2.4. Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat-zat gizi Almatsier, 2002. Sedangkan menurut Suhardjo, Status gizi
adalah keadaan individu-individu atau kelompok- kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisiknya dapat diukur secara antropometri. Keadaan gizi seseorang
yang dapat dinilai untuk mengetahui apakah seseorang itu normal atau bermasalah. Gizi salah adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau
kelebihan atau ketidakseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan, aktivitas, dan produktivitas Depkes RI, 2001.
2.4.1. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik
yang berguna untu menetapkan status kesehatan perorangan atau kelompok orang yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilitas zat-zat gizi Gibson, 1998.
Penilaian status gizi terbagi atas penilaian secara langsung dan penilaian secara tidak langsung. Adapun penilaian secara langsung dengan metode
antropometri sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dengan metode survei konsumsi makanan.
1. Penilaian Secara Langsung dengan Metode Antropometri Penilaian antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi fisik dan
komposisi kasar tubuh. Penilaian dilakukan terhadap berat badan BB, panjang badan PB atau tinggi badan TB, lingkar kepala, lingkar lengan atas LLA dan
tebal lemak bawah kulit Almatsier, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menilai status gizi balita dengan menggunakan beberapa indeks penilaian yaitu berat badan menurut umur BBU, berat badan menurut panjang
badan atau tinggi badan BBPB atau BBTB, panjang badan atau tinggi badan menurut umur PBU atau TBU, dan indeks yang diperkenalkan oleh WHO 2005
yaitu indeks massa tubuh menurut umur IMTU. Dalam menggunakan semua indeks tersebut, dianjurkan menggunakan perhitungan Z-Score menggunakan nilai
median sebagai nilai normalnya. Adapun kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Indeks Kategori
Status Gizi Ambang Batas
Z-Score
Berat Badan menurut Umur BBU
Gizi Buruk Gizi Kurang
Gizi Baik Gizi Lebih
- 3 SD
-3 SD sd -2 SD -2 SD sd 2 SD
2 SD Panjang Badan menurut Umur
PBU atau Tinggi Badan menurut Umur
TBU Sangat Pendek
Pendek Normal
Tinggi
- 3 SD
-3 SD sd 2 SD -2 SD sd 2 SD
2 SD Berat Badan menurut Panjang
Badan BBPB Atau
Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
-3 SD -3 SD sd -2 SD
-2 SD sd 2 SD 2 Sd
Sumber : Kemenkes RI, 2011 a. Indeks berat badan menurut umur BBU
Merupakan pengukuran antoropometri yang sering digunakan sebagai indikator dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan dan keseimbangan
antara intake dan kebutuhan gizi terjamin. Berat badan memberikan gambaran tentang massa tubuh otot dan lemak. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
Universitas Sumatera Utara
perubahan keadaan yang mendadak, misalnya terserang infeksi, kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. BBU menggambarkan status
gizi sekarang. Berat badan yang sifat labil, menyebabkan indeks lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini Supariasa, 2001.
b. Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur PBU atau TBU Indeks PBU atau TBU disamping memberikan gambaran status gizi masa
lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi Beaton dan Bengoa, 1973 dalam Supariasa 2001.
c. Indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan BBPB-TB Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu Supariasa, 2001.
Sebagai indeks antropometri, untuk menginterpretasinya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas yang paling umum digunakan saat ini adalah dengan
memakai standar deviasi unit SD atau disebut juga Z-Score. Rumus perhitungan Z-Score adalah :
Z-Score = Nilai individu subyek – Nilai median Baku Rujukan Nilai Simpangan Baku Rujukan
2. Penilaian Secara Tidak langsung dengan Metode Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Metode survei konsumsi makanan untuk individu antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Metode recall 24 jam
b. Metode frekuensi makanan food frequency. 2.5. Kerangka konsep