menurunkan kekuatan kertas dalam hal ini indeks tarik. Kondisi ini disebabkan karena sebagian selulosa ikut terdegradasi bersama lignin sehingga kertas menjadi
rapuh. Gambar 4.11b menunjukkan bahwa peningkatan temperatur dari 75
C ke 85
C dapat meningkatkan indeks tarik kertas dengan kenaikan indeks tarik sebesar 1,27 Nmg untuk sampel D
1
1–P dan 3,76 Nmg untuk sampel D
1
1,3–P.
57.91 56.94
56.4 55.61
57.98 57.08
55.0 55.5
56.0 56.5
57.0 57.5
58.0 58.5
0.2 0.4
0.6
Dosis H2O2 In
de k
s Ta
ri k
N m
g
D1 1 - P D1 1.3 - P
56.5 57.7
55.0 58.8
54.0 55.0
56.0 57.0
58.0 59.0
70 75
80 85
90
Tem peratur 0C In
d eks T
a ri
k N
m g
D1 1 - P D1 1.3 - P
Gambar 4.11a. Pengaruh Dosis H
2
O
2
Terhadap Indeks Tarik Gambar 4.11b. Pengaruh Temperatur
Terhadap Indeks Tarik
4.2.6. Perbandingan Nilai Ekonomi
Perhitungan biaya pemutihan pulp tahap D
2
dan P dilakukan berdasarkan dosis bahan kimia yang digunakan beserta harganya. Biaya bahan kimia yang
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
digunakan pada masing-masing percobaan pemutihan pulp tahap D
2
dan P adalah seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Biaya Kebutuhan Bahan Kimia Pemutihan Pulp Tahap D
2
dan P
No Sampel Pulp
Derajat Putih ISO
Total ClO
2
Kgton pulp
H
2
O
2
Kgton pulp
NaOH Kgton
pulp Biaya
USDton pulp
1 D
1
1-D
2
0,2 90,9
12 0,6
4,795 2 D
1
1-D
2
0,4 91,7
14 1,1
5,702 3 D
1
1-D
2
0,7 92,1
17 1,8
7,050 4 D
1
1-P 0,1 65 90,2
10 1
3,0 5,487
5 D
1
1-P 0,2 65 90,8
10 2
3,0 6,301
6 D
1
1-P 0,4 65 91,2
10 4
3,5 8,065
7 D
1
1-P 0,1 75 90,9
10 1
3,0 5,487
8 D
1
1-P 0,2 75 91,4
10 2
3,0 6,301
9 D
1
1-P 0,4 75 91.7
10 4
3,5 8,065
10 D
1
1-P 0,1 85 90,8
10 1
3,0 5,487
11 D
1
1-P 0,2 85 91,7
10 2
3,0 6,301
12 D
1
1-P 0,4 85 92,0
10 4
3,5 8,065
13 D
1
1-P 0,1 95 89,9
10 1
4,0 5,758
14 D
1
1-P 0,2 95 90,9
10 2
4,5 6,708
15 D
1
1-P 0,4 95 91,5
10 4
5,5 8,607
16 D
1
1,3-D
2
0,2 91,6
15 0,3
5,871 17 D
1
1,3-D
2
0,4 92,1
17 0,8
6,779 18 D
1
1,3-D
2
0,7 92,8
20 1,5
8,127 19 D
1
1,3-P 0,1 65 90,6 13 1
3,0 6,645 20 D
1
1,3-P 0,2 65 91,0
13 2 3,0 7,459
21 D
1
1,3-P 0,4 65 91,6
13 4 3,5 9,223
22 D
1
1,3-P 0,1 75 91,8
13 1 3,0 6,645
23 D
1
1,3-P 0,2 75 92,1
13 2 3,0 7,459
24 D
1
1,3-P 0,4 75 92,5
13 4 3,5 9,223
25 D
1
1,3-P 0,1 85 92,1
13 1 3,0 6,645
26 D
1
1,3-P 0,2 85 92,5
13 2 3,5 7,595
27 D
1
1,3-P 0,4 85 92,7
13 4 4,0 9,358
28 D
1
1,3-P 0,1 95 90,8
13 1 4,0 6,916
29 D
1
1,3-P 0,2 95 91,1
13 2 4,5 7,866
30 D
1
1,3-P 0,4 95 91,7
13 4 5,5 9,765
Pada temperatur 65 C menghasilkan pulp dengan derajat putih yang rendah
tetapi membutuhkan biaya bahan kimia yang sama dengan pulp pada temperatur 75
C. Hal ini disebabkan oleh karena kebutuhan NaOH yang sama untuk mendapatkan pH akhir yang optimal.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
Demikian juga pada temperatur 95 C dibutuhkan biaya bahan kimia yang
tinggi, namun derajat putih yang diperoleh rendah. Biaya yang tinggi juga disebabkan oleh karena kebutuhan NaOH yang tinggi untuk mendapatkan pH akhir reaksi yang
optimal. Biaya dan derajat putih pulp yang cukup memuaskan dihasilkan dari
pemutihan pulp pada temperatur 75 C dan 85
C. Oleh sebab itu perbandingan biaya pemutihan pulp tahap P dan D
2
dapat difokuskan pada kedua temperatur tersebut. Untuk membandingkan biaya pemutihan pulp tahap D
2
dan P dapat dilihat pada perolehan derajat putih yang sama seperti pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Biaya Pemutihan Pulp Tahap D
2
dan P dengan Derajat Putih yang Sama
NO Sampel Pulp
Derajat Putih ISO BiayaUSDTon pulp
1 D
1
1 - D
2
0.2 90,9
4,795 2 D
1
1 – P 0.1 75 C
90,9 5,487
3 D
1
1 - D
2
0.4 91,7
5,702 4 D
1
1 – P 0.2 85 C 91,7
6,301 5 D
1.
1.3 - D
2
0.4 92,1
6,779 6 D
1
1.3 – P 0.275 C 92,1
7,459 7 D
1
1.3 – P 0.185 C 92,1
6,645
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa biaya bahan kimia untuk pemutihan pulp tahap P dan D
2
tidak begitu jauh berbeda. Biaya untuk tahap P kurang lebih 1,1 kali lebih tinggi dari pada tahap D
2
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, bahkan pada derajat putih 92,1 ISO nomor 5 dan 7 biaya tahap P lebih rendah 0,1 USDton pulp.
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pemakaian H
2
O
2
sebagai pengganti ClO
2
pada tahap akhir proses pemutihan pulp akasia menghasilkan pulp dengan kualitas yang lebih baik dan layak secara
ekonomi dengan hasil sebagai berikut : 1.
Analisis kualitas pulp a.
Penggunaan dosis hidrogen peroksida setengah dari pemakaian dosis klorin dioksida menghasilkan derajat putih yang sama pada tahap hidrogen peroksida
P dan tahap klorin dioksida D
2
. Derajat putih pulp yang tinggi diperoleh pada temperatur 75
C sampai 85 C.
b. Penurunan derajat putih tahap hidrogen peroksida P lebih kecil dari pada
tahap klorin dioksida D
2
terutama pada temperatur 75 C dan 85
C. Penurunan derajat putih rata-rata tahap hidrogen peroksida pada 75
C dan 85 C adalah 2,7 ISO, dimana lebih rendah 0,7 ISO dari pada penurunan
derajat putih rata-rata tahap klorin dioksida c.
Viskositas pulp tahap hidrogen peroksida lebih rendah dari pada tahap klorin dioksida terutama pada dosis hidrogen peroksida dan klorin dioksida yang
sama. Pada temperatur 75 C dan 85
C untuk semua dosis hidrogen peroksida diperoleh viskositas 10,42 Cp–12,27 cP dimana hasil ini masih termasuk
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
kepada jenis pulp terbaik prime sedangkan viskositas pulp tahap D
2
adalah 11,40 cP-12,75 cP.
d. Dari hasil analisa kekuatan kertas diperoleh hasil indeks sobek dan indeks
tarik tahap hidrogen peroksida P lebih tinggi dari pada pulp tahap klorin dioksida D
2
terutama pada dosis hidrogen peroksida dan klorin dioksida yang sama.
2. Analisis nilai ekonomi
Pada perhitungan nilai ekonomi yang didasarkan pada biaya bahan kimia yang digunakan diperoleh biaya tahap hidrogen peroksida P kurang lebih 1,1 kali
lipat dari biaya tahap D
2
atau lebih besar 10 dari pada tahap klorin dioksida D
2
.
5.2. Saran