Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus aureus

2.4 Staphylococcus aureus

Klasifikasi Ilmiah Klasifikasi S.aureus menurut Berget dalam Capuccino 1998 adalah : 1 Domain : Bacteria Kingdom : Eubacteria Devisi : Firmicutes Class : Cocci Ordo : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus Gambar 7. Staphylococcus aureus Spesies : S.aureus

2.4.1 Morfologi dan Identifikasi

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif yang bersifat aerob dan anaerobik fakultatif, muncul sebagai cluster seperti anggur. Bakteri ini tidak bergerak, tidak berspora, mampu membentuk kapsul dan berbentuk kokus. Ukurannya kira-kira 1 μm. Koloni bakteri ini bewarna kuning keemasan, sering dengan hemolisis, ketika ditanam pada madia agar darah. Nama emas adalah adalah dari nama bakteri itu;Staphylococcus berarti emas dalam bahasa Latin. 29 Staphylococcus aureus ini sering dijumpai pada kulit manusia terutama pada membrane mukosa, nares anterior dan perineum. Staphylococcus aureus dapat menfermentasi karbohidrat dan mengeluarkan pigmen yang berbeda putih sampai Universitas Sumatera Utara dengan kuning gelap. Spesimen yang ditanam pada media Mannitol Salt Agar menunjukkan koloni khas dalam 24 jam pada suhu 37 °C. Pada media Mannitol Salt Agar karakteristik Staphylococcus aureus ditandai dengan koloni opaque, lembut dengan pigmentasi kuning. 1 Staphylococcus sensitif terhadap beberapa obat antimikroba. Resistensinya dikelompokkan dalam beberapa golongan: 29 1. Biasanya menghasilkan enzim beta laktamase, yang berada di bawah kontrol plasmid, dan membuat organisme resisten terhadap beberapa penisilin penisilin G, ampisilin, tikarsilin, piperasilin, dan obat-obat yang sama. Plasmid ditrasmisikan dengan transduksi dan kadang juga dengan konjugasi. 2. Resisten terhadap nafsilin dan terhadap metisilin dan oksasilin yang tidak tergantung pada produksi beta-laktamase. Gen mecA untuk resistensi terhadap nafsilin terletak pada kromosom. Mekanisme resistensi berkaitan dengan kekurangan PBP Penicillin Binding Protein tertentu dalam organism. 3. Strain Staphylococcus aureus yang mempunyai tingkat kerentanan menengah terhadap vankomisin. Staphylococcus aureus pada umumnya diisolasi dari pasien yang menderita infeksi kompleks yang mendapat terapi vankomisin jangka panjang dan sering terdapat kegagalan terapi vankomisin. Mekanisme resistensi berkaitan dengan peningkatan sintesis dinding sel dan perubahan dalam dinding sel serta bukan disebabkan oleh gen van seperti yang ditemukan pada enterokokus. Strain Staphylococcus aureus dengan tingkat kerentanan menengah terhadap vankomisin biasanya tidak hanya resisten terhadap nafsilin, oxazolidinon dan quinupristindalfopristin. Universitas Sumatera Utara 4. Plasmid juga dapat membawa gen untuk resistensi terhadap tetrasiklin, eritromisin,aminoglikosida, dan obat-obatan lainnya. 5. Akibat sifat ‘toleran’ berdampak bahwa stafilokokus dihambat oleh obat tetapi tidak dibunuh oleh obat tersebut, misalnya terdapat perbedaan yang besar antara KHM Kadar Hambat Minimal dan KBMKadar Bunuh Minimal dari obat antimikroba. Toleransi dapat dihubungkan dengan kurangnya aktivasi enzim autolitik di dalam dinding sel.

2.4.2 Toksin dan enzim