universitas Sumatera Utara kenangan dalam bentuk gambar yang dapat selalu diingat dan tak terlupakan. Hal ini mencitrakan Axis memiliki sikap ketulusan melayani konsumennya dan akhir yang diharapkan operator Axis adalah pelayanan yang baik dari Axis tak akan terlupakan dan selalu diingat para penggunanya. Kostum berwarna putih yang digunakan para tokoh dalam scene ke enam menggambarkan kemurnian, kebersihan dan kejujuran yang dimiliki Axis. Sikap jujur selalu ingin ditunjukkan oleh Axis sebagai sebuah kelebihannya dibandingkan operator lainnya. Sikap jujur terlihat dari iklan dan promo yang jujur dan terpercaya, promo Axis juga menggunakan prosedur yang mudah dan tidak rumit. Ini merupakan aplikasi dari kode komoditas busana yang mempunyai makna tersendiri yang menampilkan suatu makna yang tersembunyi. Pada scene ke tujuh terlihat Kiara sedang bersama dengan papa dan mamanya, tiba-tiba langkah Kiara terhenti saat melihat sebuah toples kerupuk dalam keadaan terbuka. Kiara kemudian menutup toples tersebut saat orang lain tidak menyadari bahwa toples tersebut sedang dalam keadaan terbuka. Orang cenderung bersikap acuh dan tidak menyadari hal-hal kecil yang ada di sekitar mereka. Kiara tanggap dan peduli terhadap hal-hal yang banyak orang menganggap remeh. Kiara sadar bahwa kerupuk yang ada dalam toples jika tidak tertutup rapat menyebabkan kualitas kerupuk berkurang. Kepedulian kiara terhadap hal kecil yang ada di sekitarnya menandakan perhatian yang besar kepada lingkungan di sekitarnya. Orang lain dalam scene ini seolah-olah mewakili keberadaan operator yang lain. Tindakan yang Kiara lakukan merupakan perwujudan dari sikap Axis yang selalu tanggap terhadap hal-hal yang kecil yang tidak diperhatikan oleh operator lainnya. Pelayanan yang optimal berusaha Universitas Sumatera Utara diberikan Axis kepada konsumennya melalui pencitraan tersebut. Dalam iklan tersebut nuansa kekeluargaan terlihat jelas, hal ini merepresentasikan Axis yang selalu ingin dekat dengan penggunanya. Dalam sebuah keluarga akan timbul sikap pengertian dan saling membantu. Semua dilakukan atas dasar ketulusan dan dilengkapi dengan senyuman sebagai tanda kebahagiaan. Axis hadir hanya untuk para pelanggannya dan Axis selalu memperhatikan konsumennya, hal ini divisualisasikan pada scene ke delapan dalam iklan Axis versi Senyum Kiara. Situasi yang sibuk terlihat di sebuah restoran tempat makan, dalam scene tersebut Kiara terlihat sedang memperhatikan seorang pria yang berusaha memanggil pelayan restoran. Namun karena seluruh pelayanan tengah sibuk, sang pria diabaikan oleh sang pelayan. Dengan segera Kiara mengambil buku daftar menu dan memberikannya kepada sang pria. Tatapan mata yang polos Kiara tunjukkan saat memberikan daftar menu kepada sang tamu restoran memancarkan suatu bentuk ketulusan dari tindakan yang Kiara lakukan. Nuansa pedesaan yang diwakili oleh warna hijau, coklat dan warna biru merupakan warna kehidupan yang bernuansa fresh, mengandung makna usia muda dan alami. Warna biru melambangkan kreatifitas, warna yang terang dan riang yang melambangkan keceriaan yang sering dikaitkan hidup yang menyenangkan dan kebahagian Penggunaan jingle dalam iklan Axis versi Senyum Kiara bernuansakan etnik Indonesia, penggunaan gong sebagai instrumen utama memberikan nuansa Indonesia. Axis yang meng-Indonesia dan Axis untuk Indonesia adalah image yang ingin dibentuk oleh Axis. Penggunaan jingle dapat memberikan energi yang Universitas Sumatera Utara positif. Jingle dapat menciptakan sikap pemikiran dan semangat bagi yang mendengarnya. Jingle iklan sangat menghindari persepsi yang negatif. Bahkan masih ada yang menilai sebuah jingle menurut feng-shui sehingga mengorbankan komposisi musik demi hal-hal yang tidak logis. Sebuah jingle iklan, harus dapat membangkitkan semangat dan gairah pendengarnya dengan musik yang easy listening. Kalaupun musiknya menggambarkan kesedihan, ia harus sanggup membangkitan semangat dan harapan positif. Audio-visual adalah media yang efektif dalam merangsang persepsi pemahaman. Informasi visual yang datang bersamaan dengan audio synchro memberikan pengalaman sensasi yang luar biasa bagi penerima dan akan lebih diingat oleh penerimanya. Jingle saat ini telah mengalami perkembangan, dalam perkembangan musik iklan munculah apa yang disebut sebagai modern jingle yang merupakan ekses dari modernisme musik. Komposisi musik iklan gaya ini tidak lagi berupa lagu pop pendek jadul jaman dulu, tetapi sudah menembus batas-batas kaidah musik, yaitu sound based composition yang seluruhnya merupakan sound design; Extended Techniques and Sounds, mulai dari teknik memainkan instrumen musik hingga pemanfaatan teknologi pengolah suara; Speech and Singing, musik dengan efek-efek narasi, penggunaan efek vocal dan berbagai teknik vocal; dan Tonality Expansion, komposisi musik yang atonal, politonal, pattern sequencing, dan lain-lain. Dengan kekayaan musik Indonesia, Axis berusaha menggabungkan unsur etnik khas Indonesia dan unsur musik modern menjadi sesuatu yang lebih segar dan enak untuk didengar. Jenis tipe huruf alfabet yang digunakan dalam iklan ini diharapkan dapat menghadirkan, membangkitkan, menggambarkan perasaan atau suasana tertentu Universitas Sumatera Utara pada suatu komposisi. Tipe huruf yang digunakan pada iklan ini merupakan tipe huruf Sans Serif. Jenis huruf ini tidak memiliki garis-garis kecil yang disebut counterstroke. Huruf ini berkarakter streamline, fungsional dan kontemporer. Jenis huruf ini dapat menciptakan kesan lebih santai dibandingkan jika menggunakan jenis huruf yang lain. Jenis huruf ini dikenal sebagai huruf gometris, monotoal dan tegas. Tipe huruf ini cocok dipakai untuk menciptakan kontras antara teks isi dengan jenis informasi lain dan dipakai untuk keperluan menata informasi. Banyak desainer menggunakan sans serif untuk headline, headline sekunder dan teks head judul kecil dalam teks. Teks dalam iklan ini digunakan sebagai penegas dari tindakan yang dilakukan oleh Kiara. Unsur keterbacaan juga menjadi alasan dipilihnya jenis huruf ini. Jenis tulisan Sans Serif akan mudah terbaca dibandingkan dengan jenis huruf Black Letter yang mempunyai tingkat keterbacaan yang lebih rendah. Kode hermeneutik berhubungan dengan teka-teki yang timbul dalam sebuah wacana. Semua telah terjawab saat keseluruhan cerita telah diulas, pertanyaan tentang siapakah tokoh-tokoh dalam iklan tersebut? Peristiwa apa saja yang terjadi? Dan bagaimana tujuannya? Pada scene penutup muncul tulisan “Semangat Kiara kami tunjukkan melalui pelayanan terbaik untukmu”. Teks ini merupakan representasi dari keseluruhan cerita yang ada dalam iklan ini. Bentuk pelayanan Axis yang digambarkan melalui sosok Kiara menunjukkan komitmen Axis yang suka menolong, selalu cekatan, tulus, dan peduli. Penggunaan berbagai tempat latar juga merupakan komitmen Axis untuk memberikan pelayanan di mana saja dan kapan saja. Universitas Sumatera Utara Teknik pengambilan gambar dalam iklan ini menggunakan berbagai variasi. Setiap teknik pengambilan gambar mempunyai arti tersendiri, teknik extreme long shot menggambarkan secara luas dan menyeluruh suatu scene. Begitu pula penggunaan teknik medium shot dan close up akan digunakan untuk memberikan kesan lebih mendalam dan menciptakan fokus terhadap adegan yang akan diambil. Adegan-adegan saat Kiara menunjukkan kebaikannya lebih banyak menggunakan teknik medium shot dan close up. Hal ini dimaksudkan agar penonton terfokus pada kebaikan Kiara dan bukan pada hal yang lainnya. Sudut pandang menggunakan eye level ditujukan agar khalayak yang melihat setiap adegan yang disajikan dapat hanyut dan terbawa dalam cerita. Gambar yang diambil dengan eye level shot, memposisikan subjek dan pemandang sama berada dalam posisi yang sama. Berbeda dengan kesan yang muncul dari low angle shot, subjek akan terkesan lebih powerfull, lebih otoratif dibandingkan dengan posisi khalayak ataupun pemandang. Begitu pula dengan high angle shot, memposisikan khalayak diatas subjek. Posisi semacam ini secara tidak langsung memposisikan orang yang diatas lebih powerfull dan lebih mempunyai otoritas. Fokus gambar yang menggunakan deep fokus serta teknik pencahayaan high key menciptakan kesan yang cerah dan ceria serta lebih berwarna. Kesan ceria sesuai dengan tema yang diangkat dalam iklan ini. Keceriaan, kebahagiaan dan kekeluargaan akan lebih tercipta saat gambar cerah dan berwarna. Logo Axis yang muncul diakhir scene merupakan nama merk perusahaan yang disertai dengan simbol, sebagai suatu kesatuan corporate identity. Desain dalam logo Axis memunculkan sesuatu yang baru, berbeda dan fresh. Logo di buat semenarik mungkin untuk menciptakan kesan terhadap orang yang Universitas Sumatera Utara melihatnya. Dengan penggunaan rekayasa komputer efek dibuat untuk menciptakan kesan berbeda dan menghasilkan ending yang memikat. Mitos seorang anak kecil yang selalu dianggap anak bawang dan belum tahu apa-apa berusaha dirubah. Saat ini seorang anak dicitrakan sebagai sseseorang yang dapat menjadi contoh bagi orang dewasa. Nilai ketulusan dalam suatu perbuatan kini telah luntur. Namun berusaha dibangkitkan kembali melalui sosok Kiara yang polos dan ceria serta siap membantu siapa saja. Seorang anak kecil seperti Kiara menjadi poin utama dalam kehidupan cerita iklan Axis. Tanpa Kiara seluruh kejadian tidak akan berjalan dengan baik. Sebagai operator yang masih muda Axis berharap diberikan kesempatan untuk berkembang. Ideologi yang dipegang oleh Axis sesuai dengan tagline dalam iklan tersebut, pelayanan bagi pelanggan adalah yang paling utama. Pelayanan tersebut diberikan sepenuh hati, tulus dan seluruhnya merupakan perwujudan pelayanan terbaik yang diberikan Axis untuk para penggunanya.

4.4 URAIAN ANALISIS