1.2 Permasalahan
Kawasan hutan Aek Nauli memiliki tegakan yang dominan, yaitu pohon pinus Pinus merkusii yang berada di sepanjang sisi jalan raya. Tegakan homogen pinus
ini, menurut histori dilakukan penanaman pada tahun 1970-an. Hingga sekarang belum ada data mengenai kondisi tegakan pinus tersebut, seperti kerapatan,
penutupan tajuk dan potensi karbon tersimpan pada tegakan pinus hutan Aek Nauli. Oleh karena itu, masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: bagaimana kondisi kerapatan, penutupan tajuk dan potensi karbon tersimpan pada tegakan pinus di kawasan hutan Aek Nauli.
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan, penutupan tajuk dan potensi karbon tersimpan pada tegakan Pinus Pinus merkusii di kawasan hutan
Aek Nauli.
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi dan kondisi hutan pinus Pinus merkusii yang ada di Aek Nauli sehingga dapat dijadikan
acuan untuk tindakan konservasi maupun rehabilitasinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanasan Global
Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan
iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan dunia. Tingkat kegawatan perubahan iklim global ini terendam dalam dokumen
Kyoto protocol dan United Nation Framework Convention on Climate Change UNFCCC yang menekankan pentingnya usaha kearah pengurangan emisi CO
2
serta penyerapan CO
2
Di Indonesia, fenomena dampak perubahan iklim dan pemanasan global ditunjukkan dengan adanya berbagai peristiwa bencana alam yang terus meningkat
seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, berkurangnya luas areal hutan dan pertanian, pengurangan keanekaragaman hayati, penurunan kuantitas dan
kualitas sumberdaya air Dirjen PHKA BB TNGL, 2007. di atmosfer. Demikian halnya dalam konferensi PBB tentang
pembangunan dan lingkungan hidup atau United Nation Conference on Environment and Development UNCED pada tahun 1992 di Rio Janeiro, Brazil, di mana
menghasilkan dua deklarasi umum yang salah satu di antaranya juga menekankan bagaimana upaya mengurangi perubahan iklim global Yusuf, 2008.
Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer. Keseimbangan tersebut
dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau karbondioksida CO
2
, metana CH
4
dan nitrous oksida N
2
O yang lebih dikenal dengan gas rumah kaca GRK. Saat ini konsentrasi GRK sudah mencapai tingkat yang membahayakan
iklim bumi dan keseimbangan ekosistem Hairiah dan Rahayu, 2007
Universitas Sumatera Utara
Hairiah dan Rahayu 2007 juga menyebutkan bahwa konsentrasi GRK di atmosfer meningkat karena adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara lain
adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas pada waktu yang bersamaan dan adanya pengeringan lahan gambut. Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya dilakukan
pada awal alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian. Kebakaran hutan dan lahan serta gangguan lahan lainnya telah menempatkan Indonesia dalam urutan ketiga
negara penghasil emisi CO
2
terbesar di dunia. Wetland International 2006 dalam Hairiah dan Rahayu 2007 menyatakan bahwa Indonesia berada dibawah Amerika
Serikat dan China, dengan jumlah emisi yang dihasilkan mencapai 2 milyar ton CO
2
pertahunnya atau menyumbang 10 dari emisi CO
2
di dunia.
2.2. Biomassa Tumbuhan