Salam Pertemuan 1 Hisashiburi dan O genki

percakapan 2, aisatsu yang digunakan untuk mengungkapkan rasa permintaan maaf adalah gomen nasai. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gomen nasai digunakan pada hubungan yang jenisnya lebih kepada saling menghormati. Biasanya digunakan pada orang yang belum dekat dan orang-orang yang derajatnya lebih tinggi. Pada percakapan 2 di atas dapat diketahui hubungan keduanya berupa atasan, nona Young merasa menyesal atau meminta maaf karena tidak dapat membantu untuk menggantikan seorang pegawai di toko tersebut. Untuk menolaknya, ia memberikan satu alasan. Untuk tidak membuat perasaan pihak yang meminta bantuannya tersinggung, ia mengucapkan gomen nasai sebagai pernyataan maaf yang sedalamnya. 3.3. Salam Pertemuan 3.3.1 Hisashiburi dan O genki Contoh percakapan : Kim : Sensei, Ohisashiburi desu. Sensei, sudah lama tidak bertemu Sato : Aa, Kim san. Hisashiburi desu ne. Genki desuka? Hei, Kim. Sudah lama tidak bertemu. Apa kabar? Kim : Hai, genki ni yatteimasu. Sensei wa? Baik-baik saja. Bagaimana dengan kabar bapak? Sato : Aikawarazu desuyo. Dou desuka? Benkyou no hou wa? Tidak ada yang berubah. Bagaimana pelajaran kamu selama ini? Kim : Taihen desuga, nan to ka gambatteimasu. Walaupun melelahkan, tapi tetap selalu berusaha Universitas Sumatera Utara Sato : Sou desuka? Mata gakkou no hou e asobini kite kudasai. A, basu ga kima- -shita. Ja, mata. Ogenki de ne. Begitu ya. Suatu waktu main ke sekolah ya. Ah, busnya sudah datang. Sampai jumpa lagi. Hati-hati ya. Kim : Hai, sensei mou ogenki de. Ya baiklah. Sensei juga hati-hati. Nihongo Journal, April 1997: 18. Kedua kata salam yakni, Hisashiburi dan O genki adalah kata-kata yang tidak dapat terpisahkan ketika bertemu dengan seseorang khususnya orang yang telah lama tidak dijumpai. Hal ini dikarenakan, arti dari hisashiburi adalah “sudah lama tidak bertemu”, dan O genki desuka adalah “apa kabar?”. Dari arti katanya saja dapat dibayangkan bahwa pertemuan itu terjadi setelah lama tidak bertemu. Fungsinya untuk menjalin keakraban dan menjaga rasa saling menghargai. Pada percakapan di atas, terdapat kata O hisashiburi, yang digunakan oleh Kim kepada gurunya. Namun sebaliknya, gurunya hanya memakai kata Hisashiburi saja untuk membalas Kim. Perbedaan pemakaian kata ini dapat terjadi karena dalam hal ini, Kim adalah bekas murid, untuk itu derajat gurunya tentu lebih tinggi atu lebih tua dari Kim. Oleh karenanya, agar dinilai lebih sopan Kim menggunakan kata O hisashiburi untuk mengucapkan salam kepada gurunya. Namun, apabila sudah sering bertemu, ketika bertemu kembali, aisatsu yang diucapakan biasanya berupa aisatsu yang diucapkan untuk menunjukkan waktu yakni ohayou gozaimasu, konnichiwa, atau konbanwa. Universitas Sumatera Utara Pada percakapan di atas, di akhir percakapannya di selipkan juga kata-kata Ogenki de. Kata tersebut merupakan aisatsu yang digunakan ketika akan berpisah yang memiliki maksud agar si lawan bicara berhati-hati dan semoga tidak terjadi apa-apa.

3.3.2 Tadaima dan Okaeri nasai

Tadaima dan Okaeri nasai adalah aisatsu yang diucapkan oleh seseorang kepada anggota keluarga atau kepada orang yang masih berada dalam satu kelompok ketika kembali ke rumah kepada orang yang ditinggal. Tadaima diartikan “saya pulang”. Sedangkan okaeri nasai diartikan sebagai “selamat datang kembali”, merupakan jawaban dari tadaima. Sesuai dengan katanya yang berasal dari kata kaeru yang berarti pulang dan nasai yang berarti silahkan. Fungsinya adalah untuk menjalin keakraban di antara keluarga atau anggota kelompok. Contoh percakapan: Miller : Tadaima Saya telah kembali Kanrinin : Okaeri nasai. Selamat datang kembali Miller : Kore, Kyouto no omiyage desu. Ini oleh-oleh dari Kyoto Kanrinin : Doumo sumimasen. Gion matsuri wa dou deshitaka? Terima kasih. Bagaimana dengan pesta Gionnya? Miller : Totemo omoshirokatta desu. Gaikaku jin mou ookatta desuyo. Universitas Sumatera Utara Sangat menyenangkan. Banyak juga orang asingnya ya. Kanrinin : Gion matsuri wa kyouto no matsuri de ichiban yumeidesukarane. Hal itu karena pesta gion merupakan salah satu pesta yang terkenal di Kyoto. Miller : Sou desuka. Begitu ya Kanrinin : Shasin o torimashitaka? apakah sudah mengambil gambar? Miller : Ee, 100 mai gurai torimashita. Ya, sekitar 100 lembar. Kanrinin : Sugoi desune. Banyak juga ya Miller : Ee, demo, chotto tsukaremashita. Ya, tapi sedikit melelahkan juga. Nihongo Kiso I: Hal 97. Pada percakapan di atas, jelas terlihat bahwa hubungan keduanya adalah hanya hubungan pertemanan yang mungkin terjalin pada suatu tempat pekerjaan atau tempat tinggal. Meskipun bukan dengan kalangan keluarga, namun kata tadaima dan okaeri nasai dapat digunakan dalam anggota kelompok lain contohnya pada perckapan di atas. Hal ini dimaksudkan agar dapat terjalin hubungan kekerabatan yang lebih baik lagi. 3.4. Salam Perpisahan 3.4.1. Itte Irasshai