1.5.2. Teori Etnosentrisme
Dikemukakan oleh William Graham Sumer. Menurut Summer dalam Liliweri 2001:168 manusia pada dasarnya seorang yang individualistis yang
cenderung mengikuti naluri biologis yang mementingkan diri sendiri sehingga menghasilkan hubungan diantara manusia yang bersifat antagonistik
pertentangan yang menceraiberaikan. Agar pertentangan itu dapat dicegah, maka perlu ada folkways yang bersumber pada pola-pola tertentu.
Pola-pola itu merupakan kebiasaan habits, lama-kelamaan, menjadi adat istiadat customs, kemudian menjadi norma-norma susila mores, akhirnya
menjadi hukum laws. Kerjasama antar individu dalam masyarakat pada umumnya bersifat antagonictic cooperation kerjasama antarpihak yang
berprinsip pertentangan. Akibatnya, manusia mementingkan kelompok dan dirinya atau orang lain. Lahirlah rasa ingroups atau we groups yang berlawanan
dengan rasa outgroups atau their groups
Etnosentris merupakan suatu kecendrungan untuk memandang norma- norma dan nilai dalam kelompok budayanya sebagai yang absolute dan digunakan
sebagai standar untuk mengukur dan bertindak terhadap semua kebudayaan yang yang bermuara pada sikap etnosentris.
Dengan sikap etnosentris, setiap kelompok merasa folkways-nya lebih unggul dari folkways out group yang diremehkan, kebudayaan sendiri
dipermutlakkan. Summer juga mengatakan bahwa terdapat korelasi antara etnosentris dengan solidaritas kelompok. Semakin besar etnosentrisme suatu
kelompok, maka semakin besar solidaritas kelompok itu.
Universitas Sumatera Utara
lain. Etnosentris membimbing para anggotanya kelompok etnik untuk memandang kebudayaan mereka sebagai yang terbaik, terunggul daripada
kebudayaan yang dihadapinya. Etnosentris juga menyebabkan prasangka dalam setiap kelompok etnik yang dapat memandang orang dari kelompok etnik lain
sebagai orang barbar, kafir, dan tidak mempunyai peradaban. Liliweri, 2001:168.
1.5.3. Teori Pertukaran
Saat orang berinteraksi, mereka melakukan sejumlah pertukaran dan terus melakukannya sampai biaya dari hubungan itu sendiri lebih besar dari manfaat
yang didapat. Seperti contoh dalam hal berpacaran, pada setiap date, perbincangan, atau pertukaran lainnya setiap orang terus melakukan kalkulasi
apakah dia akan mendapat manfaat dari hubungan tersebut dengan biaya resiko serendah mungkin. Teori pertukaran exchange theory mengatakan bahwa semua
hubungan manusia digerakkan oleh sejumlah analisis subjektif tentang biaya dan manfaat serta perbandingan terhadap alternatif yang ada.
Teori pertukaran exchange theory dikembangkan oleh Jhon Thibaut dan Harlod Kelley Liliweri.2001:54. Teori ini memandang hubungan interpersonal
sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Teori ini mengatakan
bahwa kita masuk kedalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena darinya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan kita dengan orang
lain akan menghasilkan imbalan bagi kita. Teori pertukaran melihat bahwa antara
Universitas Sumatera Utara
lingkungan dan perilaku terdapat hubungan yang saling mempengaruhi reciprocal. Karena umumnya lingkungan kita terdiri dari orang-orang lain, maka
kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi, dimana dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan
reward, pengorbanan cost, dan keuntungan profit. Imbalan merupakan segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua
hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas terdiri atas pertukaran paling sedikit
antara dua orang berdasarkan perhitungan untung rugi. Misalnya pola-pola perilaku ditempat kerja, percintaan, perkawinan dan persahabatan, hanya akan
langgeng manakala semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Teori ini juga mengatakan bahwa orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang dalam hubungan pertukaran dengan orang lain akan mengharapkan imbalan yang diterima oleh setiap pihak
sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkannya. Inti dari teori ini mengatakan bahwa hubungan antarpribadi bisa diteruskan
dan dihentikan. Hal ini disebabkan karena dalam perkembangan hubungan antarpribadi, setiap orang mempunyai pengalaman tertentu sehingga dia dapat
membandingkan faktor-faktor motivasi dan sasaran hubungan antarpribadi yang dilakukan di antara beberapa orang. Makin besar keuntungan yang diperoleh dari
hubungan antarpribadi, makin besar peluang hubungan tersebut diteruskan. Sebaliknya, makin kecil keuntungan yang diperoleh, maka makin kecil peluang
hubungan tersebut diteruskan Liliweri.2001:54-55.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4. Teori Persepsi