89.5 90.0
90.5 91.0
91.5 92.0
92.5 93.0
60 65
70 75
80 85
90 95
100
Temperatur C
D e
ra ja
t Pu ti
h R
a ta
-R a
ta IS
O
D1 1 - P 0.1 D1 1 - P 0.2
D1 1 - P 0.4 D1 1.3 - P 0.1
D1 1.3 - P 0.2 D1 1.3 - P 0.4
Gambar 4.2c. Pengaruh Faktor Dosis H
2
O
2
dan Temperatur Terhadap Derajat Putih Pulp Rata-Rata
4.2.2. Penurunan Derajat Putih Pulp
Penurunan derajat putih pulp ditentukan dengan menghitung derajat putih pulp yang hilang setelah pulp dipanaskan dalam oven selama 4 jam dan temperatur
105 C TAPPI T 260.
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pulp tahap D
2
dan P yang memiliki derajat putih yang sama mengalami penurunan derajat putih yang berbeda setelah
dipanaskan. Penurunan derajat putih pulp rata-rata tahap D
2
lebih besar rata-rata 0,8 ISO daripada tahap P sehingga pulp tahap P relatif lebih stabil. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Senior dan Ragauskas 1996 dimana ClO
2
pada tahap D
2
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
tidak efektif menghancurkan struktur karbonil dan kuinon penyebab penguningan pada pulp, sedangkan H
2
O
2
dapat memecahkan dan melarutkannya dengan baik.
90.9 90.9
90.9 91.7
91.7 91.7
91.6 91.6
92.1 92.1
92.1
89.4 89.5
88.7 89.0
88.1 88.7
89.0 88.2
88.2 88.1
87.4
85.0 86.0
87.0 88.0
89.0 90.0
91.0 92.0
93.0
D1 1 D2 0.
2 D1 1
P 0.
1 7
5 C D
1 1
P .2
9 5
C D1 1
D2 0. 4
D 1
1 P
.4 7
5 C
D 1
1 P
.2 8
5 C
D1 1. 3
D2 0.
2 D1 1.
3 P
0. 4
65 C D1 1.
3 D2 0.
4 D1 1.
3 P
0. 2
75 C D1 1.
3 P
0. 1
85 C
Sampel Pulp D
e ra
ja t P
u tih
IS O
Pulp yang diputihkan Pulp putih yang dipanaskan T260
Gambar 4.3. Penurunan Derajat Putih Pulp Tahap D
2
dan P dengan Derajat Putih yang Sama
Gambar 4.4a dan 4.4b adalah grafik yang diperoleh dari pengolahan data dengan program minitab Lampiran 12. Gambar 4.4a menunjukkan bahwa dosis
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
H
2
O
2
berpengaruh terhadap penurunan derajat putih pulp. Penurunan derajat putih semakin kecil seiring dengan pertambahan dosis H
2
O
2
. Pada dosis H
2
O
2
0,1 dihasilkan pulp dengan penurunan derajat putih yang besar. Dosis H
2
O
2
yang rendah tidak cukup memadai untuk menghancurkan karbonil lignin dan kuinon yang menjadi
penyebab penguningan pada pulp dan kertas. Penurunan derajat putih terendah diperoleh pada pulp dengan penambahan dosis H
2
O
2
0,4.
Penurunan derajat putih rata-rata pada sampel pulp D
1
1,3-P lebih kecil dari pada sampel D
1
1-P. Hal ini disebabkan sampel pulp D
1
1,3-P memiliki dosis ClO
2
yang lebih besar pada tahap D
1
sehingga kandungan lignin lebih banyak berkurang.
2.87 2.79
2.69 2.72
2.80
2.68 2.60
2.70 2.80
2.90
0.2 0.4
0.6
Dosis H
2
O
2
P e
n u
ru n
a n
D e
ra ja
t P
u ti
h IS
O
D1 1 - P D1 1.3 - P
3.00
2.74 2.70
2.69 2.64
2.62 2.99
2.70
2.50 2.60
2.70 2.80
2.90 3.00
3.10
60 65
70 75
80 85
90 95 100
Temperatur C
P e
nur una
n D e
ra ja
t P uti
h I
S O
D1 1 - P D1 1.3 - P
Gambar 4.4a. Pengaruh Faktor Dosis H
2
O
2
Terhadap Penurunan Derajat
Putih Pulp Gambar 4.4b. Pengaruh Faktor
Temperatur Terhadap Penurunan Derajat Putih
Pulp
Hasnah Ulia: Altrnatif Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Tahap Akhir Proses Pemutihan Pulp, 2007. USU e-Repository © 2008
Kandungan lignin yang lebih rendah menghasilkan pulp dengan derajat putih yang lebih stabil.
Pada Gambar 4.4b dapat dilihat bahwa peningkatan temperatur pada proses pemutihan pulp tahap P dapat mengurangi penurunan derajat putih. Pada temperatur
65 C pulp mengalami penurunan derajat putih rata-rata yang besar yaitu 3,0 ISO.
Pada temperatur yang relatif rendah anion perhidroksil yang dihasilkan tidak maksimal menghancurkan struktur karbonil dan kuinon yang menjadi penyebab
penguningan pulp. Pada temperatur 75 C penurunan derajat putih berkurang yaitu
menjadi 2,7 ISO. Kondisi ini tidak berubah secara signifikan sampai dengan temperatur 95
C. Hal ini menunjukkan bahwa mulai pada temperatur 75 C
kandungan karbonil lignin dan kuinon sudah berkurang dan relatif tak berubah lagi dengan penambahan temperatur.
4.2.3. Viskositas Pulp