Sangat menyenangkan. Banyak juga orang asingnya ya.
Kanrinin : Gion matsuri wa kyouto no matsuri de ichiban yumeidesukarane.
Hal itu karena pesta gion merupakan salah satu pesta yang terkenal di Kyoto.
Miller : Sou desuka.
Begitu ya
Kanrinin : Shasin o torimashitaka?
apakah sudah mengambil gambar?
Miller : Ee, 100 mai gurai torimashita.
Ya, sekitar 100 lembar.
Kanrinin : Sugoi desune.
Banyak juga ya
Miller : Ee, demo, chotto tsukaremashita.
Ya, tapi sedikit melelahkan juga. Nihongo Kiso I: Hal 97.
Pada percakapan di atas, jelas terlihat bahwa hubungan keduanya adalah hanya hubungan pertemanan yang mungkin terjalin pada suatu tempat pekerjaan atau tempat
tinggal. Meskipun bukan dengan kalangan keluarga, namun kata tadaima dan okaeri nasai dapat digunakan dalam anggota kelompok lain contohnya pada perckapan di atas.
Hal ini dimaksudkan agar dapat terjalin hubungan kekerabatan yang lebih baik lagi.
3.4. Salam Perpisahan 3.4.1. Itte Irasshai
Universitas Sumatera Utara
Petugas : I tenki desu ne. Odekake desuka.
Cuacanya bagus ya. Anda mau pergi ya?
Wan : Ee, chotto yûbinkyoku made.
Ya, hanya ke kantor pos sebentar
Petugas : Sô desuka. Itte Irasshai.
Begitu ya, selamat jalan
Wan : Itte mairimasu.
Saya segera kembali Nihongo Journal, April 1997: 25
Itte irasshai adalah aisatsu yang diucapkan kepada anggota keluarga ataupun bukan anggota keluarga namun masih berada dalam suatu kelompok, sebagai contoh
orang yang tinggal di sekitar rumah, orang yang bekerja pada satu perusahaan yang sama, ketika akan berangkat meninggalkan rumah. Pada keluarga di Jepang, seorang tamu yang
menginap dalam satu keluarga biasanya juga akan diperlakukan sama dengan anggota keluarga lainnya, sehingga tidak mustahil untuk mengucapkan aisatsu ini kepada tamu
tersebut. Pada percakapan di atas, ketika petugas mengucapakan aisatsu “itte irasshai”
kepada Wan,Wan membalasnya dengan mengucapkan aisatsu “itte mairimasu”. Itte mairimasu atau itte kimasu merupakan aisatsu yang digunakn untuk membalas aisatsu
itte irasshai. Itte irasshai dapat diartikan “saya kembali”. Fungsinya sama dengan itte- irasshai yaitu untuk menjalin keakraban diantara anggota keluarga atau kelompok.
Contoh lain terdapat dalam buku Nihongo Notes 6 “Situational Japanese 1” karangan Osamu Mizutani halaman 16. percakapan yang terjadi antara Mr. Lerner
Universitas Sumatera Utara
dengan pemilik rumah tempat ia menginap. Percakapan tersebut terjadi ketika Mr. Lerner akan keluar keluar rumah di pagi hari dan istri pemilik rumah melihatnya kemudian
berkata “itte-rasshai” dan Mr. Lerner membalasnya dengan “iite mairimasu”. Aisatsu itte-rasshai ini berarti “selamat jalan” atau dapat juga berarti “cepat
kembali”. Fungsinya untuk menjalin keakraban.
3.4.2 Sayounara
Sayounara adalah aisatsu yang digunakan ketika akan berpisah dengan orang lain. Aisatsu ini digunakan tergantung pada hubungan antara kedua belah pihak.
Umumnya jika hubungan antara keduanya tidak terlalu dekat, sayounara dapat digunakan sebagai salam perpisahan. Namun tidak untuk keluarga ataupun kerabat dekat, karena
maknanya dapat berarti sebagai perpisahan yang panjang dan akan sangat sulit untuk bertemu lagi.
Contoh percakapan ;
Tono : Moshi-moshi, Nakamura san to onaji kenkyujo no Tono to
Moushimasu ga, Nakamura san ga irasshaimasuka? Halo, saya Tono teman seprofesi Pak Nakamura, apakah Pak
Nakamura ada?
Nakamura : Aa, Tono san, watashi desu. Konnichiwa.
Pak Tono, ini saya sendiri. Selamat siang
Tono : Konnichiwa Nakamura san. Watashi tachi wa kondo no
Nichiyoubi pulau Seribu ni ikun desuga, isshouni ikimasenka? Selamat siang Pak Nakmura. Kami hari minggu ini pergi ke
Pulau Seribu, apakah anda ingin ikut serta?
Universitas Sumatera Utara
Nakamura : Ikitaidesuga, ima sugu ni henji o Shinakereba narimasenka?
Ingin pergi tapi apakah harus memberikan jawaban secepatnya?
Tono : Iie, isoganakutemo ii desu. Ashita made ni henji o itadakereba ii
desu. Tidak cepat pun tidak apa-apa. Besok juga boleh memberikan
jawabannya.
Nakamura : Arigatou gozaimasu. Dewa, minna san ni Yoroshiku. Sayounara
Terima kasih. Salam untuk yang lainnya. Sampai jumpa
Tono : Sayounara.
Sampai jumpa Bahasa Jepang Intensif 2 hal 1
Pada percakapan di atas, jelas mereka melakukan perbincangan melalui telepon. Dan juga jelas tergambar bahwa mereka adalah rekan kerja. Maka untuk itu, aisatsu
sayounara boleh saja mereka gunakan. Selain sayounara, salam perpisahan atau berpamitan juga dapat diucapakan
dengan kata gomen kudasai, shitsureishimasu, bye-bye, ja, mata dan ja, kore de. Gomen kudasai dapat digunakan sebagai salam ketika hendak masuk bertamu ke rumah orang
lain atau juga dapat digunakan pada waktu hendak berpamitan. Gomen kudasai dapat berarti sebagai perasaan bersalah karena mengganggu kenyamanan orang yang didatangi.
Shitsureishimasu juga ungkapan yang maknanya sama dengan gomen kudasai. Hanya perbedaannya terletak pada kata salam ini maknanya lebih sopan. Sedangkan bye-bye
adalah ungkapan perpisahan yang katanya berasal dari bahasa Inggris dan sering digunakan wanita. Sedangkan ja, mata dapat digunakan untuk kalangan kerabat dekat
Universitas Sumatera Utara
ataupun keluarga. Artinya sampai berjumpa lagi. Dan biasanya, ja mata selalu dipasangkan dengan keterangan waktu. Contonya : Ja, mata ashita sampai berjumpa
esok hari, ja, mata nichiyoubi sampai ketemu hari minggu, dan lainnya. Jadi maknanya bisa jadi sedikit berbeda dengan aisatsu sayounara. Ja, mata ini lebih bermakna akan
bertemu kembali dalam waktu dekat. Sedikit berbeda dengan ja mata, ja kore de biasanya selalu diiringi dengan kata owarimasho, yang artinya sampai disini atau mari akhiri
sampai disini saja. Salam ini biasanya digunakan pada akhir pertemuan pada rapat, ataupun akhir pertemuan dalam ruangan belajar.
3.5 Salam Yang Menunjukkan Waktu