5. Rencana Tindakan yang Positif Sebelum melakukan perekrutan diberbagai posisi, yang perlu dipertimbangkan
adalah menghindarkan adanya diskriminasi dalam perekrutan misalanya: gender laki-laki perempuan, ras atau agama.
6. Biaya Para perekrut harus bekerja dalam suatu budget yang sudah ditentukan.
Perencanaan sumber daya manusia HRP yang hati-hati dapat meminimalkan biaya pengeluaran.
7. Kebiasaan Merekrut Para perekrut yang berhasil biasanya memiliki kebiasaan yang lebih efisien
untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sama. Akan tetapi kebiasaan yang dimilikinya juga dapat menutup atau menghambat penggunaan alternatif
yang lebih efektif. 8. Insentif
Insentif adalah hal yang terutama dapat menarik para pelamar.
2.3. Teori Tentang Penempatan Kerja
2.3.1. Pengertian Penempatan Kerja
Menurut Rifai 2005:170, penempatan adalah penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya.
Menurut Rosidah 2009:189, penempatan adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian personalia untuk menentukan
seseorang pegawai masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hariandja 2005:156 menyatakan bahwa “Penempatan merupakan proses penugasan pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas
jabatan baru atau jabatan yang berbeda”. Menurut Yani 2012:74, placement atau penempatan adalah penunjukkan
kepada karyawan untuk menduduki atau melakukan pekerjaan baru. Menurut Gomes 2010:117, seleksi dan penempatan merupakan langkah
yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting
dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima atau tidaknya
pelamar yang talah lulus proses rekrutmen, tepat tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan
ini. Seperti juga karyawan baru, karyawan lama juga dilakukan rekrut internal,
seleksi dan orientasi sebelum dapat ditempatkan diposisi baru. Seleksi akan lebih cepat dilakukan karena performa dan kemampuan karyawan telah diketahui pasti.
Penempatan adalah adalah proses yang tidak bisa dilepaskan dari seleksi Rosidah, 2009.
Menurut Sastrohadiwiryo 2002:162, penempatan kerja adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan untuk dilaksanakan sesuai ruang
lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang,
serta tanggung jawabnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mathis dan Jackson 2006:262 menyatakan bahwa penempatan adalah menempatkan posisi seseeorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik
seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.
Menurut Siagian 2008:168, banyak orang yang berpendapat bahwa penermpatan merupakan akhir dari proses seleksi.
Sehingga penempatan kerja karyawan pada sebuah perusahaan harus mempertimbangkan kecocokan. Kecocokan antara pelamar dan organisasi
mempengaruhi baik kesediaan perusahaan untuk membuat penawaran kerja dan juga kesediaan pelamar untuk menerima pekerjaan tersebut. Menempatkan seseorang ke
posisi yang sesuai desebut penempatan. Menurut Hutagalung 2007, penempatan kerja karyawan harus dapat diukur
oleh perusahaan agar dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan bagi kebijakan manajemen. Terdapat lima indikator dalam mengukur bagaimana proses penempatan
pada sebuah perusahaan. Adapun indikator dalam penempatan kerja yang dimaksud adalah kesesuaian pendidikan, kesuaian kemampuan, kemampuan memberikan hasil,
pendidikan yang ada dan pengalaman kerja. Sebelum melakukan penempatan kerja terhadap para karyawan, biasanya
akan dilakukan seleksi terlebih dahulu. Seleksi bertujuan memutuskan apakah seorang pelamar diterima bekerja atau tidak. Hal inilah yang kemudian dinamakan
penempatan kerja. Pendapat yang menyatakan bahwa penempatan kerja merupakan akhir dari
proses seleksi memang tidak salah sepanjang menyangkut karyawan baru. Hanya saja teori manajemen sumber daya manusia yang mutakhir menekankan bahwa
Universitas Sumatera Utara
penempatan kerja tidak hanya berlaku bagi para karyawan baru, akan tetapi berlaku pula bagi karyawan lama yang mengalami alih tugas dan mutasi. Berarti konsep
penempatan kerja mencakup promosi, transferalih tugas, bahkan demosi sekalipun Sondang, 2008:169.
2.3.2.
Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Dalam Penempatan Kerja Karyawan
Menurut Bambang Wahyudi yang dikutip Suwatno 2003:129 dalam melakukan penempatan karyawan hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut: 1. Pendidikan
Pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan, pendidikan minimum yang disyaratkan meliputi:
a. Pendidikan yang disyaratkan b. Pendidikan alternatif
2. Pengetahuan Kerja Pengetahuan yang yang harus dimiliki oleh seorang karyawan dengan wajar yaitu
pengetahuan kerja ini sebelum ditempatkan dan yang baru diperoleh pada waktu karyawan tersebut bekerja dalam pekerjaan tersebut.
3. Keahlian Keterampilan Kerja Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus diperoleh
dalam praktek, keterampilan kerja ini dapat dikelompokan menjadi 3 tiga kategori yaitu:
a. Keterampilan mental, seperti menganalisa data, membuat keputusan dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik dan lain lain. c. Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi orang lain, mewarkan barang atau
jasa dan lain-lain. 4. Pengalaman Kerja
Pengalaman seorang karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman kerja dapat menjadi bahan pertimbangan untuk:
a. Pekerjaan yang harus ditempatkan b. Lamanya melakukan pekerjaan
2.3.3. Promosi