H
2
O
2
, sifat fisik pulp yaitu uji kekuatan sobek tear test dan uji kekuatan tarik tensile test.
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti dan industri pulp tentang penggunaan H
2
O
2
sebagai alternatif pengganti ClO
2
pada tahap akhir proses pemutihan pulp kraft dengan bahan baku akasia.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemutihan Pulp Bebas Unsur Klorin Elemental Chlorine Free-ECF
Negara-negara di
seluruh dunia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya gejala global yang terdiri dari pasar terbuka, aspek
lingkungan dan pemasaran pulp dan kertas yang kompetitif. Oleh sebab itu teknologi pembuatan pulp yang ramah lingkungan berkembang dengan pesat. Aspek
lingkungan yang dominan pada industri pulp terletak pada proses pemutihan. Pemutihan pulp secara konvensional dengan menggunakan senyawa klorin
Cl
2
ternyata menimbulkan persoalan lingkungan yang serius. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah pada buangannya yang mengandung senyawa klorin organik yang
berbahaya bagi lingkungan hidup. Untuk menentukan jumlah zat organik terklorinasi adalah dengan mengukur
AOX adsorbable organic halogen. Reaksi antara klorin dengan pulp belum putih membentuk zat organik terklorinasi yang bersifat racun yang dikenal dengan dioksin
dan furan. Pembentukan AOX adalah proporsional dengan jumlah elemental klorin yang dikonsumsi. Kenaikan AOX juga berhubungan linier dengan jumlah Cl yang
digunakan dalam proses pemutihan pulp, misalnya dalam ClO
2
Tjahjono, 2006. Alternatif mengurangi senyawa klor organik antara lain dengan menerapkan
teknologi pemutihan pulp yang tidak memakai klorin dalam bentuk elemen. Sistem ini biasa disebut pemutihan pulp ECF. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
pemutihan ini adalah : ClO
2
, NaOH, O
2
, H
2
O
2
dan kadang-kadang dapat dikombinasikan dengan ozon O
3
. Untuk mendapatkan pulp dengan derajat putih yang maksimal, proses
pemutihan pulp biasanya dilakukan dengan beberapa tahap yang disingkat dengan simbol-simbol sebagai berikut :
a. D : tahap klor dioksida : yaitu reaksi dengan ClO
2
dalam media asam b. E : tahap ekstraksi : yaitu pelarutan hasil reaksi dengan NaOH
Untuk meningkatkan derajat putih biasanya pada tahap E ditambahkan O
2
atau H
2
O
2
. c. P : tahapPeroksida
: yaitu reaksi dengan H
2
O
2
dalam media alkali d. O : tahap oksigen : yaitu reaksi dengan O
2
pada tekanan tinggi dalam media alkali
f. Z : tahap ozon : yaitu reaksi dengan ozon dalam media asam.
Pemutihan pulp sistem ECF dengan beberapa tahapan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dimana setiap tahap diselingi dengan proses pencucian, misalnya ;
OD ED
1
D
2
, OD EopD
1
D
2
, OD EopD
1
P, D
1
ED
2
ED
3
dan lain-lain. Saat ini sistem ECF merupakan proses pemutihan yang dominan dilakukan
pada industri pulp dan kertas. Lebih dari 90 produk pulp dunia menggunakan proses pemutihan ECF Suss dkk, 2004.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2. Hidrogen Peroksida Sebagai Bahan Pemutih Pulp