commit to user 34
4 Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut;
5 Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka
menetapkan bentuk danatau besarnya ganti kerugian; 6 Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian
kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada di atasnya;
7 Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. 2 Panitia Pengadaan Tanah Propinsi
Pasal 4 ayat 3 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 menytakan bahwa
tugas Panitia Pengadaan Tanah Tingkat Propinsi adalah : 1 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas panitia apabila lokasi
pembangunan terletak di dua wilayah KabupatenKotamadya atau lebih;
2 Membantu Gubernur dalam mengambil keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dalam hal ada keberatan
terhaddap keputusan panitia.
d. Ganti Kerugian
1 Pengertian Ganti Kerugian dan yang diberi Ganti Kerugian Pengadaan tanah untuk kepentingan umum mensyaratkan adanya
ganti kerugian yang layak kepada pemegang hak atas tanah. Ganti kerugian tersebut merupakan hak masyarakat yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah sebagai pihak yang memerlukan tanah. Dalam peraturan perundang-undangan Hukum Agraria tidak diberikan penjelasan
mengenai istilah ganti rugi. Di dalam hukum perdata ganti rugi diartikan sebagai pembayaran kerugian yang diderita oleh seorang karena adanya
wanprestasiingkar janji.
commit to user 35
Di dalam pembebasan tanah, ganti rugi tidak berkaitanh dengan adanya kerugian yang disebabkan oleh wanprestasi ataupun perbuatan
melawan hukum. Dengan demikian teori ganti yang terdapat dalam hukum perdata memang tidak dapat dipergunakan dalam pelaksanaan
pembebasan hak atas tanah, dalam pembebasan hak atas tanah terdapat dua fenomena yang bersifat kontras, yakni kepentingan umum dan
kepentingan individu. Sehubungan dengan hal itu ganti kerugian dalam pembebassan
tanah merupakan
sarana mutlak
dalam rangka
menyerasikan antara kepentingan umum dan kepentingan individu. Di dalam pembebasan tanah, untuk menentukan besarnya ganti kerugian
ditentukan dengan memperbaiki beberapa faktor yaitu letak lokasi tanah, jenis tanah dan harga umum tanah setempat. Di samping itu juga melihat
kedudukan atau fungsi tanah bagi pemiliknya. Apabila tanah itu berfungsi sebagai satu-satunya sumber kehidupan, baik berupa tanah
pertanian maupun tanah perkarangan, yang diatasnya dibangun tempat usaha, semestinya jumlah ganti kerugian dibedakan dengan pemilik tanah
yang lain Lieke Lianadevi Tukgali 2010: 198. Pasal 1 butir 7 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 merumuskan bahwa
ganti kerugian adalah pengantian nilai tanah berikut bangunan, tanaman dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah sebagai akibat
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah, sedang pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum
antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atsa dasar musyawarah .
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 telah memberikan pedoman dasar hukum yang jelas dalam Pasal 12 ini menyatakan bahwa
ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk : a Hak atas tanah;
b Bangunan; c Tanaman;
d Benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
commit to user 36
Pemberian ganti kerugian ini merupakan imbalan yang diterima pemegang hak atas tanah sebagi penganti dari nilai tanah termasuk segala
benda yang ada diatasnya, yang telah di lepaskan atau diserahkan. Pemberian ganti kerugian ini harus seimbang dengan nilai tanah
termasuk segala benda yang ada diatasnya. Sebagai tolak ukur keseimbangan ini bahwa ganti kerugian yang diterima pemegang hak atas
tanah ini tidak boleh membuat seseorang menjadi lebih kaya atau sebaliknya menjadi lebih miskin dari keadaan semula.
Ganti kerugian merupakan hak dari para pemegang hak atas tanah yang telah melepaskan atau menyerahkan tanahnya. Tidak ada wewenang
dari siapapun termasuk pemerintah untuk mengambil tanah dari rakyat tanpa pemberian ganti kerugian.
2 Bentuk dan Besarnya Ganti Kerugian Berdasarkan Pasal 13 Keppres Nomor 55 Tahun 1993, bentuk ganti
kerugian dapat berupa : a Uang;
b Tanah penganti; c Pemukiman kembali relokasi;
d Gabungan dari dua atau lebih; e Bentuk lain yang disepakati bersama.
Sedangkan penggantian terhadap tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitas umum atau bentuk
lain yang beermanfaat bagi masyarakat setempat. Besarnya ganti kerugian ditetapkan dengan mengunakan dasar dan
cara perhitungan atas dasar dan cara perhitungan atas dasar sebagai berikut :
a Harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya dengan memperhatikan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan tahun
terakhir untuk tanah yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah yaitu :
commit to user 37
1 Lokasi tanah; 2 Jenis hak atas tanah;
3 Status penguasaan tanah; 4 Peruntukan tanah;
5 Kesesuain penggunaan tanah dengan rencana tanah dengan rencan tata ruang wilayah;
6 Prasarana yang tersedia; 7 Fasilitas dan utilitas;
8 Lingkungan; 9 Lain-lain yang mempengaruhi harga tanah.
b Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah Daerah yang bertangung jawab di bidang bangunan;
c Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh Instansi Pemerintah daerah yang bertangung jawab di bidang pertanian.
Mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian yang didasarkan atas dasar perhitungkan tersebut ditetapkan dalam musyawarah antara
pemegaang hak atas tanah dan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah.
3 Penerima Ganti Kerugian Berdasarkan ketentuan Pasal 17 Keppres Nomor 55 Tahun 1993
bahwa ganti kerugian diserahkan langsung kepada pemegang hak atas tanah atau ahli warisnya yang sah dan nadzir bagi tanah wakaf.
Sedangkan dalam hal tanah, bangunan, tanaman atau benda yang berkaitan dengan tanah yang dimiliki bersama-sama oleh beberapa orang,
dan salah satu atau beberapa orang dari mereka tidak dapat ditemukan, maka ganti kerugian diskonsinasikan di Pengadilan Negeri setempat oleh
Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah.
commit to user 38
e. Tata Cara Atau Prosedur Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan