BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bakteri merupakan suatu mikroorganisme yang tidak terlepas dari bagian kehidupan yang dapat memberikan manfaat contohnya Escherichia coli yang
berperan dalam sintesis vitamin K dalam usus. Sebagian besar bakteri dapat menimbulkan bermacam-macam penyakitinfeksi dengan cara menginvasi dan
berkembang biak dalam jaringan tubuh atau rongga mulut. Bakteri menimbulkan infeksi terutama Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan abses, gingivitis
dan Denture stomatitis.
1
Pada sebagian kasus infeksi pengunaan antibiotik sangat diperlukan, tetapi bila berlebihan dapat menyebabkan beberapa bakteri resisten atau bertahan hidup
karena adanya perubahan genetik. Salah satu contoh yaitu ; Staphylococcus aureus yang tergolong bakteri gram positif resisten terhadap penisilin, nafsilin dan
vankomisin.
1
Oleh karena itu, perlu dicari alternatif lain untuk memanfaatkan kembali bahan alami bagi kesehatan, terutama obat-obatan yang berasal dari tumbuhan,
karena pengobatan tradisional dengan menggunakan bahan alam harganya lebih terjangkau, mudah didapat dan efek samping yang rendah.
2
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan mega-biodiversitas hayati tertinggi di dunia dan cukup berpotensi dalam produksi minyak atsiri. Penggunaan
minyak atsiri dari bahan alam sebagai obat semakin diminati masyarakat, seiring
Universitas Sumatera Utara
dengan gerakan “kembali ke alam” back to nature yang dilakukan masyarakat. Tanaman obat makin penting peranannya dalam pola konsumsi makanan, minuman,
dan obat-obatan. Dengan meningkatnya kesadaran manusia terhadap pemanfaatan sumber daya alam, maka pemanfaatan produk herbal semakin berkembang tidak
hanya di negara-negara Timur saja, tetapi sudah meluas ke negara-negara Barat. Dari data WHO yang menunjukkan bahwa permintaan produk herbal di negara-negara
Eropa dalam kurun waktu 1999 – 2004 mencapai 66 dari permintaan dunia.
3,4
Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang essential oil, volatile oil dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah
menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir pungent taste, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan
tidak larut dalam air. Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri
diperkirakan berjumlah 150-200 spesies, termasuk dalam famili Alliaceae, Myrtaceae, Ranunculales, Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Umbelliferae,
Rutaceae dan Piperaceae. Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, batang, kulit buah dan akar. Minyak atsiri dipergunakan
sebagai bahan baku pada berbagai industri farmasi, pengawet, kosmetik, aromaterapi dan insektisida, bahan penyedap pada makanan dan minuman serta untuk
pengobatan berbagai penyakit Ketaren, 1985.
2,4
Dalam industri farmasi atau obat-obatan digunakan sebagai antibakteri, antijamur, antinyeri, anti radang, hepatoprotektor, analgetik, anestetik, antiseptik, dan
psikoaktif. Antara tumbuhan penghasil minyak atsiri dan telah lama dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
oleh masyarakat Indonesia sebagai tumbuhan berkhasiat obat adalah bawang putih, cengkeh dan jintan hitam.
5,6
Bawang putih telah digunakan sebagai obat herbal sejak ribuan tahun sebagai antibakteri, expektoran, antisplasmodik, antiseptik, antiviral, dan antihipertensi.
Secara tradisional, bawang putih biasa digunakan untuk mengobati batuk, flu, asma bronchitis dan lain-lain. Banyak penelitian dilakukan karena manfaat bawang putih
sangat berguna pada manusia.
5
Penelitian Novita 2008 terdapat daya hambat sediaan bawang putih terhadap Staphylococcus aureus yang diisolasi dari Denture stomatitis.
7
Minyak atsiri cengkeh banyak digunakan untuk tujuan pengobatan khususnya pengobatan gigi yang sakit. Minyak atsiri cengkeh adalah produk alami yang dapat
dihasilkan dengan proses penyulingan air dan uap. Komponen yang paling dominan dalam cengkeh adalah eugenol. Salah satu sifat eugenol adalah sebagai bahan
antibakteri terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus, Stereptococcus mutans dan lain-lain.
8
Menurut penelitian Wibowo 2010 minyak atsiri bunga cengkeh dapat menurunkan jumlah bakteri rongga mulut.
9
Hasil penelitian Rahman, Thangaraj dkk 2010 menunjukkan terdapat efek antibakteri cengkeh terhadap Staphylococcus
aureus, Klebsiella pneumoniae, Enterococcus faecalis, Mycobacterium smegmatis, Micrococcus luteus, dan Candida albicans.
10
Penelitian Babu dkk 2011 menunjukkan senyawa aktif dalam cengkeh adalah eugenol mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan merusak langsung membran sel bakteri menyebabkan terhambatnya sintesa protein sehingga terjadi gangguan pada fungsi sel
bakteri yang menyebabkan sel menjadi lisis.
11
Universitas Sumatera Utara
Mengkonsumsi jintan hitam dinegara Indonesia masih tidak begitu terkenal jika dibandingkan dengan negara Eropah, Amerika dan Arab. Obat ini sangat banyak
manfaatnya sehingga diceritakan kisah ini dalam beberapa hadis di zaman Rasullulah s.a.w sebagai obat dari segala penyakit kecuali kematian. Diantara manfaatnya dapat
menguatkan sistem kekebalan tubuh, anti histamin, antibakteri, dan meningkatkan konsentrasi daya ingat.
6
Menurut penelitian Salman, Khan dan Shukla 2007, menunjukkan bahwa terdapat daya hambat dari minyak atsiri jintan hitam terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
12
Penelitian Sedarnawati 2008 jintan hitam ternyata memberikan pengaruh pada metabolisme lipid hati dan plasma darah,
serta metabolisme glukosa plasma darah. Selain itu jintan hitam memiliki kapasitas antioksidan yang besarnya 60 dari kapasitas antioksidan vitamin C dan mempunyai
senyawa antibakteri. Dari hasil pengamatan tersebut jintan hitam tidak hanya sebagai pemeliharaan tubuh tetapi juga sebagai penurun kadar glukosa, trigliserida plasma
darah, kadar total kolesterol dan trigliserida hati.
13
Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri patogen yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia. Organisme ini menyebabkan penyakit melalui
invasi ke jaringan dan pengeluaran toksin leukosidin,enterotoksin. Staphylococcus aureus mempunyai peranan penting dalam menyebabkan maupun memperparah
penyakit pada rongga mulut. Staphylococcus aureus ditemukan mempunyai prevalensi tinggi pada pasien Denture stomatitis selain
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Candida albicans, Streptococcus mutans dan lain-lain.
1
Monroy et al 2005 melaporkan dari pasien denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2 ditemukan pada
membran mukosa yaitu Candida albicans 51,4, Staphylococcus aureus 52,4 dan Streptococcus mutans 67,6.
14
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melihat daya hambat minyak atsiri bawang putih, cengkeh dan jintan hitam terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus. Dengan demikian, bawang putih, cengkeh dan jintan hitam dapat dijadikan sumber minyak atsiri alam dan kebutuhan minyak atsiri akan terus meningkat seiring
dengan kegunaan dari minyak atsiri itu sendiri yang semakin beragam. Hal ini merupakan upaya untuk menambah produksi zat antibakteri maupun antijamur
.
Universitas Sumatera Utara
Rumusan Masalah
1. Apakah sediaan minyak atsiri bawang putih, cengkeh dan jintan hitam
mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Stapylococcus aureus?
2. Apakah terdapat perbedaan zona hambat antara minyak atsiri bawang putih,
cengkeh dan jintan hitam terhadap pertumbuhan Staphyloccocus aureus? Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efek daya hambat minyak atsiri bawang putih, cengkeh dan
jintan hitam terhadap pertumbuhan Stapylococcus aureus. 2.
Untuk mengetahui perbedaan efek daya hambat antara minyak atsiri bawang putih, cengkeh dan jintan hitam terhadap pertumbuhan Stapylococcus aureus.
Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan bahwa minyak atsiri mempunyai fungsi daya
hambat yang jelas terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA