BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karsinoma Nasofaring
Karsinoma nasofaring KNF adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan prediksi difosa Rosenmuller dan atap nasofaring. Letaknya
kadang tersembunyi dan berhubungan dengan banyak daerah vital sehingga diagnosa dini sulit untuk ditegakkan Roezin, dan Adam,2007.
2.2 Etiologi
Karsinoma nasofaring disebabkan oleh multifaktor. Sampai sekarang penyebab pastinya belum jelas. Faktor yang berperan untuk terjadinya karsinoma
nasofaring ini adalah faktor makanan seperti mengkonsumsi ikan asin, sedikit memakan sayur dan buah segar. Faktor lain adalah non makanan seperti debu,
asap rokok, uap zat kimia, asap kayu bakar dan asap dupa kemenyan. Faktor genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya karsinoma nasofaring. Selain itu
terbukti juga infeksi virus Epstein-Barr dapat menyebabkan karsinoma nasofaring Nasution,2007.
2.2.1 Infeksi Virus Epstein-barr
Hal ini dapat dibuktikan dengan dijumpai adanya keberadaan protein- protein laten pada penderita karsinoma nasofaring. Pada penderita ini sel yang
terinfeksi oleh EBV akan menghasilkan protein tertentu yang berfungsi untuk proses proliferasi dan mempertahankan kelangsungan virus di dalam sel host
Infeksi Virus Epstein Barr Brennan, 2006. Metode imunologi membuktikan virus EB membawa antigen yang spesifik seperti antigen kapsid virus VCA,
antigen membran MA, antigen dini EA, antigen nuklir EBNA, dll
• Konsumsi ikan asin Beberapa peneliti epidemologi dan laboratorium menghubungkan ikan
yang diasinkan yang merupakan makanan kegemaraan penduduk cina selatan kemungkinan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan KNF. Hal ini didasari
Universitas Sumatera Utara
atas insiden KNF yang tinggi pada masyarakat nelayan di hongkong yang makanannya banyak mengkonsumsi ikan yang diasinkan dan sedikit mengandung
sayur dan buah. Kebiasaan memakan makan yang di asinkan juga di temukan pada penduduk keturunan cina yang bermigrasi ke Negara lain seperti ke Malaysia
timur dan Negara asia tenggara. Penelitian lain sebelumnya di cina juga mendapatkan bahwa penduduk
yang mulai mengkonsumsi ikan asin setelah masa diasapi mempunyai resiko terjadi KNF yang lebih tinggi. Tan tjin joe mengirim 12 jenis ikan asin yang
berbeda dari Sumatra utara dan dianalisa oleh prof.HO di hongkong, ternyata ke 12 ikan tersebut dijumpai nitrosamine Brennan,2006.
Selain ikan asin, uap nitrosamin tingkat tinggi juga ditemukan pada berbagai makan yang di awetkan di china, Greenland dimana bahan makan
tersebut mengandung precursor nitrosamine yang tinggi setelah di cerna di lambung.
2.2.2 Faktor genetik
Berdasarkan fakta-fakta yang ada terdapat perbedaan frekuensi yang nyata diantara beberapa kelompok etnik, yaitu adanya peningkatan risiko pada keluarga
penderita KNF. Dan masih tingginya imigran Cina yang terkena KNF di daerah
yang insiden KNF nya sangat rendah.
Penelitian pertama tentang adanya kelainan genetik ras Cina yang dihubungkan dengan kejadian KNF adalah penelitian tentang Human Leucocyte
Antigen HLA. Pada etnik Cina, KNF dihubungkan dengan ditemukannya HLA tipe A2 dan Bw46 Cottrill dan Nutting, 2003. Penelitian di Medan menemukan
gen yang potensial sebagai penyebab kerentanan timbulnya KNF pada suku Batak adalah gen HLA-DRB108 Munir D, 2007.
2.2.3 Lingkungan dan kebiasaan hidup