Latar Belakang Analisis Penggunaan Kata Salam Ditinjau Dari Sosiolinguistik Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan bahasa sebagai alat komunikasi. Hampir dalam semua kegiatan manusia memerlukan bahasa. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan khusus seperti kesenian dan ilmu pasti. Bagi manusia sendiri, bahasa merupakan salah satu kelebihan dibandingkan makhluk lain yang ada di muka bumi ini. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi maka semua yang berada disekitar manusia, peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dadituangkan lagi kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Memperhatikan wujud bahasa itu sendiri maka bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat merupakan simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Sudjianto, 1996:17. Hadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya sehingga pada awal kajian tentang sosiolinguistik perhatian kita diarah pada sejarah pengetahuan manusia dalam upaya memahami bahasa. Studi ilmiah tentang bahasa itu lazim disebut iii Universitas Sumatera Utara linguistik. Sosiolinguistik merupakan ilmu antar disiplin antara sosiologi dan linguistik. Maka untuk memahami apa sosiolinguitik itu, perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang di maksud dengan sosiologi dan linguistuk itu. Tentang sosiolinguistik telah banyak batasan yang telah dibuat oleh para sosiolog, intinya kira-kira adalah bahwa sosiologi itu adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia didalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu didalam masyarakat Chaer,2004:2 Abdul Chaer 2004 : 26, mendefenisikan bahasa 6 defenisi sebagai berikut : Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan, satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik, satu kesatuan sistem makna, satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna, satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan contoh : perkataan, kalimat, dan lain-lain, satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep nyata mereka ke dalam pikiran orang lain. Bahasa merupakan sarana yang tidak dapat ditinggalkan. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi maka semua yang berada di muka bumi ini, baik itu binatang, hasil cipta karya manusia, mendapat tanggapan dalam pemikiran manusia. memperhatikan wujud bahasa itu sendiri maka bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Sudjianto, 1996 : 17. Universitas Sumatera Utara Bahasa Jepang dipakai sebagai bahasa resmi, bahasa penghubung antara anggota masyarakat Jepang yang memiliki berbagai macam dialek dan dipakai sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan Jepang. Menurut Sudjianto 1996:5, bahasa Jepang hanya memakai satu bahasa nasional yakni bahasa Jepang dan tidak ada di negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Hal ini menjadi salah satu ciri khas bahasa Jepang dapat dikatakan sebagai bahasa tunggal dan sebagai bahasa sendiri. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan. Bentuk umum komunikasi termasuk dalam bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture, dan lain-lain. Komunikasi antar personal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Salam merupakan bagian dari awal komunikasi yang dalam bahasa Jepang disebut dengan aisatsu. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam The Nihongo Journal april 1997 :17, “Greetings are the first big step towards communication”. Yang berarti bahwa salam adalah langkah utama dalam komunikasi. Menurut Kyouna Ushi 1979 : 20, “aisatsu no kotoba [muji-muji de arimasuyouni] to jikan wo arawasu. Asa wa [10 ji made desu], ohiru wa [11ji goro-14ji goro], gogo wa [15 ji goro-], aisatsu no kotoba de wa ue ni semai imi ni yoimasu. Shitagatte [konnichi wa] wa jiritsu ni yotte [selamat siang to selamat sore]”. Artinya bahwa salam yang diberikan menunjukkan waktu. Pagi hari bagi orang Jepang sampai jam 10.00, siang hari dari jam 11.00 sampai jam 14.00, dan sore dari jam 15.00. Dari pengertian di atas, salam dalam bahasa Jepang dapat memberikan fungsi waktu,antar lain : - Ohayou Gozaimasu : Selamat Pagi, ketika bertemu di pagi hari Universitas Sumatera Utara - Konnichi wa : Selamat Siang, diucapkan ketika bertemu di siang hari. - Konban wa : Selamat Sore- menuju malam, ketika bertemu sore menuju waktu di malam hari. Konban wa tidak dapat diucapkan kala mau berpisah juga pada saat mau tidur. Untuk hal itu, pada saat mau berpisah dapat mengucapkan sayounara atau ja, mata. Sedangkan aisatsu yang di gunakan sebelum tidur adalah oyasumi nasai. Hadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya sehingga pada awal kajian tentang sosiolinguistik, perhatian kita arahkan pada sejarah pengetahuan manusia dalam upaya memahami bahasa.Studi ilmiah tentang bahasa itu lazimnya di kenal sebagai linguistik. Komunikasi adalah proses sistematik bertukar informasi diantara pihak- pihak,biasanya lewat sistem simbol biasa, Komunikasi adalah juga disiplin ilmu yang mempelajari komunikasi. Komunikasi secara alamiah dapat juga berarati proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima menggunakan simbol-simbol tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung mengggunakan media untuk mendapatkan umpan balik feed back www.wikipedia.com 19 januari 2008. Menurut Kridalaksana 1983:147, salam greeting adalah kalimat minor berupa klausa atau bukan, bentuknya tetap yang dipakai dalam pertemuan antara pembicara,memulai percakapan, minta diri dan sebagainya. Dalam bahasa jepang, salamgreeting ini disebut dengan aisatsu. Dan jika ditinjau dari makna leksikalnya, aisatsu dapat diartikan sebagai salam, ucapan, sambutan dan pamit Kenji Matsuura, 1994: 5. Universitas Sumatera Utara Dalam penggunaannya, aisatsu selalu diikuti dimana dan dengan siapa berbicara atau berinteraksi. Selain salam yang menunjukkan waktu, salam juga terdapat dalam hubungan interaksi seperti pada saat perkenalan, pertemuan dan perpisahan, dan lain-lain. Contoh salam dalam perkenalan : - Goshōkai itashimasu. Kochira…-san desu Saya perkenalkan, ini….. - Hajimemashite, namae wa……desu Perkenalkan, nama saya… Contoh salam dalam pertemuan : - Ogenki desuka. Apa kabar? Dalam perpisahan antara lain : - Sayounara. Selamat Tinggal Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis tentang kata salam melalui skripsi yang berjudul : ANALISIS PENGGUNAAN KATA SALAM DITINJAU DARI SOSIOLINGUISTIK BAHASA JEPANG

I.2 Perumusan Masalah