digunakan untuk menentukan penurunan derajat putih adalah seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Metoda Standar untuk Uji Stabilitas Derajat Putih Pulp Ageing Test Standar
Temperatur C
Kelembabab relatif Waktu jam TAPPI
T 260 om-91 100
100 1
ISO 5630-1
NEQ 5630-2 5630-3
5630-4 105
90 80
120 atau 150 Kering
25 65
Kering 2
2 2
2
Sumber: Dence dan Reeve, 1996
2.5. Variabel Proses
Konsentrasi Hidrogen Peroksida Dosis
H
2
O
2
yang digunakan pada proses pemutihan berpengaruh secara langsung terhadap derajat putih pulp. Peningkatan konsentrasi H
2
O
2
menghasilkan kenaikan derajat putih yang signifikan seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Konsentrasi Alkali pH Konsentrasi alkali merupakan variabel yang penting dalam proses pemutihan
pulp tahap hidrogen peroksida. Jika konsentrasi NaOH terlalu rendah H
2
O
2
tidak akan berfungsi dengan efektif, tetapi bila terlalu tinggi akan mengakibatkan pulp berwarna
gelap atau menguning. Pada pH yang terlalu tinggi, laju dekomposisi H
2
O
2
akan melampaui laju reaksi proses pemutihan sehingga akan menurunkan derajat putih.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
Pada pH yang terlalu rendah, konsentrasi anion perhidroksil tidak cukup untuk meningkatkan derajat putih. Pada tahap peroksida, reaksi pemutihan berlangsung
pada pH 10-11 Dence dan Reeve, 1996. Proses pemutihan pulp menggunakan H
2
O
2
akan menghasilkan derajat putih yang maksimum bila disertai dengan penambahan dosis alkali NaOH yang
optimum. Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh dosis NaOH optimum untuk berbagai variasi dosis H
2
O
2
seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2. Dosis NaOH Optimum untuk Berbagai Variasi Dosis H
2
O
2
dalam Proses Pemutihan Pulp Kraft.
Dosis H
2
O
2
berat kering pulp Dosis NaOH berat kering pulp
1 2 – 2,5
1,5 2 – 3
2 2 – 3
3 2,5 – 3,5
4 3 - 4
Kondisi operasi : Temperatur 90 C, 2 jam, konsistensi 10-15
Sumber : Dence dan Reeve, 1996
Temperatur dan Waktu Temperatur dan waktu reaksi proses pemutihan sangat erat hubungannya
dengan derajat putih dan kualitas pulp. Pengurangan waktu tinggal reaksi dapat dilakukan dengan peningkatan temperatur dan sebaliknya derajat putih yang sama
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
dapat dicapai dengan temperatur yang lebih rendah dan waktu tinggal reaksi yang lebih lama.
Temperatur yang tinggi dapat merusak kualitas pulp. Reaksi dekomposisi H
2
O
2
yang terlalu cepat dapat menurunkan selektivitas sehingga sellulosa juga ikut terdegradasi. Selain dari pada itu, temperatur yang tinggi juga dapat menurunkan
derajat putih pulp. Hubungan temperatur dan waktu tinggal reaksi terhadap derajat putih dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Pada Gambar 2.5 terlihat bahwa pada temperatur 85 C, derajat putih naik
dengan cepat dan derajat putih maksimum diperoleh pada waktu reaksi kurang dari 30 menit, tetapi selanjutnya derajat putih mengalami penurunan sampai akhir reaksi
240 menit. Namun pada temperatur 65 C dan 45
C derajat putih pulp meningkat seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. Pada temperatur 85
C reaksi pemutihan berlangsung dengan cepat. Pada kondisi ini mengaktifkan metal transisi seperti Fe,
Mn dan Cu yang secara normal terkandung dalam pulp. Metal transisi berperan dalam pembentukan radikal OH
.
yang dapat menurunkan kualitas pulp.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
50 55
60 65
70 75
80
30 60
90 120
150 180
210 240
Waktu menit D
er a
ja t P
u ti
h IS
O
Temperatur 85 C Temperatur 65 C
Temperatur 45 C
Gambar 2.5. Pengaruh Temperatur dan Waktu Reaksi Terhadap Derajat Putih Pulp Spruce yang Diputihkan dengan H
2
O
2
. Konsentrasi H
2
O
2
4, Konsistensi 30.
Dence dan Reeve, 1996
Konsistensi Konsistensi adalah persentase berat pulp kering dalam bubur pulp pulp
basah. Konsistensi pulp berpengaruh terhadap derajat putih dan konsumsi bahan pemutih pulp. Untuk mencapai derajat putih yang sama, proses pemutihan pulp
dengan konsistensi yang rendah membutuhkan H
2
O
2
yang lebih banyak dari pada pulp yang berkonsistensi lebih tinggi. Dence dan Reeve, 1996
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian