Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPERCAYAAN PADA MEREK DAN SIKAP

ATAS IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PASTA GIGI MEREK PEPSODENT

(

Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost

Di Lingkungan Kampus USU

)

OLEH :

RIKA CITRA UTAMI 070502172

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan terhadap keputusan mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU membeli pasta gigi merek Pepsodent .

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dari uji-F dan uji-t, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 72 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan sikap atas iklan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kata kunci: keputusan pembelian, kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan


(3)

ABSTRACT

The title of this research is "The Effect of Brand Trust and Attitude Toward Advertising to Purchase Decision of Pepsodent Toothpaste (Case Study of The Homestay Student at Campus USU Environment)”. This research aim to define and analyze the influence of Brand Trust and Attitude Toward Advertising to the homestay student’s decision to purchase Pepsodent Toothpaste.

This reseach is an explanatory research type, which is analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables.

Data analysis methods using validation test, reliability, descriptive method and quantitative methods, which is consist of the classic test, multiple linear regression, hypothesis testing consists of an F-test and t-test, and coefficient of determination (R2) test. Method of analyzing the data using SPSS 16.0 for

Windows. Used data for primary and secondary data. This research took 72

respondents as sample.

The results of this research showed that the variables of brand trust and attitude toward advertising simultaneously has positive and significant influence on the homestay student’s decision to purchase Pepsodent toothpaste. Based on partial significance test (t-test) showed that brand trust has a positive and significant influence on purchase decision whereas attitude toward advertising has a positive and not significant influence on purchase decision


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tercinta: Ayahanda Drs Usman Rasyid dan Ibunda Hj Asmawati. Terima kasih atas kasih sayang dan do’a yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Drs Liasta Ginting, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Beby Karina Fawzeea, SE, MM dan Bapak Fadli Amrin, SE, Msi, selaku Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang berguna selama perkuliahan.

8. Kakak-kakakku tercinta, Rina Novianti dan Rini Lestari, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

9. Sahabat tersayang sekaligus kawan seperjuangan: Ica, Aya, Rizqa, Niken, Mita, Maliza, Juli, Vivi, Putri, Winda, Kiki. My Special Friend Hafidz Aulia Rahman serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga diberikan balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Peneliti menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Medan, Mei 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB II PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang .. ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.1.1. Perilaku Konsumen ... 8

2.1.2. Merek ... 12

2.1.2.1. Tujuan Pemberian Merek ... 12

2.1.2.2. Manfaat Merek ... 13

2.1.2.3. Kepercayaan Pada Merek ... 14

2.1.3. Periklanan ... 16

2.1.3.1. Definisi Periklanan ... 16

2.1.3.2. Tujuan Periklanan ... 17

2.1.4. Sikap ... 18

2.1.4.1. Definisi Sikap ... 18

2.1.4.2. Sikap Atas Iklan ... 19

2.1.5. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 20

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Jenis Penelitian... 26

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3. Batasan Operasional ... 26

3.4. Operasionalisasi Variabel ... 27

3.5. Skala Pengukuran Variabel... 28

3.6. Populasi dan Sampel ... 28

3.6.1. Populasi ... 28


(7)

3.8. Metode Pengumpulan Data... 30

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 31

3.10. Teknis Analisis ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 37

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia Tbk ... 37

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 38

4.1.3. Pepsodent Sebagai Salah Satu Brand PT. Unilever ... 39

4.2. Hasil Penelitian ... 41

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

4.2.2. Uji Asumsi Klasik... 44

4.2.3. Analisis Data ... 49

4.3. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Daftar Harga Pasta Gigi ... 3

Tabel 1.2 Top Brand Index Pasta Gigi 2007-2011 ... 4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 42

Tabel 4.2 Validitas Instrumen ... 43

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 46

Tabel 4.5 Uji Glesjer ... 48

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ... 49

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaan pada merek (X1) ... 51

Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sikap Atas Iklan (X2) ... 52

Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 54

Tabel 4.12 Uji F ... 56

Tabel 4.13 Uji t ... 57


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 21

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 4.1 Jenis Produk Pasta Gigi Pepsodent ... 40

Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas ... 45

Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P- P Plot ... 45


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 67 Lampiran 2 Hasil Pengolahan SPSS 16.0 For Windows ... 70


(11)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan terhadap keputusan mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU membeli pasta gigi merek Pepsodent .

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dari uji-F dan uji-t, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 72 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan sikap atas iklan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kata kunci: keputusan pembelian, kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan


(12)

ABSTRACT

The title of this research is "The Effect of Brand Trust and Attitude Toward Advertising to Purchase Decision of Pepsodent Toothpaste (Case Study of The Homestay Student at Campus USU Environment)”. This research aim to define and analyze the influence of Brand Trust and Attitude Toward Advertising to the homestay student’s decision to purchase Pepsodent Toothpaste.

This reseach is an explanatory research type, which is analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables.

Data analysis methods using validation test, reliability, descriptive method and quantitative methods, which is consist of the classic test, multiple linear regression, hypothesis testing consists of an F-test and t-test, and coefficient of determination (R2) test. Method of analyzing the data using SPSS 16.0 for

Windows. Used data for primary and secondary data. This research took 72

respondents as sample.

The results of this research showed that the variables of brand trust and attitude toward advertising simultaneously has positive and significant influence on the homestay student’s decision to purchase Pepsodent toothpaste. Based on partial significance test (t-test) showed that brand trust has a positive and significant influence on purchase decision whereas attitude toward advertising has a positive and not significant influence on purchase decision


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan yang begitu ketat dewasa ini menuntut perusahaan- perusahaan agar mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga dapat memenangkan pasar. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat saat ini menjadikan bisnis sekarang bukan hanya sekedar perang kualitas produk melainkan juga perang merek. Beberapa merek yang memiliki kualitas yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi yang tertancap di benak konsumen. Oleh karena itu, suatu merek yang dirancang perusahaan harus dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diingankan konsumen serta dikomunikasikan dengan baik, sehingga pada saat konsumen membutuhkan produk tertentu, maka konsumen akan memutuskan produk dengan merek tersebutlah yang menjadi pilihan utama untuk dibeli.

Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi kepada konsumen dan membangun merek melalui strategi pemasarannya. Salah satu upaya membangun merek tersebut adalah dengan menumbuhkan kepercayaan konsumen.


(14)

hubungan dengan konsumen dan kepercayaan merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh merek. Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan lebih menarik calon konsumen karena mereka yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya. Suatu merek yang terpercaya merupakan jaminan atas konsistensi kinerja suatu produk dan menyediakan manfaat apapun yang dicari konsumen ketika membeli produk atau merek tertentu.

Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi persuasif yang merupakan bagian dari kegiatan pemasaran yang bermaksud membujuk dan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Salah satu media yang paling sering dalam periklanan adalah media Televisi (TV). Iklan yang ditayangkan media televisi memiliki kemampuan dalam membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan tersebut, yang diawali dengan bagaimana cara konsumen berfikir mengenai sebuah iklan.

Pasta gigi merupakan suatu kebutuhan personal (personal care) yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya menginginkan gigi yang bersih dan sehat agar dapat tampil lebih percaya diri. Saat ini terdapat berbagai merek pasta gigi yang dapat ditemui di pasaran seperti Pepsodent, Ciptadent, Formula, Close Up, Sensodyne, Smile Up, Enzim dan Maxam. Dari sekian banyaknya merek pasta gigi tersebut di atas, salah satu merek pasta gigi yang akan diteliti adalah pasta gigi Pepsodent.


(15)

Pepsodent yang merupakan merek dagang dibawah naungan PT Unilever Indonesia Tbk, adalah pasta gigi pertama dan tertua di Indonesia. Pada tahun 2005 Pepsodent dinyatakan sebagai satu-satunya pasta gigi yang diakui oleh FDI, Federasi Dokter Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri (www.unilever.co.id). Demi memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam, PT. Unilever selalu mencoba melakukan inovasi produk Pepsodent yang dapat menjangkau seluruh konsumen diantaranya Pepsodent Complete Care, Pepsodent

Complete Plus Gum care, Pepsodent Herbal, Pepsodent12 Jam, Pepsodent Plus

Whitening, Pepsodent Complete 12, Pepsodent Sensitive, Pepsodent Junior dan Pepsodent White Now

Maraknya beragam merek pasta gigi yang beredar diikuti juga dengan beragamnya harga yang ditawarkan. Terlihat dari Tabel 1.1, harga pasta gigi merek Pepsodent cukup tinggi bila dibandingkan dengan pasta gigi lain seperti Ciptadent ataupun Formula. Meskipun begitu, masih banyak saja konsumen yang tetap menggunakan pasta gigi Pepsodent.

Tabel 1.1

Daftar Harga Pasta Gigi

Merek Jenis Harga

Sensodyne Reguler (25-100 gr) Rp 5.050-Rp 16.220 Freshmint (25-100 gr) Rp 5.050-Rp 17.140 Gumcare (25-100 gr) Rp 2.040-Rp 17.140 Pepsodent Plus whitening (75-190 gr) Rp 4.790 - Rp 9.450 Sensitive (75-190 gr) Rp 12.450 -Rp 22.390 Herbal (75-190 gr) Rp 4.790- Rp 10.950 Complete 8 (65-190 gr) Rp 5.500 – Rp 14.750 White now (100 gr) Rp 12.570

Complete care (65-190 gr) Rp 5.580- Rp. 13.250 Gigi berlubang (75- 190 gr) Rp.3.275- Rp 9.000


(16)

Lanjutan Tabel 1.1

Merek Jenis Kisaran Harga

Ice mint (75-190 gr) Rp 2.550 - Rp 6.490 3 way action (105 gr) Rp 4.150

Close up Menthol chill (65-160 gr) Rp 3.930- Rp 8.430 Crystal (65-160 gr) Rp 4.640- Rp 9.450 Calcium (65-160 gr) Rp 3.650- Rp 7.850 Peppermint (65-160 gr) Rp 4.330- Rp 9.010 Formula Aksi Putih (65- 160 gr) Rp 2.550- Rp 6.820

Extra Sensitive (160 gr) Rp 17.930

Strong (65-160 gr) Rp 2.640- Rp 6.820

Sumber: Maju Bersama Supermarket (Data diolah)

Selama 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu mempertahankan posisinya sebagai Top Brand pada Top Brand Award. Dapat dilihat pada Tabel 1.2, index pasta gigi Pepsodent memang yang paling besar diantara merek pasta gigi lainnya namun index tersebut tidak stabil terutama bila melihat index Pepsodent tahun 2008 yang menurun 4,54% dari tahun 2007. Hal ini terkait dengan munculnya kabar pada waktu itu yang menyatakan bahwa pasta gigi Pepsodent mengandung formalin. Namun berkat tanggapan yang cepat serta upaya dari PT.Unilever untuk memberikan penjelasan yang jujur dan terbuka tanpa menutup-nutupi bahwa Pepsodent dan produknya yang lain mengandung

formaldehyde tetapi masih jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan

membuat masalah ini tidak berkembang menjadi bola salju.. Tabel 1.2

Top Brand Index Pasta Gigi 2007-2011

Merek Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Pepsodent 75,64% 71,1% 74,5% 74,8% 73.6%

Ciptadent 8,95% 9,5% 9,7% 7,7% 9,8 %

Close up 6,74% 5,8% 6,0% 8,0 % 6,0 %

Formula 4,32 % 8,7% 6,3% 6,8% 6,3 %

Lain-lain 4,35% 4,9% 3,5% 2,7% 4,3%


(17)

Ketatnya persaingan dalam industri pasta gigi juga dapat terlihat dari maraknya promosi berupa iklan. Dalam usaha mempengaruhi keputusan konsumen, Pepsodent juga gencar melakukan promosi, salah satunya adalah melalui iklan media televisi. Iklan-iklan yang ditampilkan ada yang berupa iklan berseri maupun parsial. Salah satu iklan berseri tersebut yang saat ini paling sering muncul adalah iklan bertema “Sikat gigi bersama ayah Adi dan Dika” yang mengetengahkan dua tokoh: Ayah Adi dan Dika, ayah dan anak yang berbagi tips dan trik tentang bagaimana menjadikan menyikat gigi lebih bisa dinikmati. Iklan dari Pepsodent juga cukup bagus dan mudah diingat oleh masyarakat sehingga cukup efektif juga untuk menanamkan brand sebagai pasta gigi paling baik dalam melindungi gigi.

Peneliti memilih mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU sebagai subjek penelitian karena kecenderungan mereka yang terlibat langsung dalam memutuskan dan melakukan pembelian kebutuhan sehari-hari, termasuk dalam memutuskan pembelian pasta gigi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU )”.

2.1. Perumusan Masalah


(18)

iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU?”.

3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent pada mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU.

4.1 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk memberikan sumbangan penilaian bagi perusahaan dalam mempertahankan konsumen dan meningkatkan penjualan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan menghubungkannya dengan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga dapat menambah pemahaman penulis dalam bidang pemasaran khususnya perilaku konsumen.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian khususnya pada


(19)

kajian yang sama yang berkenaan dengan masalah keputusan pembelian.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1 Perilaku Konsumen

Dalam rangka memasarkan produknya, sangatlah penting bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen, seorang pemasar dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat.

Perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide (Mowen,dkk:2002). Sedangkan Swastha dan Handoko (2000:10) mendefinisikan perilaku konsumen (consumen

behavior) sebagai kegiatan- kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu sosial budaya dan psikologis (Mangkunegara 2004:39). Sosial budaya terdiri dari faktor budaya , tingkat sosial, kelompok dan keluarga. Sedangkan faktor psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, konsep diri.


(21)

1) Faktor Sosial Budaya a) Faktor Budaya

Budaya sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma – norma yang berlaku pada masyarakat.

b) Faktor Sosial

Kelas sosial merupakan suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda dengan status sosial walaupun sering kedua istilah tersebut diartikan sama. Sebenarnya kedua istilah tersebut merupakan dua konsep yang berbeda. Contohnya, walaupun seorang konsumen berada pada kelas sosial yang sama, memungkinkan status sosialnya yang berbeda, atau yang satu lebih tinggi status sosialnya daripada lainnya.

c) Faktor Kelompok

Kelompok merupakan suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapatan, norma, dan perilaku konsumen. Kelompok ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok, atau organisasi tertentu. Misalnya, perhimpunan artis, atlit, kelompok pemuda, kelompok mesjid dan organisasi lainnya.


(22)

d) Faktor Keluarga

Keluarga merupakan suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempergaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Keluarga dapat berbentuk keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan sebagai berikut:

1. Siapa pengambil inisiatif 2. Siapa yang memberi pengaruh 3. Siapa pengambil keputusan 2) Faktor Psikologis

a) Pengaruh Pengalaman Belajar

Pengalaman Belajar merupakan suatu perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Perilaku konsumen dapat dipelajari, karna sangat dipengaruhi ole pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan pengambilan keputusan membeli.

b) Faktor Kepribadian

Kepribadian Merupakan suatu bentuk dar sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat mempengaruhi perilakuya. Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.


(23)

c) Faktor Sikap dan Keyakinan

Sikap dan keyakinan merupakan suatu penilaian seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung ke arah berbagai objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap.

Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri.

d) Konsep Diri

Konsep diri sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang apa hyang dipikirkan. Para ahli psikologis membedakan konsep diri yang nyata dan konsep diri yang ideal. Konsep diri yang nyata ialah bagaimana kita melihat diri dengan sebenarnya. Sedangkan konsep diri idealnya bagaimana diri kita yang kita inginkan.


(24)

Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen dengan produk dan merek yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

2.1.2. Merek

Menurut Aaker (1997:9) merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo,cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual. Pendapat ini sejalan dengan Rangkuti (2002:36) yang menyatakan merek adalah nama, istilah, symbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. Suatu merek pada akhirnya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut dan melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang mencoba menawarkan produk-produk yang terlihat identik.

Menurut Kotler dan Armstrong merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang di tawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk (dalam Ferrinadewi, 2008:137).

2.1.2.1.Tujuan Pemberian Merek

Menurut Kotler dalam Alma (2004:149) tujuan pemberian merek adalah:


(25)

a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang di beli sungguh berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk meyakinkan pihak konsumen untuk membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya dan juga kemampuannya.

b. Perusahaan menjamin mutu barang c. Supaya mudah diingat dan disebut

d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberikan kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan konsumen.

e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dan merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan serta mudah penanganannya.

2.1.2.2. Manfaat Merek

Ambler (dalam Tjiptono:2005) mengelompokkan manfaat merek ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Manfaat ekonomik

Konsumen memilih merek berdasarkan value of money yang ditawarkan berbagai macam merek


(26)

Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.

c. Manfaat Psikologis

Merek merupakan penyederhanaan dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen dan merek juga bisa memperkuat citra diri terhadap pemiliknya.

2.1.2.3. Kepercayaan pada merek (brand trust)

Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan.

Kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhinya maka kepercayaan akan berkurang bahkan hilang (Ferrinadewi, 2008;153).

Karakteristik merek memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya terhadap suatu merek atau tidak. Merek-merek yang dikelola dengan baik dan secara profesional saja yang mampu menarik perhatian konsumen serta mendorong dan menstimulti konsumen untuk melakukan pembelian bahkan keputusan pembelian ulang.


(27)

Menurut Delgado (dalam Ferrinadewi 2008:150), kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek karena itu kepercayaan merek merefleksikan 2 (dua) hal yakni brand reliability dan

brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber

pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal ini kebutuhan untuk keluar dari perasaan terancamnya. Sedangkan brand

intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu

mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subyektif atau didasarkan pada persepsi masing-masing konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/merek.

Menurut European Journal of Marketing ukuran yang sering dipakai untuk mengukur kepercayaan adalah tipe skala multi item yang menjelaskan dimensi-dimensi dari konsep perilaku spesifik (“memegang janji”) dan atribut (jujur, tertarik kepada). Lebih khususnya skala kepercayaan pada merek terdiri dari 6 item yang mewakili beberapa karakteristik dari


(28)

merek yang terkait dengan kemampuannya untuk dipercaya dan intensinya terhadap konsumen. 6 item tersebut adalah:

a. Menawarkan sebuah produk dengan tingkat kualitas yang konstan. b. Membantu untuk memecahkan masalah yang mungkin timbul

ketika pemakai produk menggunakan produk tersebut.

c. Menawarkan produk-produk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai produk.

d. Peduli dengan kepuasan pemakai produk.

e. Memandang konsumen sebagai seseorang yang berharga.

f. Menawarkan rekomendasi dan saran untuk memaksimalkan penggunaan produk tersebut.

Pengalaman merupakan proses belajar bagi konsumen karena dari pengalaman konsumen memperoleh banyak informasi. Dimana informasi mengenai produk didapatkan dari pengalaman langsung dengan produk seperti konsumsi karena terciptanya kepercayaan merek melalui pengalaman akan terjadi proses pembelajaran yang memungkinkan terbangunnya asosiasi, pemikiran dan pengambilan kesimpulan yang lebih relevan dengan pribadi individu atau konsumen.

2.1.3. Periklanan

2.1.3.1. Definisi Periklanan

Menurut Tjiptono (2003:81) iklan merupakan kata-kata dalam tayangan iklan atau komersial yang berfungsi untuk menjelaskan manfaat


(29)

produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya.

Iklan atau advertising merupakan alat promosi yang paling banyak digunakan untuk produk konsumsi. Adanya iklan yang sering muncul atau dilihat konsumen akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Dengan iklan yang sering muncul, konsumen akan membandingkan apa yang sering dibelinya dengan produk yang baru dibelinya. Jika konsumen lebih menyukai produk lama, maka konsumen akan kembali mengkonsumsi produk lamanya. Namun, jika produk yang baru dibelinya memberikan manfaat lebih dibanding produk lama, maka konsumen akan melakukan perpindahan merek.

2.1.3.2.Tujuan Periklanan

Durianto (2003:11-12) mengemukakan tujuan periklanan adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create

awareness).

b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek.

c. Mengembangkan atau mengubah citra sebuah merek melalui iklan. d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.

e. Menciptakan norma-norma kelompok. f. Mengendalikan perilaku.


(30)

g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market power perusahaan.

h. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka panjang.

i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

2.1.4. Sikap

2.1.4.1. Definisi Sikap

Sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku (Alport dalam Setiadi, 2003:214). Definisi ini mengandung makna bahwa sikap mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi konsumen.

Engel (1994) membagi sikap menjadi 3 (tiga) komponen sebagai berikut:

a. Kognitif

Kognitif berhubungan dengan pengenalan dan pengetahuan objek beserta atributnya.

b. Afektif

Afektif memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap objek dan atributnya.


(31)

c. Konasi

Dalam konasi, seseorang memiliki minat dan tindakan dalam sebuah perilaku. Bila tahap ini bekerja, maka konsumen telah memiliki keputusan akan suara objek.

2.1.4.2. Sikap Atas Iklan

Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa sikap atas iklan (attitude toward the ad) adalah mengacu pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan tertentu selama exposure iklan tersebut.

Reaksi-reaksi pemrosesan dipakai untuk merangsang elemen-elemen yang terdapat dalam periklanan secara terperinci. Elemen atau stimuli ini bergantung pada media periklanan yang dipakai yang dapat berupa gambar, kata- kata (yang terlihat atau terdengar), musik dan sebagainya.

Assael (2001:368) mendefinisikan sikap terhadap iklan sebagai kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Respon kognitif yang positif (support arguments dan source bolstering) umumnya akan menghasilkan sikap positif konsumen terhadap iklan: respon kognitif yang negatif (counterarguments dan source derogation) umumnya menghasilkan sikap negatif. Karena aspek afektif yang dominan maka sikap terhadap iklan diukur dalam afektif penerima pesan yang menilai baik-tidak baik, suka-tidak suka, menarik-tidak menarik, kreatif-tidak kreatif,


(32)

Sikap terhadap iklan selain dipengaruhi elemen-elemen iklan juga dipengaruhi oleh keadaan hati serta emosi terhadap iklan. Sikap terhadap iklan juga mempengaruhi sikap terhadap merek. Oleh karena itu, untuk membujuk konsumen agar membeli produk/ mereknya, pemasar harus membuat bermacam-macam iklan yang dapat mempengaruhi konsumen.

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat kompleks, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.

Keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian sehingga jelas bahwa pemasar perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian (Kotler,dkk, 2004:224).


(33)

Tahap- tahap proses pengambilan dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong (2004:224)

Gambar 2.1.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaannya yang aktual dan keadaannya yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik itu berada di dekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan lalu membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebayak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen menggunakan informasi untuk

Keputusan membeli

Perilaku pasca pembelian Mengenali

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif


(34)

4. Keputusan Membeli

Setelah tahap pengevaluasian selesai, sekarang saatnya bagi pembeli untuk menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut harga, manfaat produk yang diharapkan, merek, kualitas dan lain sebagainya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Pembeli yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Sementara pembeli yang tidak puas akan memberikan tanggapan secara berbeda. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur.

2.2. Penelitian Terdahulu

Ferrinadewi (2008) dalam judul “Pengaruh threat emotion konsumen dan

brand trust pada keputusan pembelian produk susu Anlene di Surabaya”. Dari

hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukan bahwa variabel threat emotion dan variabel brand trust berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk susu Anlene.

Rahardjo (2007) dalam judul ” Analisis Pengaruh Sikap Pada Iklan Axe Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Hasil penelitian terhadap 100


(35)

mahasiswa pria Unika Atma Jaya menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap iklan Axe positif dan dari hasil perhitungan regresi linier sederhana, dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap iklan Axe pada media televisi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.

2.3. Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian sehingga jelas bahwa pemasar perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2004:224).

Menurut Delgado dalam Ferrinadewi (2008:150), kepercayaan merek (trust in a brand) adalah kemampuan merek untuk dipercaya dan intensi baik merek. Kepercayaan terhadap suatu merek dapat memberi motivasi kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian (Mayer,dkk dalam Ferrinadewi: 2008)

Sikap terhadap iklan didefenisikan sebagai kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Mowen dan Minor (2002: 378) mengemukakan bahwa konsumen mengembangkan sikap terhadap iklan sama seperti terhadap merek, dan sikap terhadap iklan ini mempengaruhi sikap merek yang juga mempengaruhi pilihan merek. Iklan yang disenangi konsumen


(36)

lebih ketimbang iklan yang tidak mereka sukai (Peter dan Olson: 2000). Terlepas dari pandangan suatu kelompok masyarakat terhadap iklan, apakah itu negatif atau positif, iklan itu sendiri adalah memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, memberikan nilai tambah dan membantu upaya-upaya lain dari perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk (Shimp, 2003:357).

Sejalan dengan meningkatnya keterlibatan dalam keputusan pembelian, konsumen cenderung terlibat dalam pencarian informasi yang ekstensif terntang alternatif produk, yang kemudian membentuk kepercayaan yang besar terhadap semua alternatif tersebut. Konsumen juga suka menghabiskan waktu untuk mengevaluasi dan membandingkan alternatif tersebut. Melalui aktivitas penyelesaian masalah ini, konsumen membentuk sikap tertentu. Dengan formasi kepercayaan dan sikap ini, keinginan konsumen berperilaku biasanya menghasilkan perilaku pembelian produk (Mowen dan Minor,327:2002).

Sumber: Mayer,dkk (dalam Ferrinadewi: 2008), Mowen dan Minor (2002), data diolah.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan teori-teori pendukung, maka peneliti merumuskan hipotesis: “Kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan

Kepercayaan pada merek (X1)

Sikap atas Iklan (X2)


(37)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU”.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanatori. Eksplanatori merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian eksplanatori bermaksud untuk memberikan penjelasan hubungan kausalitas antar variabel variabel melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)”.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan tempat kost yang terdapat di lingkungan kampus USU (di dalam kompleks USU). Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai dengan April 2011.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini dikhususkan pada batasan operasional sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah


(39)

b. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

c. Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa yang kost di dalam kompleks Kampus USU, yaitu kost yang berada di sepanjang jalan Universitas, jalan Prof.Dr Sofyan dan jalan Tridharma.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Kepercayaan pada merek (X1)

Kemampuan pasta gigi merek Pepsodent untuk dipercaya dan intensi baik Pepsodent.

1. Baik untuk kesehatan 2. Menjamin kepuasan 3. Kejujuran merek 4. Selalu berusaha

memuaskan konsumen

Likert

Sikap atas Iklan (X2)

Mengacu pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan pasta gigi

Pepsodent selama iklan tersebut ditampilkan.

1. Kesukaan pada iklan 2. Kekreatifan pada iklan 3. Keinformatifan pada iklan

Likert

Keputusan Pembelian (Y)

Hasil dari suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent.

1. Sesuai dengan kebutuhan 2. Informasi yang jelas 3. Kualitas yang bagus 4. Merek dikenal

5. Pepsodent menjadi top of

mind

Likert


(40)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008:134)

Pada penelitian ini responden diharapkan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban akan diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert.

3.6. Populasi Dan Sampel 3.6.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa


(41)

3.6.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penarikan sampel yang dipakai adalah Metode Accidental Sampling (Sugiyono, 2008:112). Metode Accidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Kriteria populasi yang dijadikan sampel adalah:

a. Mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU

b. Menggunakan pasta gigi Pepsodent minimal selama sebulan. c. Pernah melihat tayangan iklan pasta gigi Pepsodent di Televisi

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Ginting dan Situmorang, 2008:132), yaitu:

dimana :

n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Batas kesalahan

Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel dapat ditentukan dengan cara:


(42)

3.7. Jenis Data

Peneliti menggunakan jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu: a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber utama (Suliyanto, 2006:131). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih pada lokasi penelitian yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Suliyanto, 2006:131). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh peneliti dari sumber-sumber lain seperti buku-buku pendukung, jurnal, majalah dan internet.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner

Penelitian ini dilakukan dengan alat bantu kuesioner yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU tepatnya di dalam kompleks USU.


(43)

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan secara langsung kepada mahasiswa lingkungan kampus USU guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

c. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan memperoleh data melalui buku-buku, jurnal, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:172). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.


(44)

Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.

Kriteria dalam menentukan reliabilitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut:

Jika r alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel. Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliable.

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya akan konsisten bila digunakan peneliti lain. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 orang responden di luar sampel penelitian dan kemudian data akan diproses dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.00.

3.9. Teknis Analisis a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, sehingga perkiraan menjadi tidak bias, maka dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi:


(45)

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikansi 5% artinya variable residual berdistribusi normal (Ginting, dkk, 2008 :62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedostisitas. Adanya varians variable independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variable independent (homokedastisitas) Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedostisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya. 3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variable yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :


(46)

c. Metode Regresi Linier Berganda

Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen, yaitu variabel kepercayaan pada merek (X1) dan variabel sikap atas iklan (X2) terhadap variabel dependen, keputusan pembelian (Y). Metode regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 16.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono (2008 : 277):

Y=a+b1X1+b2X2

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Kepercayaan pada merek b2 = Koefisien Regresi X2 X2 = Sikap atas Iklan

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu :


(47)

1. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji-F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (serentak) variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y). 2. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

H0 : b1 =0, artinya variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

H0 : b1≠ 0, artinya variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas

iklan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).


(48)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α =5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α =5%

3. Koefisien Determinan (R2)

Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin baik kemampuan variabel terikat (Y). Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y) semakin besar. Sebaliknya jika deteminan (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y) semakin kecil.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan ini diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan kemudian pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah lagi menjadi PT Unilever Indonesia Tbk

Adapun perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan produk-produk kosmetik

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat perusahaan terletak di Jakarta dan pabriknya terletak di Cikarang dan Surabaya.


(50)

Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar juga telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang diterima oleh perusahaan. Pada tahun 2008, Unilever Indonesia telah menerima 63 penghargaan lokal dan regional, diantaranya adalah Asia's 200 Most Admired

Companies oleh Wall Street Journal Asia, PROPER Award oleh Kementrian

Lingkungan Hidup,4 penghargaan International Asia's Best Brand Poll (Best

Managed Company, Best Corporate Governance, Best Investor Relations & Most Committed to a Strong Dividend Policy), Energy Globe Award (Environment IDE program), Asian MAKE Award 2008, Indonesia's Best Brand Award oleh SWA, Most Admired Company dari Majalah Warta Ekonomi,

nominasi untuk MDG Award kategori pemberdayaan perempuan, oleh PBB dan Metro TV dan lain-lain (www.unilever.co.id).

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama bagi konsumen, pelanggan dan masyarakat. b. Misi Perusahaan

1. Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari


(51)

2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain

3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia 4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis

dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan

4.1.3. Pepsodent sebagai salah satu brand PT. Unilever

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.

Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benar-benar menjalankan misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program


(52)

berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang.

Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan dari penelitian klinis ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari ketimbang pada waktu lain di siang hari.Oleh karena itulah mengapa Pepsodent merasa perlu untuk menggunakan tema Menyikat Gigi pada Malam Hari sebagai kampanye kesehatannya untuk membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang.

Berbagai deretan produk yang ditawarkan Pepsodent antara lain

Pepsodent White now

Sumber:

Gambar 4.1.

Jenis Produk Pasta Gigi Pepsodent

Pepsodent Herbal Pepsodent Sensitive

Pepsodent anti gigi berlubang

Pepsodent Herbal Pepsodent Sensitive

Pepsodent

Complete 12 Pepsodent complete gum care Pepsodent Whitening Pepsodent Gigi Susu Strawberry dan Orange


(53)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid bila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam uji validitas menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS 16.0 for windows. Peneliti mengajukan kuesioner yang berisi

12 pertanyaan yang menyangkut variabel bebas yaitu kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian kepada 30 orang responden. Hasil pengelolaan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1


(54)

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics Pertanyaan Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 45.0667 25.926 .545 .817

P2 45.1000 25.334 .464 .822

P3 45.2667 25.444 .497 .819

P4 44.9667 26.309 .558 .818

P5 45.0333 24.654 .620 .810

P6 45.0333 26.033 .414 .825

P7 45.2000 26.372 .400 .826

P8 45.0667 25.375 .578 .814

P9 45.1000 25.748 .408 .826

P10 45.2000 23.614 .674 .804

P11 45.3333 23.402 .513 .820

P12 45.2000 24.441 .397 .833

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April.2011)

Corrected item-total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361), sehingga diperoleh 12


(55)

pertanyaan valid yang digunakan untuk melakukan penelitian seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Validitas instrumen

Pertanyaan rhitung rtabel Validitas

P1 .545 0.361 Valid

P2 .464 0.361 Valid

P3 .497 0.361 Valid

P4 .558 0.361 Valid

P5 .620 0.361 Valid

P6 .414 0.361 Valid

P7 .400 0.361 Valid

P8 .578 0.361 Valid

P9 .408 0.361 Valid

P10 .674 0.361 Valid

P11 .513 0.361 Valid

P12 .397 0.361 Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April 2010).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang dkk, 2010:80), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 atau nilai Cronbach

Alpha > 0.80. berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 4.3.


(56)

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April 2011)

Pada 12 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.832. Ini berarti 0,832 > 0,60 dan 0,832 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini

4.2.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2 dan Gambar 4.3

Tabel 4.3 Uji Realibilitas

Cronbach's Alpha N of Items


(57)

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Gambar 4.2

Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Gambar 4.3

Pengujian Normalitas P-P Plot

Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.3 dapat juga terlihat titik-titik yang mengikuti


(58)

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.89252243

Most Extreme Differences Absolute .052

Positive .048

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .443

Asymp. Sig. (2-tailed) .989

Sumber : Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,989 dan di atas nilai signifikan (0,05), hal ini menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Bila varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas sedangkan bila


(59)

Beberapa cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Metode Grafik

Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Gambar 4.4

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.4 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi


(60)

dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel independennya.

2. Uji Glesjer

Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel- variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Dimana residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya.

Tabel 4.5 Uji Glesjer

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (Absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Gejala Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.373 1.218 -.306 .760

KepercayaanPadaMerek .045 .078 .080 .579 .564

SikapAtasIklan .090 .094 .131 .957 .342


(61)

dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Toleran ce VIF

1 (Constant) 8.502 1.991 4.270 .000

KepercayaanPada

Merek .513 .127 .453 4.035 .000 .742 1.348 SikapAtasIklan .303 .154 .221 1.971 .053 .742 1.348 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 For Windows (April, 2011)

Tabel 4.6 memperlihatkan semua nilai Tolerance variabel independen,yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) lebih dari 0,1 dan VIF < 5, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.3. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan jumlah pernyataan berupa 4 butir pernyataan untuk variabel


(62)

Pembelian (Y) pasta gigi merek Pepsodent, sehingga jumlah seluruh pernyataan adalah 12 butir.

Responden penelitian ini adalah mahasiswa yang kost di lingkungan Kampus USU, yang menggunakan pasta gigi merek Pepsodent minimal selama sebulan serta pernah melihat iklan tersebut Jumlah responden adalah 72 orang mahasiswa. Berikut dapat dilihat karateristik responden dilihat dari segi jenis kelamin dan usia

Tabel 4.7

Karateristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Wanita 45 62,5%

Pria 27 37,5%

Jumlah 72 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April,2011)

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa jumlah responden wanita berjumlah 45 orang (62,5%) sedang responden pria berjumlah 27 orang (37,5%). Ini berarti sebagian besar responden yang ditemui peneliti adalah wanita.

Tabel 4.8

Karateristik Responden berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

18 4 5,5%

19 11 15,3%

≥20 57 79,2%

Jumlah 72 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April,2011)

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa jumlah responden yang berusia18 tahun sebanyak orang 4 orang(5,5%), 19 tahun sebanyak 11 orang (15,3%) dan yang berusia 20 tahun ke atas sebanyak orang (79,2%) Ini berarti sebagian besar responden yang ditemui peneliti berusia 20 tahun ke atas.


(63)

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden mengenai mengenai pengaruh kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent.

Tabel 4.9

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaan Pada Merek (X1)

Pertanyaan Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 8 11.1 45 62.5 19 26.4

2 0 0 0 0 14 19.4 34 47.2 24 33.3

3 0 0 0 0 23 31.9 31 43.1 18 25

4 0 0 0 0 9 12.5 40 55.6 23 31.9

Rata-rata % 18.73 52.1 29.15

Sumber:Data primer hasil penelitian (2011) data diolah peneliti

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:

1. Untuk pernyataan no 1 (Pepsodent adalah merek pasta gigi yang baik untuk kesehatan gigi dan tidak berbahaya), dari 72 responden terdapat 8 orang (11.1 %) menjawab kurang setuju, 44 orang (62,5%) menjawab setuju dan selebihnya 19 orang (26,4%) menjawab sangat setuju.

2. Untuk pernyataan no 2 (Pepsodent adalah merek pasta gigi yang dapat diandalkan dan dapat menjamin kepuasan akan kebersihan dan kesehatan gigi), dari 72 responden terdapat 14 orang (19,4%) menjawab kurang setuju, 34 orang (47,2%) menjawab setuju dan


(64)

3. Untuk pernyataan no 3 (Pepsodent adalah merek pasta gigi yang jujur kepada konsumennya), dari 72 responden terdapat 23 orang (31,9 %) menjawab kurang setuju, 31 orang (43,1%) menjawab setuju dan selebihnya 18 orang (25%) menjawab sangat setuju.

4. Untuk pernyataan no 4 (Pepsodent adalah merek pasta gigi yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk konsumennya), dari 72 responden terdapat 9 orang (12,5%) menjawab kurang setuju, 40 orang (55,6%) menjawab setuju dan selebihnya 23 orang (31,9%) menjawab sangat setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan setuju bahwa kepercayaan pada merek mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan rata- rata hasil sebesar 52,1 % pada skor empat (Setuju) dari total empat pertanyaan yang ada.

Tabel 4.10

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sikap Atas Iklan (X2)

Pertanyaan

Tanggapan Responden Sangat

Tidak Setuju

Tidak Setuju

Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1.4 15 20.8 33 45.8 23 31.9

2 0 0 0 0 10 13.9 38 52.8 24 33.3

3 0 0 0 0 15 20.8 43 59.7 14 19.4

Rata-rata % 0.47 18.5 52.77 28.2


(65)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1. Untuk pernyataan no 1 (Anda menyukai Iklan pasta gigi Pepsodent ), dari 72 responden terdapat 1 orang (1,4%) menjawab tidak setuju, 15 orang (20,8 %) menjawab kurang setuju, 33 orang (45,8%) menjawab setuju dan selebihnya 23 orang (31,9%) menjawab sangat setuju. 2. Untuk pernyataan no 2 (Iklan pasta gigi Pepsodent cukup kreatif,

menarik dan mudah dipahami), dari 72 responden terdapat 10 orang (13,9%) menjawab kurang setuju, 38 orang (52,8%) menjawab setuju dan selebihnya 24 orang (33,3%) menjawab sangat setuju.

3. Untuk pernyataan no 3 (Iklan pasta gigi Pepsodent cukup informatif dan mampu menggambarkan manfaat dari merek tersebut), dari 72 responden terdapat 15 orang (20,8%) kurang setuju, 43 orang (59,7 %) menjawab setuju, dan selebihnya 14 orang (19,4%) menjawab sangat setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan setuju bahwa sikap atas iklan mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan rata- rata hasil sebesar 52,77% pada skor empat (Setuju) dari total tiga pertanyaan yang ada.


(66)

Tabel 4.11

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Pertanyaan Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 6 8.3 37 51.4 29 40.3

2 0 0 3 4.2 14 19.4 33 45.8 22 30.6

3 0 0 0 0 11 15.3 43 59.7 18 25

4 0 0 1 1.4 13 18.1 41 56.9 17 23.6 5 0 0 1 1.4 16 22.2 25 34.7 30 41.7 Rata-rata % 1.4 16.66 49.7 32.24

Sumber:Data primer hasil penelitian (2011) data diolah peneliti

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

1. Untuk pernyataan no 1 (Anda membutuhkan pasta gigi Pepsodent untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi), dari 72 responden terdapat 6 orang (8,3%) menjawab kurang setuju, 37 orang (51,4%) menjawab setuju dan selebihnya 29 orang (40,3%) menjawab sangat setuju.

2. Untuk pernyataan no 2 (Informasi yang jelas mengenai pasta gigi Pepsodent mempengaruhi keputusan Anda membeli), dari 72 responden terdapat 3 orang (4,2%) menjawab tidak setuju, 14 orang (19,4%) menjawab kurang setuju, 33 orang (45,8%) menjawab setuju dan selebihnya 22 orang (30,6%) menjawab sangat setuju. 3. Untuk pernyataan no 3 (Anda membeli pasta gigi Pepsodent karena

kualitasnya bagus), dari 72 responden terdapat 11 orang (15,3 %) menjawab kurang setuju, 43 orang (59,7%) menjawab setuju dan selebihnya 18 orang (25%) menjawab sangat setuju.


(67)

4. Untuk pernyataan no 4 (Anda membeli pasta gigi Pepsodent karena merek sudah dikenal), dari 72 responden terdapat 1 orang (1,4%) menjawab tidak setuju, 13 orang (18,1%) menjawab kurang setuju, 41 orang (56,9%) menjawab setuju dan selebihnya 17 orang (23,6%) menjawab sangat setuju.

5. Untuk pernyataan no 5 (Merek pasta gigi Pepsodent merupakan merek yang pertama kali muncul dalam pikiran Anda), dari 72 responden terdapat 1 orang (1,4%) menjawab tidak setuju, 16 orang (22,2%) menjawab kurang setuju, 25 orang (34,7%) menjawab setuju dan selebihnya 30 orang (41,7%) menjawab sangat setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata-rata responden menyatakan setuju terhadap pernyataan dari variabel Y yang merupakan variabel keputusan pembelian pada pasta gigi merek Pepsodent. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata- rata hasil sebesar 49,7 % pada skor empat (Setuju) dari total lima pertanyaan yang ada.

b. Analisis Regresi Linear Berganda 1. Uji F (Uji secara serentak)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas, yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) yang dimasukkan dalam model, mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian (Y). Model yang


(68)

H0:b1=b2=0, Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

H0:b1≠b2≠0, Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 % H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5

Tabel 4.12 Uji F

Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (April,2011)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung pada kolom F adalah sebesar 19,036 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada α 5% adalah 3,13. Oleh karena Fhitung (19,036) > Ftabel (3,13) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas, yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas Iklan (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 140.315 2 70.157 19.036 .000a

Residual 254.297 69 3.685


(69)

signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent pada mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU. Dengan kata lain, ini berarti H0 ditolak.

2. Uji t (Uji secara parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). Model yang dipakai dalam uji t ini adalah:

H0:b1=0, Artinya variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

H0:b1≠0, Artinya variabel kepercayaan pada merek (X1) dan sikap atas iklan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α =5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α =5%

Tabel 4.13 Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.502 1.991 4.270 .000


(70)

Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa:

a. Variabel kepercayaan pada merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,000) dibawah (lebih kecil) dari 0,05 dan nilai thitung (4,035) > ttabel (1,994) artinya jika ditingkatkan variabel kepercayaan pada merek sebesar satu satuan maka keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent akan meningkat sebesar 0,513.

b. Variabel sikap atas iklan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent. Hal ini terlihat dari nilai signifkansi (0,053) di atas (lebih besar) dari 0,05 dan nilai thitung (1,971)< ttabel (1,994)artinya walaupun ditingkatkan variabel sikap atas iklan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent tidak akan meningkat sebesar 0,303.

c. Konstanta sebesar 8,502, artinya walaupun variabel kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan benilai nol maka keputusan pembelian tetap sebesar 8,502

d. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah: Y = 8,502 + 0,513X1 + 0,303X2 + e

Dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan pada merek dan sikap atas iklan secara parsial berpengaruh positif terhadap


(1)

Valid 3 6 8.3 8.3 8.3

4 37 51.4 51.4 59.7

5 29 40.3 40.3 100.0

Total 72 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 4.2 4.2 4.2

3 14 19.4 19.4 23.6

4 33 45.8 45.8 69.4

5 22 30.6 30.6 100.0

Total 72 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 11 15.3 15.3 15.3

4 43 59.7 59.7 75.0

5 18 25.0 25.0 100.0

Total 72 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.4 1.4 1.4

3 13 18.1 18.1 19.4

4 41 56.9 56.9 76.4

5 17 23.6 23.6 100.0

Total 72 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.4 1.4 1.4


(2)

Output Analisis Regresi Berganda

Regression

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 SikapAtasIklan,

KepercayaanPa daMereka

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .596a .356 .337 1.91975

a. Predictors: (Constant), SikapAtasIklan, KepercayaanPadaMerek b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 140.315 2 70.157 19.036 .000

a

Residual 254.297 69 3.685

Total 394.611 71

a. Predictors: (Constant), SikapAtasIklan, KepercayaanPadaMerek b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.502 1.991 4.270 .000

KepercayaanPadaMerek .513 .127 .453 4.035 .000

SikapAtasIklan .303 .154 .221 1.971 .053


(3)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 17.9907 23.3061 20.6389 1.40580 72

Std. Predicted Value -1.884 1.897 .000 1.000 72

Standard Error of Predicted

Value .231 .670 .378 .104 72

Adjusted Predicted Value 17.8170 23.2575 20.6411 1.41472 72

Residual -5.49007 3.32594 .00000 1.89252 72

Std. Residual -2.860 1.732 .000 .986 72

Stud. Residual -2.916 1.752 .000 1.004 72

Deleted Residual -5.70882 3.40102 -.00218 1.96344 72

Stud. Deleted Residual -3.092 1.779 -.004 1.020 72

Mahal. Distance .044 7.660 1.972 1.596 72

Cook's Distance .000 .113 .012 .019 72

Centered Leverage Value .001 .108 .028 .022 72

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Output Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.89252243

Most Extreme Differences Absolute .052

Positive .048

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .443

Asymp. Sig. (2-tailed) .989


(5)

Uji Heteroskedastisitas

Uji glesjer

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.373 1.218 -.306 .760

KepercayaanPadaMerek .045 .078 .080 .579 .564

SikapAtasIklan .090 .094 .131 .957 .342

a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.502 1.991 4.270 .000

KepercayaanPadaMe

rek .513 .127 .453 4.035 .000 .742 1.348

SikapAtasIklan .303 .154 .221 1.971 .053 .742 1.348


(6)

Model SikapAtasIklan

KepercayaanPad aMerek

1 Correlations SikapAtasIklan 1.000 -.508

KepercayaanPadaMerek -.508 1.000

Covariances SikapAtasIklan .024 -.010

KepercayaanPadaMerek -.010 .016

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant)

KepercayaanPa

daMerek SikapAtasIklan

1 1 2.983 1.000 .00 .00 .00

2 .010 17.581 .49 .04 .89

3 .008 19.747 .51 .96 .11


Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU

2 110 81

Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Sedaap (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

3 37 86

Analisis persepsi konsumen tentang kepribadian merek induk dan merek-merek perluasan pepsodent; studi kasus pada merek pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut pepsodent di lingkungan mahasiswa UIN Jakarta

2 41 211

Analisis pengaruh pemanfaatan endoser, brand image, dan trust/kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian suatu produk: ( studi kasus pada mahasiswa UIN Jakarta konsumen tolak angin cair )

1 4 160

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI PADA ANAK KOST DI JALAN KOPI KELURAHAN GEDUNG MENENG KECAMATAN RAJABASA) Oleh ARISA WULANDASARI

4 30 62

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Hubungan iklan produk pasta gigi pepsodent di televisi dengan loyalitas merek produk pasta gigi pepsodent pada konsumen.

0 3 134

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

HUBUNGAN IKLAN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI TELEVISI DENGAN LOYALITAS MEREK PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT PADA KONSUMEN

0 0 132