48
BAB IV ANALISIS PEMODELAN KORONA PADA SALURAN
TRANSMISI YANG MENGALAMI SURJA TEGANGAN LEBIH PETIR
4.1 Saluran Transmisi 275 kV Tanpa Pengaruh Korona
Gambar 4.1 Pemodelan saluran transmisi tanpa korona
Sebuah saluran transmisi kawat telanjang maupun saluran transmisi berisolasi kabel dapat direpresentasikan sebagai sebuah konstanta
– konstanta terpisah seperti yang ditunjukan oleh Gambar 4.1. Parameter Transmisi seperti
resistansi, induktansi, dan kapasitansi secara seragam dan merata di distribusikan di sepanjang saluran transmisi. Pada gambar diatas Ls merepresentasikan
induktansi saluran, sedangkan Resistor Rs dan Kapasitor Cs masing-masing merepresentasikan energi yang hilang akibat korona dan besarnya kapasitansi
saluran. Setiap titik percabangan dapat diberikan
probe Voltage
V seperti yang ditunjukan oleh Gambar 4.1.
Probe
V tersebut berfungsi untuk mengukur nilai tegangan terhadap perubahan waktu µs untuk masing-masing titik yang ingin
diketahui. Proses
drawing
dan simulasi pemodelan korona diatas digunakan softwere ATPDraw dengan surja petir dianggap bernilai 800 kV.
49
4.2 Saluran Transmisi 275 kV Dengan Pengaruh Korona
Gambar 4.2 Pemodelan saluran transmisi dengan korona
Pada pemodelan saluran transmisi dengan korona, terdapat komponen tambahan lainnya seperti yang tertera pada Gambar 4.2. Komponen tambahan
yang dimaksud adalah berupa dioda dan sumber tegangan DC. Dioda merepresentasikan komponen penahan sumber tegangan DC dalam keadaan
transient. Sementara sumber tegangan DC merepresentasikan tegangan awal terjadinya korona. Menurut
Carneiro and Marti
1991 pemodelan korona akan mendekati nilai nyatanya bila pembagian segment korona pada saluran berjarak
50-100 m. Setiap 100 m diinputkan rangkaian yang merupakan reperesentasi dari korona, setiap segmentnya dirangkai seri hingga panjang saluran sesuai dengan
panjang GI Pangkalan Susu menuju GI Binjai.
4.3 Data Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 kV