3 Kabupaten Keerom. Karena itu pengembangan industri penggergajian dengan
mengintegrasikan woodworking di ketiga wilayah tersebut perlu dikaji guna memanfaatkan peluang yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Papua.
1.2.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kelayakan finansial dan ekonomi perusahahaan kayu gergajian merbau dan woodworking
terintegrasi di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom - Provinsi Papua.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian akan memberikan manfaat paling tidak kepada dua pihak yaitu :
1. Memberikan informasi kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Kehutanan, dalam menentukan kebijakan yang diperlukan guna
pengembangan industri pengolahan kayu merbau di Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
2. Memberikan gambaran prospek industri pengolahan kayu merbau kepada para pelaku industri di Wilayah Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan
Kabupaten Keerom di Provinsi Papua.
2.1. Kayu
2.1.1 Risala Kayu M
terutama ln nama daera
Asam, Merb PNG, dik
I. acuminata Beberap
RangTangi Sentani-Jay
Amberbake Kaboei
Nu Pohon
Barat, Jawa Habitus : ti
cabang 4-30 lebar sampa
merah mud I. palemban
bergetah be tekstur kayu
Sumber : Mar
Gambar 1
Merbau
ah kayu Mer Merbau mem
ntsia bijuga ah antara lai
bau Darat, kenal tiga je
a Tokede e
pa daerah d ibe
Skou-J yapura, Bat
en-Manokwa mfor-Biak
Merbau me a Tengah,
inggi pohon 0 m, dan dia
ai 4 m. Kulit da, beralur
nica , menge
erwarna hitam u dan daun M
rtawijaya et al.
Tekstur kay
II. TINJA
rbau mpunyai nam
0. Ktze dan in Marbau,
Merbau Pa enis merbau
et al ., 2006.
di Papua m Jayapura,
t Kemtoek-J
ari, Paseh Dishut, 197
enyebar di Maluku, N
n dapat men ameter samp
t luar berwar dangkal p
elupas sedik m atau mera
Merbau ditam
, 1989
u dan daun M
AUAN P
ma botanis ln lntsia palem
Merbau, M antai
dan lai u, yaitu Ints
memberi nam Pakvem
N Jayapura, D
Asmat-M 76.
Sumatera, K Nusa Tengg
ncapai 40 m pai 100 cm,
rna kelabu, pada I. bij
kit sampai b ah tua Mart
mpilkan pada
Merbau.
PUSTAKA
ntsia sp ., fam
mbanica Miq
Merbo, Tariti in-lain. Di
sia bijuga, ma lokal ya
Njou-Jayapu Djem
Hattam erauke, Os
Kalimantan gara Timur
m dengan pa tinggi banir
kelabu cokla ijuga
dan banyak, besa
tawijaya et a Gambar 1.
A
mili Caesalp q. dengan
ih, Marbon, Papua New
I. palemban ang berbeda
ura, Babrie m-Manokwa
sa Warope
dan Sulawe dan Papua
anjang batan r sampai 4 m
at, coklat m tidak beral
ar dan teba al.,
1989 .
4 piniaceae
beberapa Merbau
w Guinea nica dan
a, seperti e babilli
ari, Plam en-Serui,
esi, Jawa a dengan
ng bebas m dengan
muda atau lur pada
al, sedikit Adapun
Kayu merba wilayah bag
yang dipeta tahun 2006
Sumber : WW
Gambar 2 Tokede
tingkat poho hektar den
rata-rata lim rata-rata em
dengan data oleh Rachm
hektar dan maka poten
merbau seki Lebih l
tegakan ma gambaran,
au di Papua t gian utara d
akan oleh W Gambar 2.
WF Region Sahu
Penyebaran e et al., 200
on jenis mer ngan potensi
ma pohon per mpat pohon
a potensi po man 2003,
pohon mas nsi pohon i
itar 40 da lanjut Toked
asak tebang berdasarkan
Ketera P
tersebar ham dan sebagian
World Wildlif .
ul Papua 2006
Kayu Merb 06 menyat
rbau di hutan volume 24
r hektar 4, per hektar
hon jenis ko dimana poh
sak tebang r inti merbau
ari potensi p de et al., 2
jenis merba n luas areal
angan : Penyebaran M
mpir merata d n pada wila
fe Fund W
6.
au di Papua. takan bahw
n alam produ 4,38 m
3
pe 69 m
3
per he 19,69 m
3
omersial pad hon inti rata
rata-rata 10 sekitar 13,5
pohon jenis 2006 meny
au di alam konsesi H
Merbau
di sekitar wi ayah tengah
WWF Regio
. wa di Papua
uksi rata-rata er hektar. K
ektar dan p per hektar
da hutan prim a-rata 37 poh
pohonha 3 52 dan p
komersial. yatakan pula
masih terse PH yang b
ilayah kepala pulau Papu
on Sahul Pap
persediaan a sebesar 9 p
Kerapatan po pohon masa
, bila diban mer yang di
honha 26,1 33,11 m
3
pe pohon masa
a bahwa pe edia cukup.
belum diteba 5
a burung, ua seperti
pua pada
n tegakan pohon per
ohon inti ak tebang
ndingkan ilaporkan
16 m
3
per er hektar
ak tebang ersediaan
Sebagai ang hasil
6
N PohonHa V m
3
Ha
I Kabupaten Keerom
1. PT. Risana Indah Fotest Ind. 2,00
9,42 2. PT. Hanurata Jayapura
4,69 19,45
II Kabupaten Sarmi
1. PT. Wapoga Mutiara Timber Unit II 3,43
15,29 2. PT. Bina Balantak Utama
6,44 31,08
III Kabupaten Waropen
1. PT. Wapoga Mutiara Timber Unit III 0,73
1,95 IV
Kabupaten Nabire 1. PT. Jati Dharma Indah
2,32 11,18
V Kabupaten Mimika
1. PT. Dyadini Timber 13,96
34,43 2. PT. Alas Tirta Kencana
0,80 2,80
VI Kabupaten Teluk Bintuni
1. PT. Rimba Kayu Arthamas 4,48
17,34 2. PT. Yotefa Sarana Timber
2,00 9,94
VII Kabupaten Kaimana
1. PT. Centrico 4,40
21,53 VIII Kabupaten Fak fak
1. PT. Hanurata Fak fak 1,78
12,21 IX
Kabupaten Manokwari 1. PT. Megapura Mambramo Bangun
6,52 26,68
X Kabupaten Sorong
1. PT. Hanurata Unit Salawati 3,72
16,38 2. PT. Intimpura Timber
1,59 5,42
No Kabupaten IUPHHK
Pohon berdiameter 50 cm
redesain seluas 5,1 juta ha potensi masak tebang merbau di alam rata-rata 19,69 m
3
per hektar, maka potensi yang tersedia sebesar 101 juta m
3
. Berdasarkan data potensi kayu merbau di beberapa IUPHHK yang
beroperasi di beberapa kabupaten di Papua, potensi kayu merbau untuk pohon kelas diameter di atas 50 cm berkisar 1,95-34,43 m
3
per hektar Tabel 1. Dinas Kehutanan Provinsi Papua sendiri menyatakan bahwa rata-rata potensi kayu
merbau adalah 17 m
3
per hektar. Tabel 1 Potensi Kayu Merbau di beberapa kabupaten di Provinsi Papua
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Papua 2008.
7 2.1.2 Sifat dasar dan pengerjaan kayu merbau
Kayu Merbau tergolong kayu berat, sangat keras, sangat kuat dan sangat awet. Berat jenis kayu kering udara 0,66 – 0,85 atau 800 – 900 kg per m
3
dan 515 -1.040 kg per m
3
, sehingga jenis merbau digolongkan sebagai kayu tenggelam Sinkers. Kelas kuat I – II, sehingga mampu menahan beban yang
berat. Kelas Awet I, dengan ketahanan terhadap serangan jamur dan serangga perusak kayu yang tinggi hingga tahan untuk pemakaian jangka panjang baik di
luar maupun di dalam bangunan. Kayu Merbau mudah kering dengan kembang kerut yang sangat rendah,
mudah dikerjakan, daya pagut terhadap paku maupun sekrup sangat baik, namun perlu dibor terlebih dahulu Tokede et al., 2006. Dalam pengerjaannya
kayu merbau umumnya tidak sulit digergaji, dapat diserut dengan mesin sampai halus dan dapat dipelitur dengan memuaskan.
Namun jenis kayu ini biasanya pecah jika dipaku dan dapat menimbulkan noda hitam jika berhubungan dengan besi atau terkena air. Kayu
I. palembanica menunjukkan sifat pemesinan berupa pemboran, pembuatan
lubang persegi dan pengamplasan yang sangat baik, penyerutan dan pembentukan yang baik sampai sangat baik, serta dapat dibubut dengan hasil
sedang sampai baik. Sementara itu kayu I. bijuga dapat diserut, dibor, dibuat lubang persegi, dibentuk dan diamplas dengan hasil yang sangat baik, tetapi
pembubutan akan memberi hasil yang buruk Martawijaya et al., 1989. 2.1.3 Produk kayu merbau
Secara tradisional masyarakat Papua telah menggunakan kayu merbau sebagai material dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari alat makan sampai
material untuk membangun rumah tinggal. Beberapa suku di Papua seperti Suku Asmat dan Amugme di Agats dan Timika telah menggunakan kayu
merbau sebagai media untuk mengekspresikan kemampuan seni ukir mereka untuk menghasilkan ukiran patung dan ornamen lainnya, seperti pada
Gambar 3.
j
Sumber : www
Gambar 3 P Toked
untuk bahan dapat digun
bahkan dita bangunan ai
seperti lant pelabuhan,
perdagangan dalam bentu
juga menaw ditampilkan
Sumber : ww ww
Gambar 4 K
2.2. Indust