Universitas Sumatera Utara
f. Lighting
Pencahayaan saat kita ingin mengambil gambar untuk kita rekam. Sesuai Sutradara inginkan atau pandangan seorang cameraman DOP director of
Photography. Ini sebenarnya urusan cameraman dan sutradara, Kadang mereka memilih lighting sesuai ceritanya. Lighting dramatis, Lighting Natural, Lighting
Beauty glamour, ini juga disesuaikan dengan produknya dan karakter sesuai cerita yang kita inginkan.
g. Pacing
Berapa lama gambar atau video itu akan dimunculkan sebelum diganti dengan gambar atau video berikutnya.
4.4. Analisis Tabel Tunggal
4.4.1. Provider AXIS
Tahap ini peneliti akan memberikan penilaian terhadap provider AXIS dalam bentuk tabel tunggal. Pada tabel 4.1 ini terdaftar penilaian terhadap kriteria
iklan televisi dan komunikasi pemasaran provider AXIS.
Tabel 4.1 Analisis Tabel Tunggal AXIS
Elemen Iklan Analisis
Video Pengambilan gambarnya baik, seluruh isi videonya menarik dan
mudah dimengerti Audio
Baik narasi, sampai ke sound effect cukup jelas, sederhana dan menarik
Talent Pada iklan provider AXIS ini talent yang digunakan adalah orang-
orang yang belum dikenal penonton atau artis yang belum begitu dikenal. Walaupun begitu kemajemukan talent yang dimunculkan
unik dan menarik. Props
Pada iklan provider AXIS ini properti yang dimunculkan adalah kartu, slogan, simbol warna, alamat media sosial, serta keterangan
promonya di akhir iklan. Adapun slogan-slogan AXIS seperti “AXIS GSM yang BAIK”, “MAKIN DEKAT DENGAN RAKYAT”.
Setting Pada iklan provider AXIS versi “Group Hug” ini dilakukan pada 5
latar atau lokasi yang berbeda. Pada potongan cerita 1 lokasinya di
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sekolah, potongan cerita 2 lokasinya di kantor, potongan cerita 3 lokasinya di sawah, potongan cerita 4 lokasinya di hutan, dan
potongan cerita 5 di alun-alun atau lapangan. Lighting
Pencahayaan yang digunakan sudah tepat, tiap-tiap potongan ceritanya terlihat jelas bahwa penempatan jenis-jenis
pencahayaannya cocok. Pacing
Kecepatan berjalannya video cukup penting dalam segi daya tarik dan daya tangkap. Dalam iklan ini kecepatan video sudah baik dan
video mudah untuk dimengerti. Namun sayangnya durasinya cukup lama yang memungkinkan orang akan cepat bosan apa bila diputar
berulang.
Komunikasi Pemasaran
Analisis
Komunikasi Tertuju
Isi pesan iklan televisi provider AXIS tampak jelas. Bahwa dengan menggunakan provider AXIS kita bisa berbagi kebahagiaan dengan
siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Demi mencapai semua itu provider AXIS akan memperluas jaringannya ke seluruh Indonesia.
Pesan ini ditujukan kepada para pengguna provider AXIS dan kepada calon penggunanya.
Komunikasi Tidak Tertuju
Dalam iklan ini terlihat bahwa provider AXIS berusaha membangun citra sebagai provider yang dekat dengan rakyat, menghargai
kompleksitas profesi dan budaya.
4.4.2. TELKOMSEL
Tahap ini peneliti akan memberikan penilaian terhadap provider TELKOMSEL dalam bentuk tabel tunggal. Pada tabel 4.2 ini terdaftar penilaian
terhadap kriteria iklan televisi dan komunikasi pemasaran provider TELKOMSEL.
Tabel 4.2 Analisis Tabel Tunggal TELKOMSEL
Elemen Iklan Analisis
Video Pengambilan gambarnya baik, seluruh isi videonya menarik.
Audio Baik narasi, sampai ke sound effect cukup jelas, sederhana dan unik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Talent Iklan TELKOMSEL menggunakan komedian yang sedang naik
daun, yaitu Sule dan dua pemeran etnis Tionghoa yang belum dikenal penonton. Hal ini merupakan keputusan yang sangat baik
dalam pembentukan image perusahaan. Dengan adanya artis yang dikenal banyak orang, apalagi artis tersebut artis yang memiliki citra
positif di mata masyarakat, selain iklan ini lebih mudah diingat, iklan iklan ini lebh menarik dilihat.
Props Pada iklan TELKOMSEL ini properti yang dimunculkan adalah
kartu, slogan, simbol warna, nomor operator, situs, alamat media sosial dan keterangan promonya di akhir iklan. Slogan yang
digunakan adalah “Kartu AS paling murah” dan iklan ini juga di dominasi simbol warna provider TELKOMSEL, yaitu “merah”.
Setting Pada iklan TELKOMSEL versi “Aku Ga Punya Pulsa” dilakukan di
tengah jalan saat hujan lebat di depan sebuah tempat berteduh atau sejenis terminal.
Lighting Pencahayaan di awal kurang baik. Memang kesannya dramatis tetapi
dari segi tampilannya jadi berkurang, namun pertengahan iklan sudah tepat pencahayaannya.
Pacing Kecepatan berjalannya video sudah tepat, apalagi video ini Cuma
berdurasi 30 detik. Ketika diputar berulang-ulang penonton tidak akan cepat bosan, karena selain ada unsur humornya, iklan ini sangat
mudah ditangkap maksudnya.
Komunikasi Pemasaran
Analisis
Komunikasi Tertuju
Dalam iklan provider TELKOMSEL dapat kita lihat komunikasi tertujunya dengan jelas. Provider TELKOMSEL memberikan
jawaban kepada para pengguna kartu seluler yang memiliki masalah dengan taris sms dan telepon yang digunakannya dengan
memberikan gratis sms dan telepon kepada para pengguna dan calon pengguna providernya.
Komunikasi Tidak Tertuju
Dalam iklan ini terlihat bahwa provider TELKOMSEL berusaha membangun citra sebagai provider yang paling murah dan
menghargai budaya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.5. Proses Hierarki Analitik
4.5.1. Struktur Proses Hierarki Analitik
Dalam penelitian ini akan digunakan proses hierarki analitik demi mencari perbandingan antara penyajian iklan televisi provider AXIS dan TELKOMSEL.
Adapun dalam metode tersebut memiliki struktur seperti yang ditampilkan pada
gambar 4.9 di bawah ini. Gambar 4.9
Struktur Proses Hierarki Analitik
TUJUAN
KRITERIA
ALTERNATIF
Seperti yang kita lihat pada gambar di atas, struktur proses hierarki analitik yang terjadi pada penelitian ini yang menjadi tujuan adalah penyajian iklan. Pada
penyajian iklan ini terdapat dua bagian yang akan dijadikan bahan perbandingan, yakni komunikasi pemasaran dan iklan televisi. Pada komunikasi pemasaran yang
menjadi bahan perbandingan adalah karakteristik komunikasi pemasarannya. Karakteristik komunikasi pemasaran yang dipilih sebagai kriteria perbandingan
Penyajian Iklan
Komunikasi Pemasaran Iklan Televisi
Komunikasi Tertuju
Video Audio
Talent
Setting Props
Pacing Komunikasi
Tidak Tertuju
Lighting
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
adalah komunikasi pemasaran tertuju dan komunikasi pemasaran tidak tertuju. Sedangkan untuk bagian iklan televisi yang diperbandingkan adalah elemen iklan
televisi, yaitu video, audio, talent, props, setting, lighting, dan pacing. Untuk melakukan pengukuranpenilaian atas kriteria-kriteria yang telah
ada diperlukan adanya suatu skala perbandingan. Sebagai pengembang teori proses hierarki analitik, Thomas L. Saaty telah menetapkan suatu skala
pengukuran atau penilaian untuk melihat tingkat kepentingan antar variabel. Dengan adanya skala ini proses pemberian tingkat kepentingan menjadi lebih
jelas karena sudah ada penjelasan urutan atas penting atau tidaknya suatu kriteria dibandingkan dengan yang lain. Skala di bawah ini mendefinisikan dan
menjelaskan nilai 1 sampai 9 untuk pertimbangan dalam perbandingan berpasangan elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu kriteria di level
yang lebih tinggi.
Tabel 4.3 Skala perbandingan tingkat kepentingan antar variabel
Intensitas Pentingnya
variabel Definisi Variabel
Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan
elemen yang lainnya 5
Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan
elemen yang lainnya 7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen yang
lainnya Satu elemen yang kuat di sokong dan
dominan terlihat dalam praktek 9
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen yang lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki
tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara 2 nilai
pertimbanga n yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi diantara 2 pilihan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Intensitas
Pentingnya variabel
Definisi Variabel Penjelasan
Kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu
angka dibanding aktifitas j, maka j mempunyai nilai
kebalikkannya dibanding dengan i
4.5.2. Rangking Kriteria 4.5.2.1. Komunikasi Pemasaran
Pairwise Comparison Perbandingan Berpasangan
Tahap ini bertujuan menentukan tingkat kepentingan antar criteria dengan cara membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang di berikan.
Untuk melakukan perbandingan berpasangan digunakan bentuk matriks Hasil perbandingan berpasangan antar kriteria diberikan pada tabel 4.4 berikut:
Urutan Kriteria Karakteristik Komunikasi Pemasaran Terpenting :
1. Komunikasi Tertuju K1
2. Komunikasi Tidak Tertuju K2
Proses perbandingan berpasangan dimulai dari level paling atas hierarki untuk memilih kriteria, yaitu KriteriaK, kemudian dari level di bawahnya
diambil elemen-elemen yang akan dibandingkan, yaitu K1 dan K2, maka susunan elemen-elemen matriksnya adalah seperti tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
K K1
K2 K1
1 3
K2 0,333
1 Suatu elemen dalam matrik dan dibandingkan dengan dirinya sendiri
akan diberi nilai 1, seperti halnya K1 dengan K1 dan K2 dengan K2. Jika suatu elemen dibandingkan dengan elemen lain akan menghasilkan nilai tertentu, dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
saat kedua elemen berganti dibandingkan akan mendapat nilai kebalikannya. Maka dari itu K1 dan K2 yang dibandingkan mendapatkan nilai 3, dan 0,333
saat berganti diperbandingkan, yang artinya K2 mempunyai nilai kepentingan yang lebih rendah dari K1.
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan tiap kolom untuk memperoleh nilai yang nantinya akan dipakai untuk uji konsistensi.
Dimana : K1 = 1 + 0,333 = 1,333
K2 = 3 + 1 = 4
Hasil perbandingan berpasangan antar kriteria dapat dinyatakan dalam matriks berikut:
A
2x2 =
1 3
0,333 1
Di atas telah dilakukan perkalian matriks dan selanjutnya akan dihitung matriks AxA sebagai berikut:
2
6 =
8 0,667
2 =
2,667 10,667
Langkah berikutnya adalah normalisasi. Matriks yang telah dikalikan sebelumnya dijumlahkan tiap barisnya. Kemudian hasil penjumlahan tiap baris
tersebut dijumlahkan kembali. Tiap baris kemudian dibagi dengan hasil jumlah seluruh baris sebelumnya.
Normalisasi K1 = 8 10,667 = 0,75
K2 = 2,667 10,667 = 0,25
Tahap berikutnya adalah melakukan uji konsistensi. Langkah ini dilakukan untuk menguji apakah perbandingan yang telah dilakukan sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
telah konsisten atau tidakConsistency Index. Uji konsistensi akan dilakukan sebagai berikut:
C.I = A maksimum –n n-1
A maksimum = 1,3330,75 + 40,25= 1+ 1 = 2
CI = 2 - 2 2-1 = 0
Keterangan : A maksimum = Hasil perkalian tiap kolom dengan hasil normalisasi tiap
barisnya yang kemudian dijumlahkan. n = Jumlah elemen
Nilai A maksimum dikurangi dengan jumlah elemen . Kemudian dibagi dengan jumlah elemen yang telah dikurang 1 sebelumnya. Sehingga diperoleh
hasil indeks konsistensi 0.
catatan: Random Indeks RI merupakan indeks konsistensi matrik random
dengan skala penilaian 1 sampai 9 bersama entri-entri kebalikannya. Perlu diperhatikan bahwa matrik berorde 1 dan 2 adalah konsistensi sehingga rumus
CI RI tidak berlaku.
Tabel 4.5 Nilai Random Indeks RI
n 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 RI
0,58 0,90
1,12 1,24
1,32 1,41
1,45 1,49
Sumber : Taylor, 2008 Karena n = 2 , berarti RI = 0
CR = CI RI CR =
0 2 CR = 0
Secara umum, jika CR ≤ 0,1 maka matriks perbandingan berpasangan
konsisten, sehingga bobot yang diberikan dapat digunakan pada perankingan alternatif
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.5.2.2. Iklan Televisi
Pairwise Comparison Perbandingan Berpasangan
Tahap ini bertujuan menentukan tingkat kepentingan antar criteria dengan cara membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang di berikan.
Untuk melakukan perbandingan berpasangan digunakan bentuk matriks Hasil perbandingan berpasangan antar kriteria diberikan pada tabel 4.6 berikut:
Urutan Kriteria Elemen Iklan Televisi Terpenting :
1. VideoK1, AudioK2
2. TalentK3
3. PropsK4
, SettingK5 4.
Lighting K6, Pacing K7 Proses perbandingan berpasangan dimulai dari level paling atas hierarki
untuk memilih kriteria, yaitu KriteriaK, kemudian dari level di bawahnya diambil elemen-elemen yang akan dibandingkan, yaitu: K1, K2, K3, K4, K5, K6,
K7. Maka susunan elemen-elemen matriksnya adalah seperti tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
K K1
K2 K3
K4 K5
K6 K7
K1 1,000
1,000 3,000
5,000 5,000
7,000 7,000
K2 1,000
1,000 3,000
5,000 5,000
7,000 7,000
K3 0,333
0,333 1,000
3,000 3,000
5,000 5,000
K4 0,200
0,200 0,333
1,000 1,000
3,000 3,000
K5 0,200
0,200 0,333
1,000 1,000
3,000 3,000
K6 0,143
0,143 0,200
0,333 0,333
1,000 1,000
K7 0,143
0,143 0,200
0,333 0,333
1,000 1,000
Suatu elemen dalam matrik dan dibandingkan dengan dirinya sendiri akan diberi nilai 1, seperti halnya K1 dengan K1 dan K2 dengan K2, dan
seterusnya. Jika suatu elemen dibandingkan dengan elemen lain akan menghasilkan nilai tertentu, dan saat kedua elemen berganti dibandingkan akan
mendapat nilai kebalikannya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan tiap kolom untuk memperoleh nilai yang nantinya akan dipakai untuk uji konsistensi.
Dimana : K1 = 1+1+0,333+0,2+0,2+0,143+0,143= 3,019
K2 = 1+1+0,333+0,2+0,2+0,143+0,143= 3,019 K3 = 3+3+1+0,333+0,333+0,2+0,2= 8,067
K4 = 5+5+3+1+1+0,333+0,333= 15,667 K5 = 5+5+3+1+1+0,333+0,333= 15,667
K6 = 7+7+5+3+3+1+1= 27 K7 = 7+7+5+3+3+1+1= 27
Hasil perbandingan berpasangan antar kriteria dapat dinyatakan dalam matriks berikut:
1 1
3 5
5 7
7 1
1 3
5 5
7 7
13 13
1 3
3 5
5
A
7x7 =
15 15
13 1
1 3
3 15
15 13
1 1
3 3
17 17
15 13
13 1
1 17
17 15
13 13
1 1
Di atas telah dilakukan perkalian matriks dan selanjutnya akan dihitung matriks AxA sebagai berikut:
7,000 7,000
15,133 33,667
33,667 73,000
73,000 =
242,467 7,000
7,000 15,133
33,667 33,667
73,000 73,000
= 242,467
3,629 3,629
7,000 15,667
15,667 37,667
37,667 =
120,924 1,768
1,768 3,400
7,000 7,000
16,467 16,467
= 53,870
1,768 1,768
3,400 7,000
7,000 16,467
16,467 =
53,870 0,771
0,771 1,679
3,362 3,362
7,000 7,000
= 23,946
0,771 0,771
1,679 3,362
3,362 7,000
7,000 =
23,946 761,489
Langkah berikutnya adalah normalisasi. Matriks yang telah dikalikan sebelumnya dijumlahkan tiap barisnya. Kemudian hasil penjumlahan tiap baris
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tersebut dijumlahkan kembali. Tiap baris kemudian dibagi dengan hasil jumlah seluruh baris sebelumnya.
Normalisasi
K1 = 242,467 761,489 = 0,318 K2 = 242,467 761,489 = 0,318
K3 = 120,924 761,489 = 0,159 K4 = 53,870 761,489 = 0,071
K5 = 53,870 761,489 = 0,071 K6 = 23,946 761,489 = 0,031
K7 = 23,946 761,489 = 0,031
Tahap berikutnya adalah melakukan uji konsistensi. Langkah ini dilakukan untuk menguji apakah perbandingan yang telah dilakukan sebelumnya
telah konsisten atau tidakConsistency Index. Uji konsistensi akan dilakukan sebagai berikut:
C.I = A maksimum –n n-1
A maksimum = 3,0190,318 + 3,0190,318 + 8,0670,159 + 15,6670,071 +
15,6670,071 + 270,031 + 270,031= 7,1184 CI
= 7,1184 – 7 7-1=0,11846= 0,01973
Keterangan : A maksimum = Hasil perkalian tiap kolom dengan hasil normalisasi tiap
barisnya yang kemudian dijumlahkan. n = Jumlah elemen
Nilai A maksimum dikurangi dengan jumlah elemen . Kemudian dibagi dengan jumlah elemen yang telah dikurang 1 sebelumnya. Sehingga diperoleh
hasil indeks konsistensi 0,01973.
Tabel 4.7 Nilai Random Indeks RI
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 RI
0,58 0,90
1,12 1,24
1,32 1,41
1,45 1,49
Sumber : Taylor, 2008 Karena n = 7 , brarti RI = 1,32
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
CR = CI RI CR =
0,01973 1,32 CR = 0,01494697
Secara umum, jika CR ≤ 0,1 maka matriks perbandingan berpasangan
konsisten, sehingga bobot yang diberikan dapat digunakan pada perangkingan alternatif..
4.5.4. Rangking Alternatif
Berdasarkan hasil dari uji konsistensi sebelumnya diperoleh hasil bahwa pemberian perangkingan sudah konsisten dan langkah berikutnya dapat
dilanjutkan.
4.5.4.1.Komunikasi Pemasaran Tabel 4.8
Rangking Alternatif Komunikasi Pemasaran Alternatif
Komunikasi Pemasaran Tertuju
Tidak Tertuju
A1 : AXIS 8
7 A2 : TELKOMSEL 8
7
Gambar 4.10 Rangking Alternatif Komunikasi Pemasaran
Tabel dan grafik di atas merupakan tabel rangking alternatif komunikasi pemasaran dari kedua provider. Masing-masing provider telah diberikan penilaian
untuk tiap kriteria komunikasi pemasaran. Jadi bisa kita lihat dimana letak
AXIS TELKOMSEL
8 8
7 7
Komunikasi Tertuju Komunikasi Tidak Tertuju
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
keunggulan masing-masing provider. Adapun kriteria untuk komunikasi pemasaran berdasarkan rangking kepentingannya adalah komunikasi tertuju dan
komunikasi tidak tertuju. Maka dari itu setelah itu peneliti akan menggambarkan rangking komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju provider AXIS dan
provider TELKOMSEL.
Komunikasi tertuju Tabel 4.9
Rangking Komunikasi Tertuju
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
1 TELKOMSEL
1 1
AXIS = 0,5
TELKOMSEL = 0,5 Gambar 4.11
Rangking Komunikasi Tertuju
Bisa kita lihat pada tabel dan gambar di atas bahwa kekuatan komunikasi tertuju provider AXIS dan TELKOMSEL sama. Komunikasi tertuju
yang dilakukan kedua provider secara jelas disajikan pada iklannya.
Komunikasi Tidak Tertuju
Komunikasi Tertuju 1
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Rangking Komunikasi Tidak Tetuju
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
1 TELKOMSEL
1 1
AXIS = 0,5
TELKOMSEL = 0,5
Berdasarkan tabel rangking komunikasi tidak tertuju di atas bisa kita lihat provider AXIS dan TELKOMSEL memiliki nilai yang sama. Walaupun
komunikasi tidak tertuju yang digunakan sedikit berbeda. Masing-masing provider memiliki cara tersendiri.
Gambar 4.12 Rangking Komunikasi Tidak Tertuju
4.5.4.1. Iklan Televisi
Tabel dan grafik berikut ini merupakan tabel dan grafik rangking alternatif iklan televisi dari kedua provider. Masing-masing provider telah
diberikan penilaian untuk tiap kriteria iklan televisi. Jadi bisa kita lihat dimana letak keunggulan masing-masing provider. Adapun kriteria untuk iklan televisi
berdasarkan rangking kepentingannya adalah video, audio, talent, props, Setting,
Komunikasi Tidak Tertuju 1
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lighting, Pacing. Untuk penjelasan atas penilaian tersebut akan dibahas pada tiap-tiap kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rangking Alternatif Iklan Televisi
Alternatif Iklan Televisi
V A
T PR
S L
PC A1 : AXIS
8 8
7 7
9 8
7
A2 : TELKOMSEL 8
9 9
8 7
8 7
Gambar 4.13 Rangking Alternatif Iklan Televisi
Video
Tabel 4.12 Rangking Video
AXIS = 0,5
TELKOMSEL = 0,5
Pada tabel di atas dan keterangan di bawahnya bisa kita lihat kekuatan video provider AXIS dan TELKOMSEL sama kuat. Keduanya dinilai mampu
menyajikan tampilan iklan yang menarik dan mudah dipahami walaupun
AXIS TELKOMSEL
8 8
8 9
7 9
7 8
9 7
8 8
7 7
V A
T PR
S L
PC
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
1 TELKOMSEL
1 1
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
disajikan dengan kemasan yang berbeda. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Provider AXIS menyajikan video yang terdiri dari berbagai cerita
menarik. Kualitas gambarnya baik dan jelas. Begitu juga dengan provider TELKOMSEL yang menyajikan video dengan satu cerita yang unik dan
berkesan. Kualitas gambar dan kejelasannya tidak kalah dengan provider AXIS. Maka dari itu peneliti memberikan nilai yang sama untuk keduanya. Bisa kita
lihat pada gambar 4.14 di berikut ini.
Gambar 4.14 Rangking Video
Audio
Tabel 4.13 Rangking Audio
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
12 TELKOMSEL
2 1
AXIS = 0,333
TELKOMSEL = 0,677
Dari tabel rangking audio ini bisa kita simpulkan bahwa kedua provider mampu menyajikan audio yang baik. Namun, provider TELKOMSEL dinilai
lebih baik dalam penyajian audio ini. Penyampaian kalimat “aku ga punya
Komunikasi Tidak Tertuju 1
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pulsa” dalam iklan ini dinilai sangat unik, mudah untuk diingat, dan lucu untuk disampaikan. Apalagi dengan adanya sule yang memiliki suara yang khas iklan
ini tentunya lebih mudah dikenali oleh penonton. Tidak bisa dipungkiri bahwa audio ini merupakan salah satu kekuatan dari iklan TELKOMSEL tersebut.
Dalam iklan provider AXIS juga memiliki suara dan kata-kata yang menarik seperti “aku difolbek” dan “beta punya anak su lahir”. Suara dan kata-kata
tersebut juga didukung oleh ekspresi dan emosi, serta logat dan bahasa daerah yang menarik dari para talentnya.
Gambar 4.15 Rangking Audio
Talent
Tabel 4.14 Rangking
Talent
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
13 TELKOMSEL
3 1
AXIS = 0,25
TELKOMSEL = 0,75
Pemilihan Sule sebagai bintang iklan ini merupakan keputusan tepat, apalagi saat ini namanya sedang naik daun. Iklan menjadi lebih menarik dan
mudah diingat oleh penonton. Kemudian provider TELKOMSEL cukup berani
Audio 1
2
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menggunakan talent etnis Tionghoa yang tidak biasa dilakukan oleh provider yang lain. Keberanian ini bisa menjadi daya tarik buat etnis Tionghoa yang
semakin lama semakin bertumbuh di Indonesia ini untuk menggunakan provider TELKOMSEL sebagai pilihan pertama. Di sisi lain provider AXIS hanya
menggunakan talent biasa yang kurang dikenal penonton. Namun menggunakan talent dengan gambaran berbagai latar belakang budaya dan lapisan sosial yang
berbeda-beda merupakan hal yang bisa membawa dampak positif sebagai suatu pesan moral. Hal inilah yang menjadikan provider TELKOMSEL lebih baik
daripada provider AXIS di bagian talent. Gambar perbandingannya bisa kita lihat di berikut ini.
Gambar 4.16 Rangking
Talent
Props
Berdasarkan tabel rangking props berikut ini, provider TELKOMSEL dinilai lebih baik daripada provider AXIS. Hal ini dikarenakan properti yang
digunakan dalam iklan TELKOMSEL ini lebih mampu mengingatkan penonton akan provider ini dan programnya. Pemilihan pakaian Sule yang serba Merah,
begitu juga pakaian para penari, hingga warna atap tenda yang akan mengingatkan penonton akan warna TELKOMSEL, yaitu: merah. Iklan ini
tidak begitu panjang namun menampilkan lebih banyak hal yang mampu mengingatkan penonton akan TELKOMSEL, seperti kemasan, logo, slogan,
serta menyajikan penawaran-penawaran providernya. Dalam iklan provider AXIS juga ditampilkan logo, slogan, simbol warna, dan program providernya.
Talent 1
3
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Simbol warna dalam iklan provider AXIS ini adalah handphone murid dan tali topi petani yang sesuai dengan warna provider AXIS, yaitu: ungu. Iklan ini
cukup panjang, namun hanya sedikit menampilkan properti yang mampu mengingatkan penonton akan provider AXIS.
Tabel 4.15 Rangking
Props
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
12 TELKOMSEL
2 1
AXIS = 0,333
TELKOMSEL = 0,667
Gambar 4.17 Rangking
Props
Setting
Pada tabel di berikut telah tertera bahwa kriteria setting provider AXIS lebih baik daripada provider TELKOMSEL. Dalam iklan provider AXIS “group
hug” disajikan beberapa setting yang berbeda, dimana penempatan, serta penataannya sudah sesuai dengan tiap cerita. Kemudian pada iklan provider
TELKOMSEL bila kita perhatikan tidak banyak tempat namun mampu memanfaatkannya dengan baik. Mengapa setting provider AXIS dinilai lebih baik
Props 1
2
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
adalah karena mereka mampu membuat iklan yang lebih kompleks dengan adanya penggunaan tempat yang lebih banyak dan melakukan penyesuaian yang tepat
dengan tiap ceritanya, yang tentunya bukan pekerjaan mudah. Perbandingannya bisa kita lihat pada gambar 4.18 di berikut ini.
Tabel 4.16 Rangking
Setting
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
3 TELKOMSEL
13 1
AXIS = 0,75
TELKOMSEL = 0,25
Gambar 4.18 Rangking
Setting
Lighting
Tabel 4.17 Rangking
Lighting
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
1 TELKOMSEL
1 1
Setting 3
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
AXIS = 0,5
TELKOMSEL = 0,5
Kriteria lighting adalah pencahayaan yang digunakan dalam iklan. Hal ini dapat terjadi karena penggunaanpemilihan cahaya yang kurang tepat. Terkadang
iklan kelebihan cahaya atau terlalu terang,dan kadang terdapat juga iklan yang penggunaan cahayanya kurang, sehingga iklan terlihat lebih gelap. Kedua hal ini
bisa membuat iklan kurang menarik atau dinilai kurang teliti dalam pengerjaannya. Mungkin hal ini terlihat sepele, namun memiliki pengaruh yang
cukup penting sebagai suatu hasil karya kreativitas. Baik provider AXIS, maupun provider TELKOMSEL telah tepat menempatkan pemilihan cahaya. Dimana
lighting yang digunakan tepat pada semua situasi yang disajikan. Maka dari itu peneliti menilai kedua provider sama kuat. Bisa kita lihat pada gambar berikut ini
perbandingan keduanya.
Gambar 4.19 Rangking
Lighting
Pacing
Kecepatan pemutaran video dan timing tiap frame merupakan kelengkapan dari video. Pemaknaan tiap adegan dalam video bisa diperjelas dengan pacing
videonya. Tiap adegan memerlukan penggunaan timing yang berbeda karena ada kalanya pada suatu video terdapat tayangan lambat dan ada kalanya timingnya
harus dipercepat sehingga lebih menguatkan pesan di dalam video tersebut.
Lighting 1
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas bisa kita perhatikan bahwa baik provider AXIS, maupun provider TELKOMSEL memiliki nilai yang sama. Keduanya juga dianggap telah
mampu menampilkan pacing video yang baik. Dengan demikian peneliti memberikan penilaian yang sama terhadap provider AXIS maupun provider
TELKOMSEL. Bisa kita kita perhatikan pada gambar 4.20 berikut ini bagaimana perbandingannya.
Tabel 4.18 Rangking
Pacing
AXIS TELKOMSEL
AXIS 1
1 TELKOMSEL
1 1
AXIS = 0,5
TELKOMSEL = 0,5
Gambar 4.20 Rangking
Pacing
Langkah yang dilakukan setelah memperoleh rangking alternatif tiap elemen adalah mendaftarkan hasil-hasil dan menetapkan seberapa besar
keunggulan provider yang satu dengan yang lain.
Pacing 1
1
AXIS TELKOMSEL
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berikut secara berturut merupakan tabel rangking kriteria komunikasi pemasaran, rangking kriteria iklan televisi, perbandingan kepentingan
komunikasi pemasaran dan iklan televisi.
Tabel 4.19 Rangking Kriteria Komunikasi Pemasaran
provider AXIS dan TELKOMSEL
Alternatif Komunikasi Pemasaran
T 0,75
TT 0,25
AXIS 0,5
0,5 TELKOMSEL
0,5 0,5
Tabel 4.20 Rangking Kriteria Iklan Televisi
provider AXIS dan TELKOMSEL
Alternatif Iklan Televisi
V 0,318
A 0,318
T 0,159
PR 0,071
S 0,071
L 0,031
PC 0,031
AXIS 0,5
0,333 0,25
0,333 0,75
0,5 0,5
TELKOMSEL 0,5
0,677 0,75
0,667 0,25
0,5 0,5
Tabel 4.21 Perbandingan Kepentingan Komunikasi Pemasaran dan Iklan Televisi
Komunikasi Pemasaran Iklan Televisi
Komunikasi Pemasaran 1
1 Iklan Televisi
1 1
Nilai masing-masing = 0.5 AXIS =
0.5 0,318 0,5 + 0.5 0,3180,333 + 0.5 0,1590,25 + 0.5 0,071 0,333 + 0.5 0,0710,75 + 0.5 0,0310,5 + 0.5 0,0310,5 + 0.5 0,750,5 + 0.5
0,250,5 = 0,4565
Proses perhitungan di atas dilakukan untuk mencari total nilai provider AXIS dengan cara menggabungkan nilai rangking tiap elemen komunikasi
pemsaran dan iklan televisi yang diperoleh provider AXIS.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TELKOMSEL = 0.5 0,318 0,5 + 0.5 0,3180,677 + 0.5 0,1590,75 + 0.5 0,071 0,667 +
0.5 0,0710,25 + 0.5 0,0310,5 + 0.5 0,0310,5 + 0.5 0,750,5 + 0.5 0,250,5 = 0,5435
Proses perhitungan di atas dilakukan untuk mencari total nilai provider TELKOMSEL dengan cara menggabungkan nilai rangking tiap elemen
komunikasi pemsaran dan iklan televisi yang diperoleh provider TELKOMSEL.
4.6. Pembahasan Akhir
Pada tahap ini peneliti akan menjawab tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran iklan provider AXIS dan
TELKOMSEL di televisi, dengan panduan teori-teori yang sebelumnya telah peneliti cantumkan pada kajian pustaka. Iklan televisi yang disajikam kedua
provider ini adalah iklan komersil. Iklan komersil adalah iklan yang bertujuan untuk menawarkan produk dan jasa dengan cara merangsang dan menarik motif
pembeli. Adapun teori-teori yang peneliti gunakan adalah komunikasi pemasaran dan iklan televisi.
Seperti yang tertera pada kajian pustaka, komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk meyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen
sasaran mengenai perbedaaan produk di pasar. Baik provider AXIS maupun provider TELKOMSEL dalam iklannya berusaha memberikan penawaran yang
berbeda kepada para konsumen walaupun keduanya bergerak pada bidang yang sama. Hal ini dilakukan kedua provider adalah untuk mendapatkan konsumen
baru dan konsumen mereka tidak beralih pada produk lain atau menciptakan loyalitas pelanggan.
Kegiatan komunikasi pemasaran bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk iklan televisi. Iklan televisi merupakan pemasaran dengan cakupan yang
sangat luas dan nantinya akan dikonsumsi oleh penonton segala umur, jenis kelamin, kelas sosial dan budaya, serta agama yang berbeda-beda. Maka dari itu
diperlukan kerja keras, strategi pemasaran yang baik, serta perencanaan yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah komunikasi pemasaran.
Sebelumnya juga kita harus memahami bagaimana komunikasi pemasaran itu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bekerja dan adakah sifat dasar serta karakteristik yang dibawanya. Pemahaman kepada keunikan-keunikan dan karakteristik komunikasi adalah awal dari dasar
keberhasilan komunikasi pemasaran itu sendiri. Karena pada kenyataanya, banyak perusahaan yang mengabaikan atau menyepelekannya sehingga komunikasi
pemasaran yang mereka lakukan menyimpang dan menimbulkan efek-efek negatif yang bertentangan dengan yang diinginkan dan menjadi bumerang terhadap
perusahaan mereka. Komunikasi pemasaran yang dilakukan provider AXIS bisa dikatakan
berhasil. Provider AXIS menghadirkan iklan yang baik dengan menyentuh aspek- aspek budaya, kelas sosial, dan kemajemukan secara positif, serta memberikan
pesan moral yang baik. Iklan yang berdurasi 1 menit 32 detik ini menarik karena di dalam iklan ini menampilkan unsur budaya secara baik dan menarik, bahasa
Ambon misalnya. Dalam iklan ini provider AXIS mengajak atau menawarkan jalan untuk berbagi kebahagiaan kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Dalam iklan ini provider AXIS menunjukkan persaingan sehat terhadap provider lain dengan cara tidak menjatuhkan atau menyindir provider lainnya seperti yang
biasanya dilakukan perusahaan-perusahaan dalam persaingan. Begitu pula dengan provider TELKOMSEL yang melalui iklannya
menawarkan solusi bagi konsumennya dan calon konsumennya suatu tarif yang menjawab segala permasalahan yang bisa ditimbulkan karena terhambatnya
komunikasi. Iklan berdurasi 30 detik yang dihadirkan provider TELKOMSEL menarik karena adanya Sule sebagai ikon baru provider tersebut. Namun ada hal
yang tidak biasa disajikan, yaitu adanya talent etnis Tionghoa. Hal ini memberikan pesan posiif kepada etnis Tionghoa bahwa mereka semakin
mendapat tempat di masyarakat Indonesia. Iklan ini juga dikemas secara menarik dan lucu.
Inti permasalahan komunikasi pemasaran adalah disinterpretasi dan penyimpangan pesan komunikasi pemasaran yang ada dalam aktivitas komunikasi
tersebut. Kondisi inilah yang nantinya dapat merusak citra perusahaan. Dalam hal ini baik provider AXIS maupun TELKOMSEL berhasil menciptakan iklan
televisi yang tepat sasaran. Kedua iklan ini mudah dipahami karena pesan verbal maupun nonverbal dalam iklan tersebut terlihat jelas. Provider AXIS mengajak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
atau menawarkan jalan untuk berbagi kebahagiaan kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Provider TELKOMSEL menawarkan solusi dengan memberikan
tarif “paling murah”. Hal yang patut diancungi jempol untuk kedua provider ini adalah seiring
dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis provider kartu seluler, kedua provider ini justru bersaing dengan cara yang sehat. Tanpa upaya saling
menjatuhkan saingannya, tapi menampilkan hal-hal positif, seperti budaya dan kebaikan-kebaikan. Kedua provider ini lebih memilih untuk mengemas iklan
mereka dengan humor. Hal ini patut ditiru oleh perusahaan lain yang akan melakukan komunikasi pemasaran.
Selanjutnya peneliti sampailah pada akhir pembahasan. Data yang diperoleh peneliti telah diolah dengan menggunakan analisis data tabel tunggal
dan proses hierarki analitik. Data dianalisis dalam tabel tunggal dan kemudian dicari perbandingannya dengan menggunakan proses hierarki analitik. Sederet
langkah-langkah telah dilakukan oleh peneliti demi pencarian hasil akhir penelitian ini.
Seperti yang telah disajikan sebelumnya oleh peneliti dapat kita lihat berdasarkan pemberian tingkat kepentingan, perangkingan alternatif dan uji
konsistensi, masing-masing provider memiliki keunggulan dan kelemahan pada kriteria-kriteria tertentu. Walaupun begitu perbedaan kedua provider ini tidak
begitu besar. Provider AXIS memiliki keunggulan pada kriteria setting. Provider AXIS
dinilai lebih baik adalah karena mereka mampu membuat iklan yang lebih kompleks dengan adanya penggunaan tempat yang lebih banyak dan melakukan
penyesuaian yang tepat dengan tiap ceritanya, yang tentunya bukan pekerjaan mudah.
Sedangkan provider TELKOMSEL memiliki keunggulan pada audio, talent, dan props. Dalam kriteria audio penyampaian kalimat “aku ga punya
pulsa” dalam iklan ini dinilai sangat unik, mudah untuk diingat, dan lucu untuk disampaikan. Apalagi dengan adanya Sule yang memiliki suara yang khas iklan
ini tentunya lebih mudah dikenali oleh penonton. Dan untuk talent pemilihan Sule sebagai bintang iklan ini merupakan keputusan tepat, apalagi saat ini namanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sedang naik daun. Iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh penonton. Kemudian provider TELKOMSEL cukup berani menggunakan talent etnis
Tionghoa yang tidak biasa dilakukan oleh provider yang lain. Keberanian ini bisa menjadi daya tarik buat etnis Tionghoa yang semakin lama semakin bertumbuh di
Indonesia ini untuk menggunakan provider TELKOMSEL sebagai pilihan pertama. Keunggulan provider pada kriteria props adalah pemilihan pakaian Sule
yang serba Merah, begitu juga pakaian para penari, hingga warna atap tenda yang akan mengingatkan penonton akan warna provider TELKOMSEL tersebut.
Provider AXIS dan TELKOMSEL memiliki kekuatan yang sama pada kriteria video, lighting, dan pacing, serta pada kedua kriteria komunikasi
pemasaran, yakni komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju. Selain itu peneliti juga memperoleh hasil bahwa perbandingan kepentingan antara
karakteristik komunikasi pemasaran dan elemen-elemen iklan televisi sama pentingnya. Secara keseluruhan provider TELKOMSEL mendapat nilai 0,5435,
sedangkan provider AXIS mendapat nilai 0,4565. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan mulai dari awal
pengumpulan data, penggunaan analisis tabel tunggal, sampai kepada proses hierarki analitik peneliti telah menyajikan hasil dari perbandingan penyajian iklan
televisi pada provider AXIS dan provider TELKOMSEL dari perspektif komunikasi pemasaran. Hasil ini sudah melalui uji konsistensi dimana
pengukuran dan langkah-langkah yang diambil sudah tepat adanya sesuai dengan kajian pustaka, baik buku maupun jurnal penelitian yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan menyampaikan kesimpulan mengenai hasil dari penelitian
studi deskriptif komparatif penyajian iklan pada provider AXIS dan TELKOMSEL di televisi ditinjau dari perspektif komunikasi pemasaran ini:
1. Adapun pesan yang terkandung dalam iklan provider AXIS ini adalah
dengan menggunakan provider AXIS pengguna bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
2. Adapun pesan yang terkandung dalam iklan provider TELKOMSEL ini
adalah provider TELKOMSEL berupaya memberikan solusi buat pengguna dan calon pengguna providernya yang memiliki masalah terhadap pulsa
kartu seluler dengan memberikan tarif “paling murah”. 3.
Urutan elemen-elemen terpenting iklan televisi adalah video, audio, talent, properties, setting, lighting, pacing. Sedangkan karakteristik komunikasi
pemasaran yang terperpenting adalah komunikasi tertuju, kemudian komunikasi tidak tertuju.
4. Masing-masing provider memiliki keunggulan pada kriteria tertentu, yakni
sebagai berikut:
a. Provider AXIS memiliki keunggulan pada kriteria setting. Provider AXIS
dinilai lebih baik adalah karena mereka mampu membuat iklan yang lebih kompleks dengan adanya penggunaan tempat yang lebih banyak dan
melakukan penyesuaian yang tepat dengan tiap ceritanya, yang tentunya bukan pekerjaan mudah.
b. Provider TELKOMSEL memiliki keunggulan dalam kriteria audio atas
penyampaian kalimat “aku ga punya pulsa” dalam iklan ini dinilai sangat unik, mudah untuk diingat, dan lucu untuk disampaikan. Apalagi
dengan adanya Sule yang memiliki suara yang khas iklan ini tentunya lebih mudah dikenali oleh penonton.
Universitas Sumatera Utara