BAB 5 PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dijabarkan secara lebih rinci hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk menganalis pengaruh pengetahuan
dan sikap dukun bayi terhadap tindakan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012.
5.1 Pengetahuan Responden
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pengetahuan dukun bayi dalam hal pertolongan persalinan tertinggi pada tingkat rendah 62,8 dan terendah pada
tingkat tinggi 37,2. Distribusi jawaban responden per item memperlihatkan bahwa mayoritas responden tidak tahu mengenai sebaiknya ibu yang melahirkan ditolong
oleh penolong persalinan yang telah melalui pendidikan medis formal. Hal ini berarti pengetahuan sebagian besar dukun bayi masih tergolong rendah. Padahal menurut
pendapat Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan individu agar individu tersebut dapat melakukan sesuatu bertindak.
Pada pengetahuan ini, dukun bayi masih kurang memahami pentingnya kebersihan peralatan persalinan, peralatan harus di cuci menggunakan alkohol,
seorang ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali ke petugas kesehatan, dan persalinan ibu hamil sebaiknya di bantu oleh tenaga medis.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindya 2009 tentang perilaku dukun bayi dalam melakukan pertolongan persalinan dengan
Universitas Sumatera Utara
komplikasi di Desa Bayat Kabupaten Klaten yang diperoleh hasil pengetahuan dukun bayi yang masih rendah. Hal ini diperlihatkan dengan ketidaktahuan mereka
mengenai apa yang harus dilakukan saat ada komplikasi persalinan yang mereka tangani.
5.2 Sikap Responden
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sikap dukun bayi dalam hal pertolongan persalinan tertinggi pada tingkat tidak baik 65,1 dan terendah pada
tingkat baik 34,9. Distribusi jawaban responden per item memperlihatkan bahwa mayoritas responden tidak jika kebersihan luka sehabis melahirkan harus dijaga agar
tidak infeksi. Menurut Notoatmodjo 2003, bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak. Hal ini berarti respon sebagian dukun bayi
terhadap pertolongan persalinan tergolong tidak baik. Perbedaan sikap responden terhadap perilakunya nanti bisa disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan,
pemikiran, keyakinan dan emosi yang memegang peranan penting dalam penentuan sikap.
Dalam sikap, dukun bayi masih belum menyetujui pemikiran bahwa pada saat persalinan peralatan yang dipakai harus steril dan di cuci mengguakan alcohol.
Mereka juga belum sependapat bahwa kebersihan luka sehabis melahirkan harus selalu dijaga agar tidak infeksi. Menurut mereka infeksi ataupun penyakit semua
diatur oleh Tuhan, bukan manusia. Sebagian besar dukun bayi juga beranggapan bayi yang baru saja dilahirkan tidak perlu langsung di bersihkan padahal rongga mulut dan
Universitas Sumatera Utara
hidung bayi harus dibersihkan sesegera mungkin untuk melancarkan pernafasan bayi tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindya 2009 tentang perilaku dukun bayi dalam melakukan pertolongan persalinan dengan
komplikasi di Desa Bayat Kabupaten Klaten yang diperoleh hasil mayoritas responden tidak setuju bila ibu melahirkan yang menunjukkan tanda komplikasi harus
segera dirujuk ke rumah sakit. Hal ini menunjukkan masih rendahnya sikap mereka terhadap pertolongan persalinan dengan komplikasi.
5.3 Tindakan Responden