2.4.3 Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkuat kecurigaan adanya tumor di daerah nasofaring, menentukan lokasi tumor yang dapat membantu dalam
melakukan biopsi yang tepat dan menentukan luas penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya. Chan,Teo, dan Johnson,2002.
• Foto polos nasofaring dan dasar tengkorak
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan bayangan jaringan lunaksoft tissue di daerah nasofaring terutama pada tumor yang tumbuh secara
eksofitik atau adanya destruksi dasar tengkorakatau os vertebra servikal.
• CT scan nasofaring, pada KNF yang tumbuh endofitiksubmukosa dapat
dideteksi dengan CT scan. Pemeriksaan ini dapat juga mengetahui penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya yang belum terlalu luas, dan juga
dapat mendeteksi erosi basis krani dan penjalaran perineural melalui foramen ovale sebagai jalur utama perluasan ke intrakranial. CT scan
dilakukan tanpa zat kontras atau bila diperlukan dapat digunakan zat kontras bila terdapat kesulitan dalam menentukan batas tumor atau untuk
menilai kelenjar limfe dan pembuluh darah. Selain itu, dapat pula menilai kekambuhan tumor setelah pengobatam, adanya metastasis, dan juga
akibat komplikasi paska radioterapi seperti nekrosis lobus temporal dan atrofi kelenjar hipofise.
• Magnetic Resonance ImagingMRI lebih baik dari CT dalam
memperlihatkan jaringan lunak nasofaring superfisial atau dalam dan untuk membedakan tumor dengan jaringan lunak. MRI juga lebih sensitif
untuk menilai metastase kelenjar retrofaring dan kelenjar leher dalam. Akan tetapi MRI kemampuannya terbatas dalam detail tulang dan CT
harus dilakukan bila status dasar tengkorak tidak dapat ditentukan dengan jelas oleh MRI.
• Positron Emission Tomography PET, merupakan pemeriksaan yang
paling sensitif untuk menilai adanya tumor residual atau rekuren pada KNF Chan,Teo,dan Johnson,2002.
Universitas Sumatera Utara
• Pemeriksaan Patologi Anatomi
a. Sitologi
Sediaan sitologi eksfoliatif dari nasofaring didapat dengan beberapa cara seperti melalui kerokan scrapping, sikatan
brushing, usapan swab atau dengan menggunakan alat khusus yang dihubungkan dengan penghisap. Akan tetapi pemeriksaan ini
hasilnya sering meragukan, sehingga pemeriksaan sitologi ini belum dapat diterima untuk mendiagnosis KNF.
b. Histopatologi
Biopsi nasofaring mutlak dilakukan, tujuannya untuk konfirmasi dalam menentukan subtipe histopatologi.
• Biopsi Nasofaring
Biopsi dilakukan melalui tuntunan nasofaringoskopi kaku. Forseps biopsi harus selalu dimasukkan seiring dengan endoskopi agar dapat melakukan
biopsi tumor dengan pandangan langsung.
2.4.4 Pemeriksaan Imunohistokimia