PENGARUH NILAI DAN KARAKTER KEPIMPINAN KIM JONG

20 Presiden Korea Utara saat ini Kim Jong-Un, sejak mengenyam pendidikan di Swiss, tidak pernah merasakan kekurangan dalam hal apapun. Sebagai anak dari presiden, segala kebutuhan dan fasilitas diberikan kepadanya, bahkan untuk memiliki pengawal untuk menjaga dirinya. Kemewahan dan kebebasan yang dirasakan semasa kecil hingga remajanya tidak memberikan dampak yang baik bagi Kim Jong-Un, ditambah selama menempuh studinya di Swiss Kim Jong-Un tidak melakukan pendidikannya dengan baik, sehingga nilai akademiknya dan tingkat kehadirannya di sekolahnya terlihat sangat buruk. Kehidupan remajanya yang banyak digunakan untuk bermain-main, berpesta, dengan segala fasilitas yang telah diberikan oleh ayahnya menjadikan Kim Jong-Un tidak mendapatkan banyak pelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan yang baik baginya. Ditambah dengan ajaran serta didikan keluarganya dinasti Kim, yang telah memegang teguh ideology komunis dan tidak demokratis, sangat minim untuk bagi Kim Jong-Un untuk mendapatkan pelajaran mengenai kehidupan layaknya Negara-negara lain. Ketidakpedulian Kim Jong-Un terhadap penderitaan rakyatnya kembali dibuktikan dengan pembelian barang-barang mewah seperti piano, mobil dan teater pribadi berkapasitas 1000 orang. Kim Jong-Un sebagai pemimpin tertinggi di Korea Utara saat ini, sengaja meniru gaya kepemimpinan kakeknya Kim Il-Sung dengan harapan bahwa warisan kakeknya akan membantunya meningkatkan basis kekuasaanya sendiri. Gaya kepemimpinana yang otoriter dan diktator di warisi dari mendiang kakeknya, hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan Korea Utara. Sebagai pemimpin yang tergolong masih sangat muda dengan segala emosional 21 hingga tidak sabaran dalam membuat keputusan yang diambilnya. Seperti program nuklir yang terus dijalankannya dan uji coba nuklir yang terus dilakukannya hanya semata-mata agar mendapat simpati dari dunia internasional terutama Amerika Serikat. Ketika Kim Jong-Un merasakn tidak dapat menyetabilkan perekonomian negaranya, hal pertama yang dilakukanny adalah meluncurkan nuklirnya dengan harapan dapat menjalin kesepakatan dengan Amerika Serikat yang akan membantu perekonomian Negaranya dan menjamin kemanannya. Begitupun dengan reunifikasi dengan Korea Selatan, Kim Jong-Un akan memenuhi keinginan Korea Selatan berdialog untuk mewujudkan reunifikais tetapi dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Amerika Serikat selaku sekutu Korea Selatan. 1

BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN

AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL Pada bab IV akan membahas mengenai arogansi Korea Utara di dunia Internasional dengan menunjukan bukti-bukti Kim jong un yang ingin menunjukan kepada warga negaranya dan dunia internasional bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang dapat diandalkan tanpa bantuan dari pihak lain, arogansi tersebut ditunjukan dengan program nuklir dan ketegasan gaya kepemimpinan Kim Jong-Un yang melampaui batas.

A. AROGANSI KOREA UTARA DALAM PROGRAM NUKLIR

Sebagai Negara yang masih memegang teguh ideologi Juche, yang diartikan sebagai kepercayaan diri atau difahami sebagai sikap mandiri dalam memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung dengan Negara lain. Korea Utara menggunakan ideoligy ini dalam program perkembangan nuklirnya. Alasan Korea Utara terus mengembangkan program nuklir yang dimilikinya, karena adanya intervensi yang dilakukan oleh Amerika serikat ketika perang Korea dan karena ideology Juche yang dianut oleh Korea Utara, maka dengan segala tindakannya yang arogan Korea Utara ingin menunjukan kepada dunia Internasional bahwa negaranya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari Negara manapun. Belakangan ini Korea Utara kembali menarik perhatian dunia internasional dan menjadi pemberitaan media massa, terutama mengenai pernyataan dari pejabat Pemerintahan Korea Utara yang baru yaitu Kim Jong-Un pada 24 Januari 2 2013 yang akan meluncurkan roket berhulu ledak langsung ke Amerika Serikat. Ancaman Korea Utara tersebut dilontarkan sebagai reaksi Negara komunis terhadap dikeluarkannya resolusi baru dewan keamanan PBB pada 22 Januari 2013 mengenai kecaman keras atas uji coba peluncuran roket jarak jauh Korea Utara pada 12 Desember 2012. Draf resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB merupakan usulan dari Amerika Serikat melalui proses negosiasi dan telah mendapatkan persetujuan dari Cina yang merupakan sekutu Korea Utara. Muhammad, 2013 Ancaman yang dilontarkan oleh Korea Utara bukanlah untuk yang pertama kalinya, tetapi kerap kali Korea Utara melontarkan ancaman tersebut sebagai respon aksi Dewan Keamanan PBB dan juga Amerika Serikat yang selalu mengkritisi dan menentang program nuklir Korea Utara. Hanya kali ini Korea Utara mulai berani melontarkan secara terang-terangan dan dikemukaan oleh Komisi Pertahanan Nasional, bahwa peluncuran roket jarak jauh dan uji coba nuklir yang dilakukan selama ini memang ditujukan untuk Amerika Serikat yang dipandang Korea Utara sebagai musuh utamanya. Tingkat kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Korea Utara semakin meningkat pasca pergantian kepemimpinan Korea Utara. Ideologi Juche yang merupakan ideologi resmi Korea Utara masih dianut oleh Kim Jong Un. Pemimpin Korea Utara yang merupakan anak dari Kim Jong Il yaitu Kim Jong Un lebih bersifat agresif. Kekuatan militer yang dimiliki oleh Korea Utara diperkirakan akan mampu menguasai Semenanjung Korea, bahkan Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong Un mengeluarkan kebijakan melakukan uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timurnya. Kim 3 Jong-Un sebagai pemimpin Korea Utara juga telah menegaskan sikapnya yang akan menentang sikap permusuhan Amerika Serikat. Pernyataan ancaman tersebut sebelumnya jarang dilontarkan, terutama langsung melalui lembaga tertinggi Korea Utara Presiden Kim Jong-Un dan ini menunjukan keseriusan dan komitmen dari Kim Jong-Un dalam membangun program nuklir Korea Utara. Meskipun hal tersebut menentang dan mengabaikan ancaman dari Dewan Keamanan PBB. Dunia Barat telah meyakini bahwa Korea Utara telah meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi nuklir dan persenjataan rudalnya di level yang lebih tinggi. Muhammad, 2013 Korea Utara yang telah sekian lama mengisolasi diri, ditambah bertahun- tahun dikenakan sanksi internasional dalam bidang penelitian dan pengembangan, memiliki kapasitas teknologi dan persenjataan yang terbatas. Namun, menurut para ahli bukan berarti tidak ada upaya dari Korea Utara untuk mengembangkan teknologi nuklir dan rudal jarak jauh. Para ahli menilai kemampuan serangan rudal Korea Utara secara nyata tidak begitu menjadi ancaman karena tingkat keakuratan rudal negara komunis itu sangat kurang. Tetapi, masyarakat internasional merasa khawatir bahwa rudal Korea Utara akan menjadi ancaman besar karena pada kenyataannya Korea Utara terus memperbaiki teknologi rudal untuk memperoleh rudal berjarak tempuh lebih panjang dan tingkat keakuratannya lebih tinggi. Terlebih, pihak Korea Utara sendiri pernah mengklaim bahwa wilayah Amerika Serikat berada dalam jangkauan rudal Korea Utara, termasuk pangkalan Amerika Serikat di Jepang, Guam dan daratan Amerika Serikat. Klaim tersebut muncul setelah Amerika Serikat dan Korea