Teori Komunikasi dan komunikasi Antarbudaya

1.5.1. Teori Komunikasi dan komunikasi Antarbudaya

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk merubah sikap, pendapat ataupun tingkah laku orang tersebut baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai proses pertukaran informasi oleh seseorang melalui proses adaptasi dari dan kedalam sebuah sistem kehidupan manusia dan lingkungannya yang dilakukan melalui simbol-simbol verbal maupun non verbal yang dipahami bersama Liliweri. 2001:5. Inti dari sebuah proses komunikasi adalah adanya kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan tersebut antara komunikator dan komunikan. Budaya dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini disebabkan karena perkembangan komunikasi tidak terlepas dari perkembangan kebudayaan, apakah itu dari segi bahasa, artefak, sistem komunikasi ataupun penggunaan lambang-lambang. Komunikasi antarbudaya memiliki derajat perbedaan pengalaman diantara komunikator yang berbeda latar belakang budaya. Sebagai asumsi dasarnya adalah diantara individu-individu yang sama umumnya memiliki kesamaan homogenitas dalam hal latar belakang pengalaman secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan yang berbeda. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Fokus perhatian komunikasi antarbudaya ini adalah meliputi bagaimana menjajaki makna, pola Universitas Sumatera Utara tindakan, juga tentang bagaimana makna dan pola-pola itu diartikulasikan ke dalam sebuah kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan, bahkan lingkungan teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia Liliweri, 2004:9-10. Jadi komunikasi antarbudaya lebih menekankan aspek utama yakni komunikasi antarpribadi diantara komunikator dan komunikan yang berbeda latar belakang budaya. Porter dan Samovar mengebutkan delapan aspek dalam komunikasi antarbudaya yaitu : 1. Sikap 2. Organisasi sosial, 3. Pola atau cara berfikir, 4. Peran, 5. Bahasa, 6. Konsep tentang ruangjarak penggunaannya, 7. Konsep tentang waktu, 8. Ekspresi non verbal kinesik dan paralinguistik. Jika aspek ini dijajarkan dalam suatu skala seperti dibawah ini: Minimum 1 2 3 4 5 6 7 8 Maksimum Liliweri, 2001: 14-15. Jika perbedaan antar unsur kebudayaan 1 sampai 8 itu sampai pada tingkat maksimum, atau semakin besar jumlah perbedaan antar partisipan, maka semakin besar pula perbedaan kebudayaan antara komunikan. Dan sebaliknya, jika perbedaan antara unsur kebudayaan 1 samapai 8 sampai pada tingkat minimum, maka semakin kecil pula perbedaan kebudayaan antara komunikator dan komunikan . Universitas Sumatera Utara

1.5.2. Teori Etnosentrisme