Toksin dan enzim Gambaran klinis

4. Plasmid juga dapat membawa gen untuk resistensi terhadap tetrasiklin, eritromisin,aminoglikosida, dan obat-obatan lainnya. 5. Akibat sifat ‘toleran’ berdampak bahwa stafilokokus dihambat oleh obat tetapi tidak dibunuh oleh obat tersebut, misalnya terdapat perbedaan yang besar antara KHM Kadar Hambat Minimal dan KBMKadar Bunuh Minimal dari obat antimikroba. Toleransi dapat dihubungkan dengan kurangnya aktivasi enzim autolitik di dalam dinding sel.

2.4.2 Toksin dan enzim

Staphylococcus aureus mengandung manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hialurodinase, fosfatase, protease, dan lipase. Enzim koagulase merupakan enzim yang mampu menggumpalkan plasma yang ditambah dengan oksalat atau sitrat dengan adanya suatu faktor yang terdapat dalam serum. Faktor serum beraksi dengan koagulase untuk membentuk esterase dan aktivitas penggumpalan, dengan cara yang sama ini untuk mengaktivasi protrombin ke thrombin. Cara kerja koagulase adalah dalam lingkup kaskade penggumpalan plasma normal. Koagulase dapat membentuk fibrin pada permukaan Staphylococcus aureus, ini bisa mengubah ingestinya oleh sel fagositik atau pengrusakannya dalam sel fagosit. Produksi koagulase sinonim dengan invasi potensial patogenik. 1 Staphylococcus aureus mengandung lisostfin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dihasilkan adalah leukosidin, enterotoksin yang terdapat dalam makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang luekosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Universitas Sumatera Utara Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda seperti kulit terkena luka bakar. 1,29

2.4.3 Gambaran klinis

Infeksi stafilokokus lokal tampak sebagai jerawat, infeksi folikel rambut atau abses. Terdapat reaksi inflamasi yang kuat, terlokalisir dan nyeri yang mengalami supurasi sentral dan sembuh dengan cepat jika pus didrainase. Dinding fibrin dan sel sekitar bagian tengah abses cenderung mencegah penyebaran organisme dan hendaknya tidak dirusak oleh manipulasi atau trauma. 1 Infeksi Staphylococcus aureus dapat juga berasal dari kontaminasi luka, misalnya pasca operasi infeksi stafilokokus atau infeksi yang menyertai trauma osteomilitis kronik setelah patah tulang terbuka, meningitis yang disertai patah tulang tengkorak. 1 Jika Staphylococcus aureus menyebar akan terjadi bakteriemia, maka bisa terjadi endokarditis, osteomielitis hematogenus akut, meningitis atau infeksi paru- paru dapat dihasilkan. Manifestasi klinik mirip dengan yang tampak pada infeksi sistemik. Lokalisasi sekunder dalam organ atau sistem disertai simtom dan tanda disfungsi organ dan supurasi fokal. 1 Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Infeksi Staphylococcus aureus Pada Denture Stomatitis