53
Tabel 4.1 Data Konduktor Transmisi SUTET 275 kV Pangkalan Susu-Binjai
Tipe Konduktor ACSR Zebra
Jumlah AlSt 547
KHA 943 A
Resistansi 0.06494 Ωkm
Tipe Saluran Double Circuit
Jarak Antar Berkas 26 cm
Diameter 2.86 cm
Luas Al 434.3 mm
2
Luas St 56.3 mm
2
Andongan 7.5
m
4.4 Analisa Data dan Simulasi
4.4.1 Analisa Pengaruh adanya Korona Pada Saluran Transmisi
Korona memiliki peran penting dalam menentukan studi distorsi dan atenuasi pada tegangan lebih yang merambat sepanjang saluran transmisi. Analisa
pemodelan simulasi saluran transmisi terhadap pengaruh efek korona dimulai dengan penentuan besar nilai tesistansi, induktasi, dan kapasitansi serta tegangan
awalan korona
inception Voltage
. Berikut perhitungan secara manual yang dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter-parameter tersebut.
Konduktor Zebra , fasa T, A = 26 cm , H = 41.4 m
Menghitung radius ekivalen konduktor berkas menurut
Skiling and Dykes :
= 1 + 2
− 1
�
= 2 1.43
1 + 2 2 − 1
1.43 2 26
= 2.438
54 Menghitung nilai induktansi saluran :
� = 2. 10
−7
ln
= 0.7788
= 0.02438 0.7788 = 0.0189
� = 2. 10
−7
ln 41.4
0.0189 = 1.537
�
Menghitung nilai kapasitansi saluran :
= 10
−9
18 ln
2
= 10
−9
18 ln
2 41.4 0.02438
= 6 10
−12
Menghitung nilai medan kritis korona :
= 30
0.67
1 + 0.3
= 30 0.82 1
0.67
1 + 0.3
1 2.438 = 29.32
Menghitung tegangan awal korona:
= 60
= 60 ln 2
55 =
ln 2
= 2.438 29.32 ln 2 41.4
0.02438 = 581.179
Menghitung
surge impedance
:
= � =
1.537 6 10
−12
= 506.12 Ω
Data-data tersebut dapat dikumpulkan dalam bentuk tabel guna memperjelas dan mempermudah proses penelitian yang dilakukan.
Tabel 4.2 Paramater Saluran Transmisi 275 kV Pangkalan Susu-Binjai
Tipe Konduktor mm Zebra 43555
Radius cm 1.43
Tinggi Fasa Terganggu m 41.4
Res istansi Ωkm
0.06494 Induktansi µHm
1.537 Kapasitansi pFm
0.006 Medan Kritis kVcm
29.32 Inception Voltage kV
581.179
Dari perolehan data-data diatas, maka dapat dilakukan proses penginputan nilai masing-masing parameter yang dibutuhkan kedalam
softwere
ATPDraw
56 untuk kemudian diolah dan dianalisa oleh
softwere
, sehingga memberikan output berupa grafik dua dimensi seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.4 Kurva respon saluran terhadap surja petir Tabel 4.3 Hasil simulasi respon saluran terhadap surja petir
Dari grafik dan tabel diatas terlihat bahwa tegangan puncak saluran mengalami peredaman akibat adanya efek korona sepanjang saluran transmisi.
Gelombang surja normal dengan tegangan puncak 800 kV mengalami redaman sebesar 18.29 akibat pengaruh yang diberikan oleh pertiwa korona, sehingga
tegangan surja setelah mengalami redaman adalah sebesar 653.61 kV. Hal ini terjadi dikarenakan tegangan serta energi dari surja tersebut sebagian besarnya
Parameter V Peak kV
Redaman kV
Redaman Waktu muka
µs
Surja Petir 800
- -
1.2 Ada korona
653.61 146.39
18.29 14.2
Tanpa Korona 930.58
- -
4.2
57 diubah menjadi energi cahaya, energi bunyi berisik, serta rugi-rugi sepanjang
transmisi atau yang kita sebut dengan rugi-rugi korona. Hubungan korona terhadap waktu muka juga dapat dilihat pada grafik
hasil simulasi diatas. Adanya korona pada saluran transmisi ternyata akan mengubah waktu muka surja dari keadaan normalnya. Waktu muka surja normal
1.2 µs akan bergeser menjadi 14.2 µs dengan adanya korona dan menjadi 4.2 µs bila mengabaikan korona pada saluran transmisi 275 kV Pangkalan Susu
– Binjai.
4.4.2 Analisa Pengaruh Korona dengan Perubahan Ketinggian Konduktor