TRANSISI PEMERINTAHAN KIM JONG-IL KE MASA

13 Permasalahn demi permasalah timbul di Korea Utara sejak Presiden Kim Jong-Un masih melanjutkan kebijakan Ayahnya yaitu Military Firstyang menjadikan nuklir sebagai pertahanan diri dan juga alat politik dalam mencapai kepentingan Korea Utara dalam hal bargaining positionselagi Korea Utara memiliki nuklir, hal tersebut dibuktikan dengan meluncurkan roketnya dan melakukan uji coba nuklir yang dapat menimbulkan ketegangan atas tindakan yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un. Ariyadi, 2013 Presiden Kim Jong-Un terkenal dengan sikapnya yang kejam, ketika Presiden Kim Jong-Il memenjarakan musuh-musuhnya akan tetapi Kim Jong-Un lebih memilih untuk menghabiskannya. Meskipun mendiang Ayah dan Kakeknya Kim II Sung dianggap kejam oleh banyak pihak internasional, Kim Jong-Un memerintah dengan tingkat kekejaman yang lebih tinggi. Dalam tiga tahun pemerintahannya sudah beberapa anggota elit Korea Utara telah dieksekusi, pejabat tinggi Korea Utara tidak mengerti jalan pemerintahannya dan penderitaan rakyat Korea Utara semakin dirasakan dengan turunya perekonomian Negara. Indonesia, 2015 Semenanjung Korea semakin memanas dengan adanya aksi uji coba nuklir dari Korea Utara, uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara menimbulkan beberapa macam reaksi dari dunia internasional. Kebijakan nuklir Kim Jong-Un yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Desember 2011. Terlepas dari pro dan kontra reaksi komunitas internasional, uji coba nuklir yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un merupakan bentuk diplomasi internasional untuk menyuarakan kepentingan nasional Korea Utara agar didengar komunitas internasional. Terutama dalam menghadapi sanksi ekonomi dari AS, terasing dari dinamika 14 politik internasional, dan kesulitan untuk berintegrasi dengan komunitas internasional. Tentu saja hal ini membuat Korea Selatan mengalami “Security delima” meskipun Korea Utara memberikan prioritas utama pada peningkatan kekuatan militernya, akan tetapi tetap saja Korea Selatan meminta Amerika Srikat untuk mengatasi hal tersebut. Aksi yang dilakukan Kim Jong-Un tidak lain sebagai ancaman kepada Amerika Srikat dan Korea Selatan, dan Kim Jong-Un terus menerus melakukan peluncuran rudal buatan Negaranya. Fachri, 2015 Pemerintahan Korea Utara dibawah ke Pemimpinan Kim Jong-un yang semakin agresif dengan melakukan uji coba nuklir kembali pada tanggal 03 Maret 2014. Amerika Srikat dan Korea Selatan selalu waspada dengan aktivitas yang dilakukan Korea Utara yang dapat mengganggu stabilitas keamanan global. Amerika Srikat dan Korea Selatan mencari cara untuk mengatasi uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara dengan melakukan latihan gabungan militer digunakan untuk mencegah dan menangkal aktivitas uji coba rudal Korea Utara. Amerika Srikat mengerahkan 12.500 pasukan ke Korea Selatan sebagai salah satu bentuk respon Amerika Srikat terhadap uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara pada pemerintahan Kim Jong-Un. Pasukan yang dikirim Amerika Srikat telah ikut berpartisipasi dalam menjaga wilayah di Korea Selatan. Fachri Septia, 2015

D. PENOLAKAN KIM JONG UN TERHADAP TUNTUTAN KOREA

SELATAN UNTUK REUNIFIKASI Reunifikasi telah lama menjadi prioritas, baik untuk Seoul maupun Pyongyang. Perang Korea yang terjadi antara 1950 sampai 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.Artinya, hingga kini secara teknis 15 kedua Korea masih dalam status perang. Hubungan kedua Korea juga terbilang turun naik, akibat provokasi yang kerap dilakukan Korut dan latihan perang bersama yang dilakukan Korsel dengan Amerika Serikat.Sejak terpisahnya Korea menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu menunjukan ketidak akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu dua kali sejak perang dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin Korea Utara pada waktu Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. VOAindonesia, 2015 Kondisi di Semenanjung Korea di ketahui semakin memanas beberapa dekade belakangan ini. Hal ini terkait dengan program nuklir yang diluncurkan oleh Korea Utara. Terobsesi demi menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea, Presiden Korea Selatan Park Guen Hye menyatakan siap untuk duduk di satu meja dan berdialog dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-Un. Untuk mengakhiri aksi saling melontarkan rudal antara Korea Utara dan Korea Selatan, Park Guen Hye akan menggelar pertemuan dengan Presiden Kim Jong-Un. Park Guen Hye membentuk sebuah komite yang bekerja dibawah kontrolnya guna mewujudkan reunifikasi dengan Korea Utara. Komite tersebut akan mencakup para ahli dari setiap sektor masyarakat untuk memperluas dialog antar Korea dengan tujuan akhir reunifikasi antara Korsel dan Korut.Maulana, 2014 Keinginan Presiden Park Guen hye dan pembentukan komite untuk menggelar pertemuan dan berdialog dengan Kim Jong-Un guna mewujudkan reunifikasi kembali antar korea ditolak oleh Kim Jong-Un. Akhir Desember 2013 Juru Parlemen dari Seoul telah menyerukan peringatan pada tanggal 15 Agustus 16 sebagai tonggak untuk menawarkan pembicaraan dengan Korea Utara. Kementrian Pertahanan Korea Selatan meminta Pyongyang untuk menghadiri dialog pertahanan Seoul pada September, sebuah forum keamanan yang diikuti oleh 30 Negara termasuk Amerika Srikat dan Tiongkok. Akan tetapi, Pyongyang menolak pada kedua usulan itu dan menyebut itu sebagai usaha “tak tahu malu” untuk menyembunyikan kebijakan bermusuhan Seoul terhadap Korea Utara.Marboen, 2015 Kementrian Univikasi Seoul mengutarakan penyesalannya terhadap penolakan tawarannya dan meremehkan upaya Korea Selatan untuk berdialog melakukan pembicaraan di berbagai tingkatan saat kedua negara itu bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-70 pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan Jepang. Penolakan proposal oleh Presiden Korea Utara Kim Jong-Un mengenai reunifikasi yang diajukan Korea Selatan merupakan kegagalan bagi Semenanjung Korea untuk kembali bersatu. Latihan perang militer Amerika Srikat dan Korea Selatan yang tidak berhanti disebut-sebut sebagai alasan penolakan itu. Kementerian Reunifikasi Korea Selatan merilis sebuah pernyataan dari Pyongyang dengan mengatakan, perundingan, pertukaran dan kontak dengan Korea Selatan tidak dapat dilakukan tanpa menyelesaikan isu-isu sanksi.Korea Utara mengatakan Korea Selatan harus mencabut sanksi-sanksi tersebut jika berminat pada perundingan kemanusiaan. Sanksi-sanksi tadi dikenakan oleh Seoul dalam bulan Mei 2010 setelah sebuah kapal selam. Korea Utara dituduh menenggelamkan sebuah kapal patroli Korea Selatan, menewaskan