Aspek Pengukuran METODE PENELITIAN

3.7. Aspek Pengukuran

1. Pendidikan orangtua, skala ordinal dikategorikan menjadi Depdiknas, 1994: 1. Tamat SD-SLTP : Rendah 2. Tamat SLTA : Menengah 3. Tamat Perguruan Tinggi : Tinggi 2. Pendapatan, skala ordinal dikategorikan menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2013 : 1. Pendapatan Rp 1.447.000bulan : Di bawah UMK 2. Pendapatan ≥ Rp 1.447.000bulan : Di atas UMK 2. Frekuensi makan pada balita penderita gizi kurang adalah pemberian makanan keluarga beraneka ragam sesuai dengan gizi seimbang sebanyak tiga kali sehari dan makanan selingan bergizi sebanyak 1-2 sehari Merryana, 2011. - Baik, bila pemberian makanan keluarga beraneka ragam sesuai dengan gizi seimbang sebanyak 3x hari dan makanan selingan bergizi sebanyak 1-2 hari. - Tidak baik, bila pemberian makanan keluarga beraneka ragam tidak sesuai dengan gizi seimbang sebanyak 3x hari dan makanan selingan bergizi sebanyak 1-2 hari. 4. Tingkat konsumsi energi dan protein, skala ukur ordinal, digolongkan atas Supariasa, 2001 : a. Baik : ≥ 100 AKG b. Sedang : 80 - 99 AKG c. Kurang : 70 - 79 AKG d. Defisit : 70 AKG Universitas Sumatera Utara 5. Status gizi anak balita, skala pengukuran ordinal dikategorikan menjadi Kemenkes RI, 2012 : 1. -3 SD sd -2 SD : Gizi Kurang 6. Pengetahuan gizi ibu diukur menjadi 12 pertanyaan. Bila responden menjawab benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Total nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 12. Berdasarkan jumlah nilai yang ada kemudian dibandingkan dengan nilai tertinggi diperolehlah persentase tingkat pengetahuan, hasilnya kemudian diklasifikasikan dalam tiga kategori Arikunto, 2006 : 1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh dari jumlah jawaban yang benar 76-100 dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 9-12 2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh dari jumlah jawaban yang benar 56-75 dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 5-8 3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh dari jumlah yang benar 40-55 dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 5 7. Sikap ibu diukur melalui 10 pernyataan dengan memilih jawaban sangat setuju, setuju dan tidak setuju. Masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut : - Sangat setuju : 3 - Setuju : 2 - Tidak setuju : 1 Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 10. Dari jumlah nilai yang diperoleh, diketahui gambaran sikap ibu yang dibagi dalam 3 Universitas Sumatera Utara kategori, yakni baik, cukup dan kurang dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2006 : - Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100 dari seluruh pernyataan atau skor nilai 23-30. - Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75 dari seluruh pernyataan atau skor nilai 17-22. - Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40-55 dari seluruh pernyataan atau skor nilai 10-16. 8. Pola Penyakit Anak Balita Data pola penyakit balita diukur dengan melihat jenis sakit, frekuensi sakit dan lama sakit yang dialami balita dalam 1 satu bulan terakhir yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. 8. Pola Asuh Pola asuh dilihat dari 2 aspek tindakan yaitu praktek pemberian makan dan perawatan kesehatan. Kedua aspek tersebut diukur dengan menggunakan kuesioner dengan pilihan jawaban 1 dan 2, dimana 1 adalah jawaban yang benar skor 1 dan 2 adalah jawaban yang salah skor 0. Menurut Arikunto 2006 aspek pengukuran berdasarkan skor yang di dapat di bagi atas 3 kategori yakni: - Baik : skor total 76-100 - Sedang : skor total 56-75 - Kurang : skor total 0-55 Universitas Sumatera Utara Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah : 1 Praktek Pemberian Makan Terdiri dari 10 pertanyaan, skor maksimal 10 dan skor minimal 0 Pengkategorian : 1. Baik : skor total 8-10 2. Sedang : skor total 6-7 3. Kurang : skor total 0-5 2 Perawatan Kesehatan Terdiri dari 10 pertanyaan, skor maksimal 10 dan skor minimal 0 Pengkategorian : 1. Baik : skor total 8-10 2. Sedang : skor total 6-7 3. Kurang : skor total 0-5 3.8. Teknik Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan dengan Status Gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015

2 60 126

Gambaran Status Gizi Anak Balita di Tinjau Dari Pola Pengasuhan Pada Ibu Pekerja dan Bukan Pekerja di Desa Buluh Cina Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2000

0 44 68

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008

0 66 64

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68

Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

0 57 105

GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN PADA ANAK USIA Gambaran Konsumsi Makanan Pada Anak Usia Toddler Yang Mengalami Gizi Kurang Di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.

0 1 17

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Konsumsi Makanan Pada Anak Usia Toddler Yang Mengalami Gizi Kurang Di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Gambaran Konsumsi Makanan Pada Anak Usia Toddler Yang Mengalami Gizi Kurang Di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.

0 1 5

GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN PADA ANAK USIA TODDLER YANG MENGALAMI GIZI KURANG DI KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN Gambaran Konsumsi Makanan Pada Anak Usia Toddler Yang Mengalami Gizi Kurang Di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.

0 1 16