Latar Belakang Karakteristik Penderita Kanker Nasofaring Di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma Nasofaring KNF merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai diantara tumor ganas THT di Indonesia, dimana KNF termasuk dalam lima besar tumor ganas, dengan frekuensi tertinggi bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit, sedangkan didaerah kepala dan leher menduduki tempat pertama KNF mendapat persentase hampir 60 dari tumor di daerah kepala dan leher, diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal 18, laring 16, dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah Pahala,2009. Distribusi penyakit ini paling banyak dijumpai pada ras Mongol, di samping Mediteranian, dan beberapa ras di Afrika di bagian Utara. Di Hongkong tercatat sebanyak 24 pasien kanker nasofaring per tahun per 100.000 penduduk, sedangkan angka rata-rata di Cina bagian selatan berkisar antara 20 per 100.000 penduduk, dibandingkan dengan negara Eropa atau Amerika Utara yang mempunyai angka kejadian hanya 1 per 100.000 penduduk per tahun. Angka kejadian KNF di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 4,7 kasus baru per tahun per 100.000 penduduk atau diperkirakan sekitar 7000-8000 kasus per tahun di seluruh Indonesi. Indonesia, menempati urutan ke-4 diantara keganasan yang terdapat di seluruh tubuh. Santosa 1988 mendapatkan jumlah 716 8,46 penderita KNF berdasarkan data patologi yang diperoleh di Laboratorium Patologi anatomi FK Unair Surabaya 1973 – 1976 diantara 8463 kasus keganasan di Seluruh tubuh Kris,2009. Penelitian case series Roezin 1996 selama periode 10 bulan mendapatkan insiden tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun masing-masing sebesar 25.92 di RSCM Jakarta. Penelitian case series Muyassaroh et al 1999 di RSUP dr. Kariadi Semarang mendapatkan insiden tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun dan 50-59 tahun masing-masing sebesar 24.8 dari 141 kasus Pahala,2009. Universitas Sumatera Utara Hasil yang berbeda didapat oleh Hadi dan Kusuma 1999 di RSUD dr. Soetomo Surabaya mendapatkan insiden tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun yaitu 39 30.23 diikuti kelompok umur 41-50 tahun yaitu 31 dari 129 kasus 24.03. Penelitian dijumpai lebih banyak pada pria daripada wanita dengan perbandingan 2-3 orang pria dibandingkan 1 wanita Dewi, 2011. Pada tahun 2002 sampai bulan Agustus 2007 ditemukan 924 penderita KNF, di mana terdapat 630 orang laki-laki dan 294 orang wanita. Ditemukan kecendrungan penderita KNF laki-laki lebih banyak dari wanita. Insiden KNF di Malaysia Juli 2007 sampai Februari 2008 antara laki-laki dengan wanita berbanding 3 : 1. Secara case series, di RSUP dr. M. Djamil Padang dan RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukit tinggi selama tahun 2006-2008 ditemukan 45 kasus KNF dengan 32 kasus laki-laki dan 13 kasus wanita dengan kelompok umur tersering pada umur 51-60 tahun Dewi,2011. Diagnosa dini sangat menentukan prognosis penderita. Hal ini sukar dicapai karena nasofaring tersembunyi di belakang tabir langit-langit dan terletak di bawah dasar tengkorak serta berhubungan dengan banyak daerah penting di dalam tengkorak maupun leher. Diagnosis dini yaitu menemukan kasus KNF pada stadium I dan II,dimana belum terjadi metastase regional. Keadaan ini sangat sulit dicapai baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dari beberapa penelitian di Indonesia dan di luar negeri, Kasus ini hanya ditemukan antara 3,8-13,9 dibandigkan dengan khasus lanjut stadium III dan IV seitar 88,1-96,2 Kris,2009. Database 2007-2008 di Malaysia pada kasus baru KNF dijumpai 47 stadium IV, 28 stadium III, 21 stadium II, dan hanya 4 stadium I. Pua et al, 2008. Di RSUP HAM periode Desember 2006 sampai September 2007 dari 24 penderita KNF dijumpai 41,1 stadium III, stadium IV sebanyak 29,1 , dan hanya 4,2 dan 25 dengan stadium I dan II Zahara,2007. Radioterapi tetap merupakan modalitas terapi primer terhadap KNF. Penderita dengan stadium I dan II mempunyai angka kesembuhan tinggi dengan pemberian radioterapi saja, dimana prognosis bagi penderita dengan metastase jauh masih buruk. Bagi penderita dengan stadium III dan IV peran pembedahan Universitas Sumatera Utara terbatas dan pemberian radioterapi yang dikombinasian dengan kemoterapi telah menjadi standar terapi Farhat,2009. Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa penderita KNF cukup tinggi di Indonesia. Oleh karenanya, penulis ingin melakukan penelitian tentang karakteristik penderita KNF di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masalah