Studi Kelayakan proyek Analisis kelayakan finansial dan ekonomi perusahaan kayu gergajian merbau dan woodworking terintegrasi di Papua studi kasus di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom

15 Italia, Belgia, Spanyol, dan Australia. Sementara itu, perdagangan mebel dunia meningkat dari US 51 milyar pada tahun 2000 menjadi US 80 milyar pada tahun 2005 Manurung et al., 2007.

2.3. Studi Kelayakan proyek

Gray et al ., 1985 mendefinisikan proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit kemanfaatan. Sumber-sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, bahan-bahan mentah, tenaga kerja, dan waktu. Suharto 2002 mendefinisikan proyek adalah kegiatan sekali lewat, di mana waktu dan sumber daya yang terbatas digunakan untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas produksi. Kadariah 2001 mendefinisikan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat; atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Kegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai sesuatu tujuan dan mempunyai suatu titik tolak starting point dan suatu titik akhir ending point baik biaya maupun hasilnya yang penting biasanya dapat diukur. Kegiatan- kegiatan dalam satu bentuk kesatuan berarti bahwa baik sumber-sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil-hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber-sumber yang dipergunakan. Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa baik biaya maupun hasil-hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau diperkirakan dan kegiatan-kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan sumber-sumber yang terbatas dapat diperoleh manfaat yang sebesar mungkin. Tujuan dari analisis proyek adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber-sumber yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek 16 yang tidak menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap kesempatan investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan untuk menentukan prioritas investasi Gray et al., 1985. 2.3.1 Tahapan Studi Kelayakan Secara garis besar Gray et al., 1985 mengemukakan tahapan pelaksanaan studi kelayakan adalah sebagai berikut : langkah pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi proyek, yaitu menentukan calon-calon proyek yang akan dipertimbangkan untuk dilaksanakan, langkah kedua adalah melakukan studi persiapan, studi persiapan ini pada dasarnya adalah untuk melihat seberapa jauh calon proyek dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh rintangan-rintangan yang ada dapat menghambat pelaksanaan proyek tersebut, langkah ketiga pemilihan proyek adalah menghitung manfaat dan biaya yang diperlukannya sepanjang umur proyek. Kadariah 2001 menyebutkan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis proyek, yaitu aspek teknis, aspek managerial dan administrative, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. 2.3.2 Biaya, manfaat dan periode analisis Ada beberapa konsep terkait definisi biaya diantaranya, biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu, biaya adalah suatu harga tukar atau nilai tukar sebagai akibat atau adanya pengorbanan yang dibuat untuk memperoleh suatu manfaat . Biaya adalah pengorbanan atau pembebanan yang diukur dalam nilai uang, yang harus dibayarkan untuk sejumlah barang dan jasa McGuigan and Moyer, 1986. Dalam proses perencanaan ataupun produksi, analisis terhadap biaya diperlukan untuk m erencanakan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh, mengendalikan pengeluaran, mengukur keuntungan tahunan atau periodik, membantu penetapan harga jual dan kebijaksanaan harga, dan penyediaan data yang relevan untuk proses pengambilan keputusan. 17 Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat dan hubungannya dengan proses produksi dan menurut jumlah satuan produksi atau tingkat kegiatan. Berdasarkan sifat dan hubungannya dengan proses produksi biaya dapat dikategorikan sebagai : 1. Biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar bahan dan tenaga kerja yang terkait langsung dengan proses produksi dan bahan tersebut menjadi bagian dari produk jadinya. 2. Biaya tidak langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar bahan dan tenaga kerja tidak langsung yaitu bahan yang tidak secara langsung menjadi bagian dari produk jadi, misalnya bahan bakar mesin; pelumas dan lain-lain, sedangkan tenaga kerja yang tidak terkait langsung dengan proses produksi misalnya satpam pabrik, petugas kebersihan, pegawai kantor dan lain-lain. Biaya tak langsung lain adalah sewa alat ataupun penyusutan alat apabila dilakukan investasi pada alat produksi. Berdasarkan jumlah satuan produksi atau tingkat kegiatan yang dihasilkan biaya dikategorikan sebagai : 1. Biaya tetap yaitu biaya yang harus dikeluarkan secara periodik dan besarnya tetap dengan tidak dipegaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh biaya tetap adalah biaya penyusutan, bunga modal, biaya asuransi, biaya sewa tempatlahan, biaya perawatan dan perbaikan inventaris. Komponen biaya tetap biasanya dinyatakan dalam satuan waktu tertentu secara periodic ,misalnya per tahun. 2. Biaya Variabel yaitu biaya yang besarnya ditentukan oleh jumlah satuan produk yang dihasilkan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan bakar, biaya pelumas, upah pekerja harian, biaya listrik, biaya untuk penyediaan air. Biaya variabel biasanya dinyatakan dalam satuan volume produk atau kegiatan misalnya : ton, jam, dsb. Manfaat atau benefit suatu proyek dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan dalam tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahanperbaikan dalam suatu sistem atau struktur Gray et al., 1985. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah atau diharapkan tidak memberikan benefit lagi. Gittinger 1977, menyatakan bahwa dalam melakukan analisis, waktu atau periode yang dipergunakan adalah periode ekonomis dari proyek tersebut. Dimana dalam menentukan waktu ekonomis 18 Biaya Tetap 1. Penyusutan Sarana prasarana produksi serta bunga modal 2. Gaji pegawai tetap 3. Asuransi 4. Pajak 5. Biaya Overhead umum Biaya Variabel 1. Bahan baku 2. Bahan penolong 3. Biaya Energi Listrik, bahan bakar dan pelumas 4. Upah tenaga langsung 5. Biaya pemasaran 6. Biaya pemeriharaan dan perbaikan Jenis Biaya Komponen suatu proyek ditentukan berdasarkan waktu ekonomis dari alat-alat produksi yang dipakai. Secara garis besar komponen biaya produksi dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 6 Jenis dan Komponen Biaya produksi Sumber : Gray et al ., 1985. 2.3.3 Kelayakan Finansial dan Ekonomi Dalam menilai Kelayakan finansial dan ekonomi suatu proyek perlu memperhatikan beberapa aspek yaitu, ketersediaan bahan baku, ketersediaan teknologi pengolahan, kriteria kelayakan finansial dan ekonomi, dan perkiraan dampak sosial serta lingkungan. 2.3.3.1 Ketersediaan bahan baku Pabrik memerlukan bahan baku yang akan diproses menjadi produk. Suatu perusahaan amat berkepentingan menjaga agar pasokan bahan baku dapat berkesinambungan dengan harga yang layak dan biaya transportasi yang rendah. Oleh karena itu, salah satu pertimbangan dalam lokasi adalah dekat dengan sumber bahan baku. Bahkan untuk industri tertentu, hal ini merupakan suatu keharusan bila ingin mencapai biaya produksi yang ekonomis Suharto, 2002. 19 Ketersediaan bahan baku dinyatakan layak apabila : 1. Jumlah total volume produksi lestari kayu bulat merbau dari seluruh IUPHHK yang beroperasi dapat mencukupi kebutuhan industri pengolahan yang akan dikembangkan, 2. Kelangsungan pasokan kayu bulat paling kurang sama dengan umur proyek yang diharapkan 2.3.3.2 Ketersediaan Teknologi Pengolahan Teknologi pengolahan dinyatakan layak apabila dapat dioperasikan pada lokasi yang akan dibangun dengan ketersediaan sumber daya manusia dan infrastruktur setempat. 2.3.3.3 Kriteria Kelayakan Finansial dan Ekonomi Kadariah 2001 menjelaskan batasan dan tujuan dari penilaian aspek finansial dan aspek ekonomi dalam menilai kelayakan proyek dengan penjelasan sebagai berikut; Aspek finansial menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran dan revenue earnings proyek; apakah proyek itu akan terjamin dananya yang diperlukan; apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut, dan apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. Sedangkan Aspek ekonomi menyelidiki apakah proyek itu akan memberi sumbangan atau mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, dan apakah peranannya cukup besar untuk membenarkan to justify penggunaan sumber-sumber yang langka. Lebih lanjut ditambahkan d alam analisis finansial, proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis ini yang diperhatikan adalah hasil untuk modal saham equity capital yang ditanam dalam proyek. Hasil finansial sering disebut private returns. Analisis finansial ini penting artinya dalam memperhitungkan rangsangan incentive bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek. 20 Dalam analisis ekonomi, proyek dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan. Dalam analisis ini yang diperhatikan adalah hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil ini disebut the social return atau the economic return bagi proyek. Ada beberapa unsur yang berbeda penilaiannya dalam kedua macam analisis tersebut di atas, yaitu harga, biaya, pembayaran transfer dan bunga. Harga, di dalam analisis ekonomi selalu dipakai harga bayangan shadow prices atau accounting prices , adalah harga yang menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomi yang sesungguhnya bagi unsur-unsur biaya maupun hasil, sedang dalam analisis finansial selalu dipakai harga pasar. Biaya, di dalam analisis ekonomi biaya bagi input proyek adalah manfaat yang hilang the benefit foregone bagi perekonomian karena input itu dipakai dalam proyek, atau the opportunity cost bagi input. Pembayaran transfer, Pajak di dalam analisis ekonomi pembayaran pajak tidak dikurangkandikeluarkan dari manfaat proyek. Pajak adalah bagian dari hasil neto proyek yang diserahkan kepada peme rintah untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan, dan oleh karenanya tidak dianggap sebagai biaya. Subsidi, subsidi akan menimbulkan persoalan dalam penghitungan biaya suatu proyek. Subsidi ini sesungguhnya adalah suatu pembayaran transfer dari masyarakat kepada proyek, sehingga dalam analisis finansial, subsidi mengurangi menurunkan biaya proyek, jadi menambah manfaat proyek, sedang dalam analisis ekonomi harga pasar harus disesuaikan adjusted untuk menghilangkan pengaruh subsidi. Subsidi ini menurunkan harga barang-barang input, maka besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga pasar barang-barang input tersebut. Bunga, di dalam analisis ekonomi bunga modal tidak dipisahkan atau dikurangkan dari hasil bruto. 21 3 1 Dan untuk menilai kelayakan investasi terhadap proyek yang direncanakan, Klemperer 1996 memberikan empat kriteria yang dapat dipakai untuk menerima atau menolak rencana investasi suatu proyek yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Benefit Cost Ratio BCR dan Payback Period . NPV adalah nilai saat ini dari selisih pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. IRR adalah suatu discount rate yang akan membuat nilai NPV menjadi sama dengan 0, atau sama dengan satu nilai yang akan membuat nilai sekarang pendapatan sama dengan nilai sekarang biaya. BCR atau yang biasa disebut profitability index adalah rasio perbandingan antara nilai sekarang pendapatan yang diperoleh dengan nilai sekarang biaya yang dikeluarkan, dengan menggunakan tingkat bunga minimum yang diinginkan pemodal. Dalam studi ini tiga kriteria investasi tersebut yang dipakai sebagai pertimbangan. Ketiga kriteria kelayakan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan formula seperti pada persamaan 1, 2 dan 3. ∑ ∑ Dimana, R y = pendapatan yang diperoleh pada tahun ke y, C y = biaya yang dikeluarkan pada tahun ke y, n = adalah umur ekonomis proyek, r = adalah real interest rate. 2 22 Rencana investasi suatu proyek dikatakan layak finansial apabila : 1. NPV 0, dimana NPV adalah Net Present Value, 2. IRR RI dimana IRR adalah Internal Rate Return dan RI adalah Rate of Interest adalah suku bunga yang dipakai dalam perhitungan NPV, 3. BCR 1, dimana BCR adalah Benefit Cost Ratio. 2.3.3.4 Perkiraan Dampak Ekonomi dan Sosial Menurut Kadariah 2001, tujuan dilakukannya analisis kelayakan ekonomi adalah untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, dan apakah peranannya cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber daya yang langka. Proyek dinyatakan layak secara ekonomi dan sosial apabila : 1. Dapat meningkatkan pertumbuhan PAD dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB secara nyata, 2. Meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat lokal, 3. Menambah prasarana yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat, 4. Tidak ditentang oleh masyarakat setempat. 2.3.3.5 Perkiraan Dampak Lingkungan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 mendefinisikan analisis Dampak Lingkungan adalah hasil studi atas dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Dalam analisis ini potensi dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan akan diprediksi berdasarkan pengalaman perusahaan penggergajian kayu merbau dan woodworking terintegrasi yang telah beroperasi di Jawa Timur kemudian dibandingkan dengan ambang batas mutu baku limbah cair yang diperkenankan. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- 51MENLH101995 tentang Baku mutu limbah cair bagi kegitan industri, baku 23 1 BOD 75 22,5 7 Debit Limbah Maksimum 0.30 m 3 per m 3 produk kayu lapis No Parameter Kadar Maksimum Beban pencemaran Maksimum 2 COD 125 37,5 3 TSS 50 15 4 Fenol 0,25 0,08 5 Amonia Total sbg N 4 1,2 6 PH 6.0 – 9.0 mutu limbah industri yang relevan dengan pengolahan kayu adalah industri kayu lapis dengan parameter baku mutu limbah cair seperti yang ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7 Baku mutu limbah cair untuk industri kayu lapis Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-51MENLH101995. Proyek dinyatakan layak terhadap aspek dampak lingkungan apabila : Dampak lingkungan dari industri pengolahan kayu merbau yang akan dikembangkan dapat diatasi dengan teknologi yang tersedia. 24 III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat