j
Sumber : www
Gambar 3 P Toked
untuk bahan dapat digun
bahkan dita bangunan ai
seperti lant pelabuhan,
perdagangan dalam bentu
juga menaw ditampilkan
Sumber : ww ww
Gambar 4 K
2.2. Indust
Ijin Us industri pen
setengah j
w.janeresture.c
Patung Asma e et al., 20
n konstruksi, nakan untuk
anam sekal ir. Secara s
tai, kusen, alas jemb
n internasion uk flooring
warkan ven n pada Gamb
ww.spec-net.co ww.woodenfloo
Kayu merbau
ri Hasil Hut
saha Industr ngolahan ka
adi atau
om dan www.
at dan ornam 006 menya
, baik kontru k konstruksi
lipun. Kay spesifik kayu
jendela, pin batan, vene
nal belakang gparquet
d neer
kayu bar 4.
om, www.kelly oringsales.co.u
u sebagai de
tan Kayu
ri Primer H ayu bulat da
barang jad
internetlinkma
men Asmat
.
atakan bahw uksi ringan m
di bawah yu merbau
u merbau co ntu, tangga
eer untuk
gan ini kayu dan mouldin
merbau. B
yremodeling.co uk .
eck , kompon
Hasil Hutan an atau bah
di Kepmen
arket.com.
wa kayu m maupun kont
atap bangun juga coco
ocok untuk b a, jembatan,
core da
u merbau ban ng
. Pada be Beberapa pr
om dan
en tangga d
n Kayu IUI han baku ser
nhut No. merbau dala
truksi berat, nan maupun
ok untuk k berbagai pen
, tiang pag an furnitur.
nyak diperda eberapa situs
roduk kayu
dan flooring
IPHHK ad rpih menjad
326KPTS- 8
am cocok dan juga
n di luar, konstruksi
nggunaan gar, tiang
. Dalam agangkan
s internet merbau
g.
dalah ijin di barang
-II2003.
9 Berdasarkan kapasitas terpasangnya industri pengolah kayu diketegorikan
dalam tiga kelas yaitu : Industri Kecil kapasitas 2.000 m
3
, Industri Sedang kapasitas 2.000 – 6.000 m
3
dan Industri Besar kapasitas 6.000 m
3
. Untuk kayu merbau ijin industri pengolahan yang diberikan pemerintah
daerah Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom adalah Ijin Penggergajian.
2.2.1 Penggergajian Penggergajian adalah proses mengolah kayu bulat untuk menghasilkan
kayu gergajian dengan menggunakan gergaji. Secara garis besar proses penggergajian adalah kegiatan membelah dan memotong kayu. Dimana alat
utama dari penggergajian adalah headrig dan resaw. Proses pengolahan kayu secara ringkas dimulai saat kayu bulat dibelah pada headrig yang bisa berupa
circular saw atau bandsaw dan selajutnya dibentuk sesuai ukuran dimensi hasil
akhir kayu gergajian yang diinginkan pada proses berikutnya yaitu resaw Walker, 2006.
Lebih lanjut Walker 2006, menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan penggergajian yaitu:
1. Bahan baku yang berkaitan dengan jenis, kualitas, jumlah persediaan, dan perkiraan ukuran kayu bulat,
2. Permintaan pasar yang berkaitan dengan jenis, kualitas, jumlah produksi, 3. Lokasi, pilihan lokasi paling baik dibangun dekat dengan sumber bahan
baku, dimana ini akan mengurangi biaya pengangkutannya dengan pertimbangan lain sebaiknya dibangun ditepi sungai atau poros jalan utama
sehingga memudahkan akses masuk kayu bulat dan pengiriman kayu olahan, dan
4. Modal, modal akan membatasi rancangan sebuah penggergajian berkaitan dengan kapasitas penggergajian, jenis gergaji yang dipakai, tingkat
otomatisasi peralatan dan kengkapan lainnya yang secara langsung akan menpengaruhi efisiensi penggergajian itu.
Berdasarkan dimensi ukuran produk, kayu gergajian dibagi menjadi tujuh kelas sortimen SNI 1999 seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.
10
No. Sortimen
Tebal cm Lebar
Keterangan 1 Papan lebar Boards
5,0 15
- 2 Papan tebal Planks
5,0 15
tebal ½ lebar 3 Papan sempit Narrow boards
5,0 10 - 15
- 4 Papan lis Strips
½ lebar 15
- 5 Balok Baulk
10 20
berhati 6 Broti Scantlings
½ lebar -
- 7 Kayu gergajian pendek Shorts
- -
Panjang 1 m
Tabel 2 Sortimen Kayu Gergajian
-
Tidak dipersyaratkan
Sumber : SNI 01-5008.1-1999
2.2.1.1 Bahan baku Hariadi 1989, menyatakan bahwa perusahaan penggergajian adalah salah
satu perusahaan material intensive, yang mana tingginya biaya produksi sebagian besar diakibatkan tingginya biaya pengadaan bahan baku. Data dari 11
unit penggergajian Perum Perhutani Unit I dan II menunjukkan bahwa biaya pengadaan bahan baku rata-rata mencapai 82,4 dari biaya produksi tidak tetap
variabel cost. 2.2.1.2 Teknik penggergajian
Walker 2006 menyatakan penggergajian dapat dikelompokkan berdasarkan sumber bahan baku yang digunakan, kapasitas produksinya, type
alat yang digunakan untuk membelah kayu bulat, dan tingkat otomatisasi. Setiap penggergajian memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang
lain, karenanya tidak ada desain baku suatu penggergajian. Setiap penggergajian dibangun dengan tujuan memberikan efisiensi operasional yang
tinggi dan menguntungkan dimana hal ini dapat dicapai hanya bilamana perancangan penggergajian dilakukan dengan baik dan dikelola dengan benar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi suatau penggergajian yaitu jenis peralatan yang dipakai, lay out peralatan, bahan baku, produk akhir
dan kemampuan sawdoctor. Faktor terpenting suatu penggergajian yang efisien adalah pengetahuan dan pengalaman sawdoctor, lebih lanjut khususnya
kemampuan sawdoctor dalam mempertimbangkan sejumlah interaksi faktor- faktor seperti material gergaji, ketajaman gigi gergaji, kecepatan masuknya
11 bahan baku feeding speed, kecepatan gergaji, tegangan gergaji dan lebar
gergaji. Penggergajian akan berjalan dengan efisien hanya bila mana keseimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi penggergajian dioptimalkan,
sehingga akan meminimumkan penggunaan energi, produk yang dihasilkan berkualitas, dan produktifitas yang tinggi.
Bowyer et al., 2003, menyatakan cara terbaik untuk mengukur efisiensi suatu penggergajian adalah dengan membandingkan volume kayu gergajian
yang dihasilkan dengan volume input kayu bulat, yang disebut LRF Lumber recovery faktor
atau rendemen kayu gergajian. Lebih lanjut ditambahkan bahwa efisiensi penggergajian dapat ditingkatkan dengan menerapkan beberapa
hal penting berikut ini : 1. Mengurangi tebal potongan gigi gergaji kerf,
2. Mengurangi variasi ketebalan yang memungkinkan terjadi ketebalan melebihi ukuran yang diinginkan,
3. Membuat keputusan keakuratan posisi membelah untuk tiap-tiap kayu bulat yang optimum sesuai ukuran kayu olahan yang akan dihasilkan.
Secara umum jenis gergaji yang banyak dipakai adalah circular saw dan band saw,
adapun perbandingan kelebihan dan kelemahan keduanya disajikan sebagai berikut :
Tabel 3 Perbandingan circular saw dan band saw
No Circular saw
Band Saw 1 Circular saw dengan diameter
antara 0,9-1,5 m dapat membelah kayu bulat dengan diameter sampai
dengan 0,9 m. Jika kayu yang akan dibelah lebih besar maka
dilakukaan penambahan Circular saw
kedua diatas yang pertama. Hampir semua kelas diameter kayu
bulat dapat dibelah dengan menggunakan gergaji ini.
2 Lebar keratan gergaji Kerf berkisar 4,8-9,5 mm.
Lebar keratan gergaji Kerf berkisar 3,2-4,8 mm.
3 Akurasi penggergajian kurang baik karena keratan gergaji yang lebar
Akurasi penggergajian lebih baik karena lebar keratan gergaji yang
lebih tipis.
4 Serbuk gergaji yang dihasilkan banyak
Serbuk gergaji yang dihasilkan lebih sedikit
Sumber: Bowyer et al., 2003 dan Walker 2006.
12
1 2002
623.495 124.753.559
2 2003
762.604 85.839.013
3 2004
432.967 26.876.307
4 2005
1.471.614 3.408.881
5 2006
679.247 37.008.627
No Tahun
Nilai Ekspor US Produksi m
3
Juga ditambahkan, bahwa investasi awal dan biaya pemeliharaan band saw lebih mahal dibandingkan circular saw namun kecepatan menggergaji band saw
lebih lambat dibanding circular saw. Satu kemajuan dalam peningkatan efisiensi penggergajian pada saat ini
adalah dengan menggunakan alat pemindai kayu bulat electronic log scanners yang dilengkapi komputer untuk mengukur dan menentukan posisi pemotongan
pertama serta pola penggergajian. Perpaduan alat pemindai ini dapat meningkatkan volume kayu gergajian yang dihasilkan yang berarti
meningkatkan efisiensi penggergajian tersebut. Pada saat penggergajian dilakukan, bantuan sinar laser memberi tanda garis lurus sepanjang kayu bulat
yang akan menuntun operator gergaji meluruskan posisi gergaji sehingga hasil pengergajian akan lebih baik Walker, 2006.
Departemen Kehutanan dalam surat Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan, No. S.948VI-BPPHH2004 tanggal : 26 Oktober 2004, menyatakan
rendemen kayu olahan yang dihasilkan dari proses penggergajian dengan bahan baku kayu bulat dari hutan alam berkisar 53-72.
2.2.1.3 Produksi dan ekspor Dalam perdagangan internasional Kayu gergajian masuk dalam kategori
HS 4407 Wood Sawn Or Chipped Lengthwise, Sliced Or Peeled, Whether Or Not Planed, Sanded Or Finger-Jointed
. Total volume produksi dan nilai ekspor kayu gergajian Indonesia dari tahun 2002 sampai dengan 2006 disajikan
pada Tabel 4 . Tabel 4 Perkembangan produksi dan nilai ekspor kayu gergajian Indonesia
Sumber : Eksekutif Data Strategis Kehutanan 2007.
13 2.2.2 Woodworking
Industri woodworking merupakan proses pengolahan kayu lanjutan, di mana kayu gergajian akan diproses lebih lanjut menjadi produk akhir, bisa
berupa furnitur, flooring atau produk lainnya sehingga kayu mempunyai nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk setengah jadi atau kayu bulat.
Industri ini mensyaratkan ketersediaan sumber daya manusia dengan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri penggergajian. Ini
dikarenakan produk yang dihasilkan sangat luas dan lebih spesifik dan seringkali didasarkan pada permintaan konsumen.
Salah satu Industri woodworking yang ada adalah Industri permebelan dan kerajinan di mana industri ini didominasi oleh Usaha Kecil dan Menengah
UKM dengan sistem industri rumahan yang bekerjasama dengan industri - industri besar. Penyerapan tenaga kerja per US 100 investasi adalah yang
terbanyak diantara seluruh sektor industri kehutanan Manurung et al., 2007. 2.2.2.1 Bahan baku
Bahan baku proses produksi woodworking sangat beragam baik dari segi jenis maupun ukuran. Ini dikarenakan produk yang dihasilkan sangat beragam
mulai dari kerajinan kayu, furnitur, pintu, jendela dan lain sebagainya. Dari alternatif industri pengolahan kayu, woodworking sangat fleksibel dalam hal
persyaratan bahan baku. Kebutuhan bahan baku kayu industri furnitur dan kerajinan adalah sekitar
7 – 7,5 juta meter kubik per tahun yang umumnya dari jenis kayu jati, mahoni, pinus, akasia, gmelina, durian, mangga, mbacang, kuweni, bungur, sonokeling,
mindi, waru, kayu karet dan sebagian kecil kayu-kayu yang berasal dari hutan alam, seperti meranti, nyatoh, bangkirai dan kempas Manurung et al., 2007.
2.2.2.2 Teknik pengolahan Pokok kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah proses woodworking
adalah memotong, melubangi dengan bor, penghaluskan dengan amplas, perakitan, pengecatan dan packing. Adapun proses baku tiap-tiap woodworking
tergantung pada produk yang akan di hasilkan, bahan baku yang tersedia dan standar kualitas produk yang akan dihasilkan.
14 No
Tahun Woodworking m
3
Nilai Ekspor US
1 2004
2.290.054 1.062.407.358
2 2005
2.407.233 1.265.503.341
3 2006
2.313.012 1.295.685.621
4 2007
1.882.184 1.253.080.507
5 2008
1.682.015 1.197.729.784
2.2.2.3 Produksi dan ekspor Produk yang dihasilkan woodworking sangat luas, dalam Harmonized
System HS berdasarkan jenis komoditi perdagangan internasional, produk
woodworking masuk dalam beberapa kategori yaitu :
1. HS 4413: Densified Wood, In Blocks, Plates, Strips Or Profile Or Similar Objects
, 2. HS 4414: Wooden Frames For Paintings, Photographs, Mirrors Or Similar
Objects ,
3. HS 4415: Packing Cases, Boxes, Crates, Drums And Similar Packings, Of Wood; Cable-Drums Of Wood; Pallets, Box
, 4. HS 4416: Coasks, Barrels, Vats, Tubs And Other Coopers`Products And
Parts Thereof, Of Wood, Including Stav ,
5. HS 4417: Tools, Tool Bodies, Tool Handles, Broom Or Brush Bodies And Handles, Of Wood; Boot Or Shoe Lasts And
, 6. HS 4418: Builders` Joinery And Carpentry Of Wood, Including Cellular
Wood Panels, Assembled Parquet Pnales S ,
7. HS 4419: Tableware And Kitchenware, Of Wood, 8. HS 4420: Wood Marquetry And Inlaid Wood; Caskets And Cases For
Jewellery Or Cutlery, And Similar Articles ,
9. HS 4421: Other Articles Of Wood. Total produksi woodworking Indonesia dari tahun 2002 sampai dengan
2006 disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Perkembangan volume produksi dan ekspor woodworking
Sumber : www.brikonline.com
ASMINDO melaporkan pada tahun 2005, total nilai ekspor furnitur Indonesia adalah US 1,79 milyar dengan negara tujuan ekspor Indonesia yang
utama adalah Amerika Serikat 37, Jepang 12, Inggris 8 dan Belanda 8, Jerman 7, dan Perancis 7. Ekspor juga ditujukan ke negara-negara
15 Italia, Belgia, Spanyol, dan Australia. Sementara itu, perdagangan mebel dunia
meningkat dari US 51 milyar pada tahun 2000 menjadi US 80 milyar pada tahun 2005 Manurung et al., 2007.
2.3. Studi Kelayakan proyek