Potensi Karbon Tersimpan Vegetasi

4.2 Potensi Karbon Tersimpan

Dalam pengukuran karbon data-data yang paling diperlukan adalah diameter batang dan berat jenis kayu. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh berat jenis pinus Pinus merkusii adalah sebesar 0,499 g cm -3 Perbedaan berat jenis ini sesuai dengan pernyataan Brown et al. 1952 dalam Daniel et al. 1995 yang mengatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon. Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit volume. . Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran D. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan karbon tersimpan dalam suatu tegakan. Besarnya biomassa dan karbon tersimpan pada tegakan pinus Pinus merkusii juga dipengaruhi oleh kondisi tanah yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.1 Tabel 4.2.1 Biomassa dan karbon tersimpan pada tegakan pinus Pinus merkusii berdasarkan kondisi tanah di hutan pinus Aek Nauli. Kondisi Tegakan Subur Sedang kurang Rata-rata Plot A B C Kerapatan individuHa 339 408 421 389 Kerapatan relatif 29 35 36 Biomassa persatuan luas tonHa 887,22 735,26 439,37 687,28 Karbon Tersimpan tonHa 408,12 338,22 202,11 316,15 Keterangan : A = plot 17,11,18,5,6,7,9 B = plot 20,14,1,16,12,19 C = plot 8,3,2,10,4,15,13 Dari Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa biomassa terbesar terdapat pada lokasi dengan kondisi tanah yang diduga subur yaitu 887,22 tonHa dengan karbon sebesar 408,12 tonHa, kemudian diikuti dengan lokasi yang sedang yaitu 735,26 tonHa dengan karbon sebesar 338,22 tonHa dan terakhir lokasi yang diduga kurang subur Universitas Sumatera Utara yaitu 439,37 tonHa dengan karbon sebesar 202,11 tonHa. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya biomassa salah satunya adalah dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Semakin subur tanah maka biomassanya akan semakin tinggi. Kusmana et al. 1992 menyatakan bahwa besarnya biomassa ditentukan oleh diameter,tinggi pohon, berat jenis kayu dan kesuburan tanah. Selanjutnya dinyatakan untuk menduga biomassa pada hutan pohon dapat digunakan parameter diameter dan tinggi pohon, akan tetapi diameter merupakan parameter yang paling akurat untuk menduga biomassa tegakan dibandingkan dengan tinggi pohon. Diameter setinggi dada DBH pohon berkaitan erat dengan biomassa, dimana semakin besar diameter maka semakin besar biomassanya. Rahayu et al. 2007 perbedaan jumlah cadangan karbon pada setiap lokasi penelitian disebabkan karena perbedaan kerapatan tumbuhan pada setiap lokasi. Cadangan karbon pada suatu sistem penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis vegetasinya. Suatu sistem penggunaan lahan yang terdiri dari pohon dengan spesies yang mempunyai nilai kerapatan kayu tinggi, biomasanya akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang mempunyai spesies dengan nilai kerapatan kayu rendah, n amun dari hasil yang diperoleh ternyata ditemukan lokasi dengan kerapatan rendah memiliki biomassa yang lebih tinggi seperti yang terdapat pada lokasi yang diduga subur dengan lokasi yang sedang yaitu pada lokasi subur memiliki kerapatan 339 individuHa dengan biomassa 887,22 tonHa. Sementara lokasi yang sedang memiliki kerapatan yang lebih besar yaitu 408 individuHa tetapi biomassanya lebih kecil yaitu 735,26 tonHa. Hal ini karena pada lokasi yang diduga subur memiliki diameter batang pohon yang lebih besar dibandingkan dengan lokasi yang sedang. Dalam penentuan biomassa, kerapatan pohon tidak bisa diabaikan. Jadi, kerapatan pohon juga dapat mempengaruhi kandungan biomassa pada suatu lahan dan berdampak pada kandungan karbonnya. Adanya perbedaan jumlah pohon pada setiap hektarnya disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan. Faktor lingkungan tersebut dibedakan atas lingkungan Universitas Sumatera Utara diatas tanah yang meliputi radiasi matahari, temperatur dan kelembaban. Sedangkan faktor dalam tanah meliputi keasaman, pH, dan kandungan kimia tanah. Pada lokasi penelitian diperoleh rata-rata kerapatan 389 individuHa. Kerapatan pohon yang rendah biasanya disebabkan oleh penanaman yang lebih mementingkan jarak tanam. Pada hutan tanaman pinus dilakukan penyadapan getahterpentin. Jumlah koakan yang melebihi batasan menyebabkan tanaman rentan terhadap kerusakan akibat angin, akibatnya kerapatan tanaman menjadi rendah. Potensi hutan tanaman dalam menyerap CO 2 dari atmosfer bervariasi menurut jenis, tingkat umur dan kerapatan tanaman. Demikian pula dengan tegakan pinus ini, apabila jumlah koakan sesuai dengan aturan, maka jumlah tanaman tumbang atau mati dapat diminimalkan, dengan demikian kerapatan tanaman dapat dipertahankan dan kemampuan penyerapan CO 2 Nilai karbon tersimpan menyatakan banyaknya karbon yang mampu diserap oleh tumbuhan dalam bentuk biomassa. Jumlah karbon yang semakin meningkat pada saat ini harus diimbangi dengan jumlah serapannya oleh tumbuhan guna menghindari pemanasan global. Dengan demikian dapat diramalkan berapa banyak tumbuhan yang harus ditanam pada suatu lahan untuk mengimbangi jumlah karbon yang terbebas . nyapun akan meningkat Heriansyah, 2005. Pengukuran produktifitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa. Soemarwoto 1994 menyatakan bahwa energi yang dihasilkan melalui proses fotosintesis akan diubah menjadi biomassa, dimana 50 biomassa merupakan karbon. Oleh karenanya biomassa menyatakan jumlah potensial karbon yang dapat ditambahkan ke atmosfir ketika hutan di tebang atau di bakar. Sebaliknya melalui penaksiran biomassa dapat dilakukan perhitungan jumlah karbon dioksida yang dapat dipindahkan dari atmosfir dengan cara reboisasi. Dari penelitian yang dilakukan estimasi karbon tersimpan pada tegakan pinus dapat dilihat pada Tabel 4.2.2 dan Lampiran E. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2.2 Estimasi karbon tersimpan pada tegakan pinus Pinus merkusii di hutan Aek Nauli dengan areal seluas 372,449 Ha. No. Pinus merkusii di Aek Nauli Jumlah 1 2 3 4 Total Biomassa Pohon kg Biomassa Persatuan Luas tonHa Karbon Tersimpan tonHa Karbon Tersimpan Aek Nauli ton 549826,48 687,28 316,15 117749,75 Dari Tabel 4.2.2 jumlah karbon yang tersimpan pada tegakan pinus Pinus merkusii di hutan Aek Nauli adalah sebesar 316,15 tonHa, sehingga pada hutan pinus Aek Nauli yang memiliki luas 372,449 Ha didapat jumlah karbon tersimpan sebesar 117749,75 ton. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Sembiring, 2010 diperoleh jumlah karbon pada tegakan pinus Pinus merkusii di Taman Hutan Raya Bukit Barisan yang memiliki luas 17 Ha adalah 1398,76 ton. Hal ini terjadi karena perbedaan umur antara tegakan pinus di Aek Nauli yaitu 41 tahun dan tegakan pinus di TAHURA yaitu 30 tahun. Haygren dan Bowyer 1996 menyatakan sebaran diameter batang mengalami peningkatan dengan bertambahnya umur tegakan. Hal ini dikarenakan tanamanpohon mengalami pertumbuhan, dimana selama pohon tumbuh, pohon menambah kayu baru, sehingga memperbesar diameter batang, pohon dan cabang serta memperbanyak jumlah bagian-bagian pohon lainnya. Dalam proses pertumbuhan kulit juga ditambahkan untuk menggantikan kulit yang pecah dan mengelupas ketika batang tumbuh bertambah besar. Selain umur perbedaan ketinggian tempat tumbuh juga dapat menyebabkan perbedaan kandungan karbon yang dihasilkan, dimana berdasarkan analisis pustaka ketinggian TAHURA sekitar 1500 mdpl sedangkan hutan pinus di Aek Nauli berada pada ketinggian sekitar 1200 mdpl. Daniel et al. 1995 perbedaan ketinggian tapak akan mempengaruhi dalam penerimaan atau penyerapan CO 2 , dimana penerimaan atau penyerapan CO 2 lebih Universitas Sumatera Utara besar nilainya pada tapak hutan dengan ketinggian tempat yang lebih rendah CO 2 lebih berat dibanding udara dan cenderung turun ketika turbulensi rendah sehingga dapat mempengaruhi produksi fotosintesis pada tegakan dalam menghasilkan biomassa hutan, seperti yang telah diketahui bahwa biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan ini mengikat karbondioksida CO 2 Biomassa tanaman merupakan ukuran yang sering digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan tanaman. Potensi biomassa dipengaruhi oleh umur pohon, dimana diameter merupakan fungsi dari umur pohon, oleh karena itu diameter merupakan peubah yang akan mempengaruhi kandungan bahan organik dalam pohon. Haygren dan Bowyer 1996 menyatakan bahwa pertambahan biomassa juga dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah, dimana tapak hutan yang memiliki hara yang tinggi dapat mempercepat pembelahan sel-sel meristematik yang menyebabkan meningkatnya pertumbuhan tegakan. dari udara dan mengubahnya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini diawali dengan pengambilan karbondioksida dari udara dan air dari tanah oleh tumbuh- tumbuhan berklorofil hijau. Tanaman merupakan penyerap CO 2 di atmosfir dan menyimpannya dalam bentuk C. Tanaman memanfaatkan CO 2 dalam proses fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dan disebarkannya ke seluruh bagian tanaman. Dengan demikian mengukur jumlah C yang tersimpan dalam tubuh tanaman pada suatu lahan akan menggambarkan banyaknya CO 2 Dari perbandingan jumlah cadangan karbon di dua wilayah yang berbeda ini, maka dapatlah dikatakan bahwa cadangan karbon pada tegakan pinus Pinus merkusii di hutan Aek Nauli sudah tergolong bagus. Oleh karena itu hutan pinus Aek Nauli mempunyai fungsi untuk memfiksasi karbon dan menyimpannya sebagai rosot sink karbon. di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Universitas Sumatera Utara

4.3. Penutupan Tajuk