BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika berasal dari kata kosmein Yunani yang berarti “berhias”. Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500 tahun
sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah liat, lumpur,
arang, air, embun, pasir atau sinar matahari. Penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, minyak hewan, madu dan lainnya sudah menjadi
hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Hal ini dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang ditulis dalam papirus atau dipahat pada dinding
piramid Wasitaatmadja, 1997. Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh
manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir hingga saat meninggalkan dunia ini. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan diseluruh
tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki Tranggono dan Latifah, 2007. Kulit merupakan organ pertama yang terkena polusi oleh zat-zat yang
terdapat di lingkungan hidup kita. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur dan fungsi kulit, misalnya: udara
kering, kelembaban udara yang rendah, sinar matahari, usia, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh. Karena faktor-faktor tersebut dapat terjadi
penguapan yang berlebihan pada epidermis kulit sehingga menyebabkan kulit
kering Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Kosmetik pelembab moisturizers merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air
sehingga kulit menjadi lebih kering. Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi
sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan
non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah:
1. Menutup permukaan kulit dengan minyak oklusif, seperti minyak
hidrokarbon, waxes, minyak tumbuhan dan hewan, asam lemak, lanolin, asam stearat, fatty alcohols, setil alcohols, lauril alcohol, propilen glikol, wax esters
lanolin, beeswax, steril stearat, carnauba, candelilla, lesitin, kolesterol. 2.
Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. Misalnya: gliserin, propilenglikol, sorbitol, gelatin, dan beberapa
vitamin. 3.
Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air.
4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh buruk sinar matahari
yang mengeringkan kulit Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai bahan alami seperti bengkoang, alpukat, dan mentimun telah banyak digunakan dalam formulasi produk-produk kecantikan seperti masker,
pelembab, body lotion, dan sebagainya. Wortel atau carrots Daucus carota L. merupakan salah satu jenis sayuran
yang banyak terdapat di Indonesia. Bagian utama yang dikonsumsi masyarakat dari wortel adalah umbinya yang dapat dilalap mentah atau di masak. Disamping
itu wortel dapat bermanfaat menyembuhkan beberapa jenis penyakit dan juga digunakan untuk kesehatan kulit Rukmana,R., 1995.
Wortel mengandung gula alami, beta karoten, vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, antioksidan dan fitokimia. Kandungan gula alami pada wortel dapat di
gunakan sebagai pelembab kulit. Dan dengan adanya vitamin-vitamin pada wortel berfungsi sebagai penyokong sehingga kemampuan melembabkan kulit dari
wortel lebih besar lagi. Dengan alasan ini penulis meneliti pengaruh dari wortel dalam krim pelembab Rukmana,R., 1995.
1.2 Perumusan Masalah