commit to user 12
Untuk memperoleh
menambah, memperluas,
mengembangkan pengetahuan  dan  pengalaman  serta  pemahaman  aspek  hukum  di  dalam  teori
dan praktik laporan hukum yang sangat berarti bagi penulis. Untuk memberi gambaran pemikiran bagi ilmu pengetahuan hukum pada
umumnya  dan  Hukum  Adminitrasi  Negara.  Untuk  melatih  kemampuan  dan ketrampilan penulisan hukum penulis.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hal tersebut di atas, manfaat yang hendak di capai oleh penulis adalah sebagai berikut:
1.  Manfaat Teoritis Hasil  penelitian  ini  di  harapkan  dapat  memberikan  sumbangan
pengetahuan  dan  pemikiran  dalam  Perlindungan  hukum  bagi  pemegang  hak atas  tanah  dalam  pengadaan  tanah  untuk  pembangunan  jalan  tembus  jalan
alternatif Kabupaten Magetan-Kabupaten Karanganyar. Hasil  penelitian  ini  dapat  bermanfaat  untuk  mendalami  teori-teori  yang
telah  di  tulis  selama  menjalani  kuliah  strata  satu  Fakultas  Hukum  Universitas Sebelas  Maret  Surakarta.  Serta  memberikan  landasan  untuk  penelitian  lebih
lanjut. Hasil  penelitian  ini  di  harapkan  dapat  di  pergunakan  sebagai  salah  satu
materi mengajar mata kuliah Hukum Adminitrasi Negara. 2.  Manfaat Praktis
Peneliti  ini  di  harapkan  dapat  menjadi  masukan  untuk  penelitian- penelitian  yang  serupa  di  masa  mendatang.  Untuk  memberi  jawaban  atas
permasalahan  yang  di  teliti.  Serta  untuk  mengembangkan  penalaran, membentuk  pola  pikir  dinamis  sekaligus  untuk  mengetahui  sejauh  mana
kemampuan  penulis  dalam  melakukan  penerapan  ilmu  hukum  untuk menganalisa suatu permasalahan.
commit to user 13
E. Metode Penelitian
Pemilihan  jenis  metode  tertentu  dalam  suatu  penelitian  sangat  penting karena akan berpengaruh pada hasil penelitian nantinya. Suatu penelitian, metode
penelitian  merupakan  salah  satu  faktor  penting  yang  menunjang  suatu  kegiatan dan  proses  penelitian.  Metodelogi  pada  hakekatnya  memberikan  pedoman,
tentang  cara-cara  seorang  ilmuwan  mempelajari,  menganalisa  dan  memahami
lingkungan-lingkungan yang dihadapinya Soerjono Soekanto, 2006 : 6.
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian  yang  dilakukan,  yang  memiliki  langkah-langkah  yang  sistematis  yang
menyangkut  masalah  kerjanya  yaitu  cara  kerja  untuk  dapat  memahami  yang menjadi  sasaran  penelitian  yang  bersangkutan,  melalui  prosedur  penelitian  dan
teknik penelitian.
Adapun  metode  penelitian  yang  digunakan  penulis  dalam  penelitian  ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  hukum  normatif  disebut  juga penelitian  hukum  doktrinal  atau  penulisan  hukum  kepustakaan.  Yaitu
penelitian  hukum  yang  dilakukan  dengan  cara  meneliti  bahan  pustaka  atau bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang diperoleh dari hasil penelitian
dan  kajian  bahan-bahan  pustaka.  Bahan-bahan  tersebut  disusun  secara sistematis,  dikaji  kemudian  ditarik  kesimpulan  dalam  hubungannya  dengan
masalah  yang  diteliti. Penelitian  hukum  normatif  sering  kali  hukum
dikonsepkan  sebagai  apa  yang  tertulis  dalam  peraturan  perundang-undangan law  in  books  atau  hukum  dikonsepkan  sebagai  kaidah  atau  norma  yang
merupakan patokan  berperilaku  manusia  yang dianggap  pantas  Amiruddin H.  Zainal    Asikin,  2008:  118.
Penelitian  hukum  normatif  adalah  suatu prosedur  penelitian  ilmiah  untuk  menemukan  kebenaran  berdasarkan  logika
keilmuan hukum dari sisi normatifnya Johnny Ibrahim, 2006: 57.
commit to user 14
2. Sifat Penelitian
Dalam  usaha  memperoleh  bahan  hukum  yang  diperlukan  untuk menyusun  penulisan  hukum  ini,  maka  akan  dipergunakan  metode  penelitian
preskriptif  dan  terapan.  Sebagai  suatu  ilmu  yang  bersifat  preskriptif,  ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum,
konsep-konsep  hukum  dan  norma-norma  hukum.  Sebagai  ilmu  terapan  ilmu hukum  menetapkan  standar  prosedur,  ketentuan-ketentuan,  rambu-rambu
dalam melaksanakan aturan hukum Peter Mahmud Marzuki, 2005: 22.
3. Pendekatan Penelitian
Dalam  penulisan  ini  penulis  menggunakan  metode  yuridis  normatif. Menurut Johnny Ibrahim 2005:  300-322 “dalam kaitannya dengan penelitian
normatif  dapat  digunakan  beberapa  pendekatan,  diantaranya  pendekatan Perundang-undangan,  pendekatan  konsep,  pendekatan  analitis,  pendekatan
perbandingan  ,  pendekatan  filsafat  dan  pendekatan  kasus”.  Pendekatan  yang digunakan
penulis adalah
Pendekatan Perundang-undangan
Statute Approach,
Pendekatan  undang-undang  statute  approach  dilakukan  dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu
hukum  yang  sedang  ditangani.  Bagi  penelitian  untuk  kegiatan  praktis, diperlukan  dalam  mempelajari  konsistensi  dan  kesesusaian  antara  suatu
undang-undang dengan undang-undang lainnya atau antara undang-undang dan Undang-Undang  Dasar  atau  antara  regulasi  dan  undang-undang.  Hasil  dari
telaah  tersebut  merupakan  suatu  argumen  untuk  memecahkan  isu  yang dihadapi.
4. Jenis Bahan Hukum Penelitian
Bahan hukum adalah suatu keterangan atau fakta dari obyek yang diteliti. Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yang merupakan
penelitian normatif, maka jenis bahan hukun yang digunakan dalam penelitian ini  adalah  jenis  bahan  hukum  sekunder.  Bahan  hukum  sekunder  didapat  dari
sejumlah  keterangan  atau  fakta-fakta  yang  diperoleh  secara  tidak  langsung,
commit to user 15
yaitu melalui bahan hukum yang diperoleh dengan cara penelitian kepustakaan yang  terdiri  dari  dokumen-dokumen, buku-buku  literatur,  himpunan  peraturan
perundang-undangan  yang  saat  ini  berlaku,  hasil  penelitian  yang  berwujud laporan,  Berita  acara,  bahan-bahan  dari  internet  maupun  bentuk-bentuk  lain
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
5. Sumber Bahan Hukum
Jenis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi misalnya laporan atau
dokumen.  Data  yang  diperoleh  dari  bahan  kepustakaan,  bahan-bahan dokumenter,  tulisan  ilmiah  dan  sumber-sumber  lain  yang  berhubungan  erat
dengan masalah yang diteliti. Johnny  Ibrahim  2005:  295-296  mengatakan  dalam  bukunya  yang
berjudul  bahan hukum yang dikaji data sekunder dibidang hukum ditinjau dari kekuatan mengikatnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Bahan hukum primer Bahan  hukum  primer  yang  mengikat  yang  terdiri  dari  norma  atau
kaidah  dasar  yaitu  pembukaan  Undang-undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia  Tahun  1945,  peraturan  dasar  yang  terdiri  dari  batang  tubuh
Undang-undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  dan ketetapan  Mejelis  Permusyawaratan  Rakyat,  Peraturan  PerUndang-
undangan,  bahan  hukum  yang  tidak  dikodifikasi  seperti  hukum  adat, yuisprudensi, traktat, bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini
masih brlaku seperti Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1  Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata 2 Undang-Undang Dasar 1945
3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria, UUPA.
4 Undang-undang  Nomor  20  Tahun  1961  tentang  Pencabutan  Hak  Atas Tanah dan Benda-benda yang ada diatasnya.
commit to user 16
5 Keputusan Presiden No 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
6 Peraturan  Mentri  Negara  AgrariaKepala  Badan  Pertanahan  Nasional Tahun  1994  Sebagai  Peraturan  Pelaksanaan  Kepres  Nomor  55  Tahun
1993. b. Bahan hukum sekunder
Memberikan  penjelasan  mengenai  bahan  hukum  primer  seperti rancangan  peraturan  perUndang-undangan,  hasil  karya  ilmiah  para  sarjana
dan hasil-hasil penelitian. c. Bahan hukum tersier atau penunjang
Bahan  yang  memberikan  petunjuk  maupun penjelasan  terhadap  bahan hukum  primer  dan  bahan  hukum  sekunder  misalnya  dari  media  internet,
kamus,  Berita  Acara  Kesepakatan  Harga  Rugi  Pembebasan  Tanah  Jalan Alternatif  Sarangan  Tawangmangu,  Berita  Acara  Penyerahan  Pelepasan
Hak Atas Tanah Dan Pembayaran Ganti Rugi. Adapun  mengenai  sumber  data  pada  penulisan  hukum  ini    Karena
bersifat  normatif  Sumber  data  dalam  penelitian  ini  adalah  sumber  data sekunder  yang  meliputi  bahan  hukum  sekunder  dan  bahan  hukum  tersier
sebagai pendukung dari bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini  adalah  literatur,  buku,  koran,  media  internet,  Berita  Acara  Kesepakatan
Harga  Rugi  Pembebasan  Tanah  Jalan  Alternatif  Sarangan  Tawangmangu, Berita  Acara  Penyerahan  Pelepasan  Hak  Atas  Tanah  Dan  Pembayaran  Ganti
Rugi,  serta  peraturan  yang  ada  kaitannya  dengan  pengadaan  tanah  untuk kepentingan umum.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  dalam  suatu  penelitian  merupakan  hal  yang  sangat penting  dalam  penulisan.  Dalam  penelitian  ini  penulis  menggunakan  teknik
pengumpulan  data.  Studi  kepustakaan,  yaitu  suatu  bentuk  pengumpulan  data lewat  membaca  buku  literatur,  mengumpulkan,  membaca  dokumen  yang
berhubungan  dengan  obyek  penelitian,  dan  mengutip  dari  data-data  sekunder
commit to user 17
yang  meliputi  peraturan  perundang-undangan,  dokumen,  berita  acara  dan bahan-bahan  kepustakaan  lain  dari  beberapa  buku-buku  referensi,  artikel-
artikel  dari  beberapa  jurnal,  arsip,  peraturan  perundang-undangan,  laporan, teori-teori,  media  masa  seperti  koran,  internet  dan  bahan-bahan  kepustakaan
lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik Analisis Data
Penelitian  ini  mengunakan  teknik  analisis  data  dengan  logika  deduktif. Menurut  Johny  Ibrahim  yang  mengutip  pendapatnya  Bernard  Arif  Shiharta,
logika  deduktif  merupakan  suatu  teknik  untuk  menarik  kesimpulan  dari  hal yang  bersifat  umum  menjadi  kasus  yang  bersifat  individual.  Johni  Ibrahim,
2006:  249.  Sedangkan  Prof.  Peter  mahmud  Marzuki  yang  mengutip pendapatnya  Philiphus  M.  Hadjon  Menjelaskan  metode  deduksi  sebagaimana
silogisme  yang  diajarkan  oleh  Aristoteles,  pengunaan  metode  deduksi berpangkal  dari  pengajuan  premis  mayor  pernyataan  bersifat  umum.
Kemudian  diajukan  premis  minor  bersifat  khusus,  dari  kedua  premis  itu kemudian  ditarik  suatu  kesimpulan  atau  conclusion.  Peter  Mahmud  Marzuki,
2008: 47. Jadi yang dimaksud dengan pengelolahan bahan hukum dengan cara deduktif  adalah  menjelaskan  sesuatu  dari  hal-hal  yang  sifatnya  umum,
selanjutnya menarik kesimpulan dari hal itu yang sifatnya lebih khusus. Dalam  penelitian  ini,  data  yang  diperoleh  dengan  melakukan
inventarisasi  sekaligus  mengkaji  dari  penelitian  kepustakaan,  aturan perundang-undangan  berserta  dokumen-dokumen  yang  dapat  membantu
menafsirkan  norma  tersebut  dalam  mengumpulkan  data,  kemudian  data  itu diolah  dan  dianalisis  untuk  menjawab  permasalahan  yang  diteliti.  Tahap
terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang telah diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui tentang perlindungan hukum bagi pemegang hak atas
tanah dalam pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tembus.
commit to user 18
F. Sistematika Skripsi
Untuk  memberikan  gambaran  secara  menyeluruh  tentang  sistematika penulisan  hukum yang  sesuai  dengan  aturan  baru dalam  penulisan  hukum maka
penulis  menggunakan  sistematika  penulisan  hukum.  Adapun  sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4  empat  bab yang tiap bab terbagi dalam sub-
sub  bagian  yang  dimaksudkan  untuk  memudahkan  pemahaman  terhadap keseluruhan  hasil  penelitian  ini.  Sistematika  keseluruhan  penulisan  hukum  ini
adalah sebagi berikut: BAB I
:   PENDAHULUAN
Dalam  bab  ini  diuraikan  tentang  latar  belakang  masalah, perumusan  masalah,  tujuan  penelitian,  manfaat  penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum. BAB II
:   TINJAUAN PUSTAKA Dalam  bab  ini  diuraikan  mengenai  pengadaan  tanah  yang
meliputi pengertian pemegang hak atas tanah, pengadaan tanah, jenis,  dasar  hukum pengadaan  tanah  untuk  kepentingan  umum,
pembahasan kepentingan umum, panitia pengadaan tanah, ganti kerugian  dan  prosedur  pengadaan  tanah  untuk  kepentingan
umum. BAB III
:   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam  bab  ini  diuraikan  mengenai  prosedur  pengadaan  tanah
untuk  pembangunan  jalan  tembus  jalan  alternatif  Kabupaten Magetan–Kabupaten
Karanganyar sudah
sesuai dengan
peraturan  perundang-undangan,  Kepres  No  55  Tahun  1993. Serta mengenai kesepakatan bentuk dan besarnya ganti rugi.
BAB IV :   PENUTUP
Dalam bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran penulis atas  pembahasan  permasalahan  tersebut  dalam  bab-bab
sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Pemegang Hak Atas Tanah
Peraturan  hukum  yang  pertama  kali  dikeluarkan  oleh  Pemerintah bersama DPR, yang memberikan dasar hukum pencabutan hak bagi suatu hak
atas  tanah  yang  dimiliki  oleh  seseorang,  adalah  Undang-Undang  Nomor  20 Tahun  1961  Tentang  Pencabutan  Hak  Atas  Tanah  dan  Benda-Benda  Di
Atasnya.  Dasar  ini  yang  merupakan  pelaksanaan  Pasal  18  UUPA,  dalam rangka  melaksanakan  usaha-usaha  penbangunan  negara.  Dalam  Keputusann
Presiden Nomor 55 Tahun 1993 dijelaskan bahwa Hak Atas Tanah adalah hak atas  sebagian  tanah  sebagaimana  diatur  dalam  UUPA,  namun  kejelasan  ini
diperluas  dengan  peraturan  Mentri  Negara  Agraria  Kepala  Badan  Pertanahan Nasional  Nomor  1  tahun  1994  Tentang  Ketentuan  Pelaksanaan  Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Di dalam Pasal 1
Keputusan Presiden Nomor 55  Tahun 1993 di jelaskan bahwa Pemegang Hak Atas  Tanah  adalah  orang  atau  badan  hukum  yang  mempunyai  hak  atas  tanah
menurut  UUPA  sedangkan  dalam  Peraturan  Presiden  Nomor  36  Tahun  2005 yang  dimaksud  Hak  Atas  Tanah  adalah  hak  atas  bidang  tanah  sebagaimana
diatur  didalam  Undang-Undang  Nomor  5  Tahun  1960  Lieke  Lianadevi Tukgali 2010:192.
Menurut  Keppres  Nomor  55  Tahun  1993  Pengertian  Hak  Atas  Tanah adalah  Orang  atau  badan  hukum  yang  mempunyai  hak  atas  tanah  menurut
Undang-undang Pokok Agraria, termasuk bangunan, tanaman dan atau benda- benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.
Hak  Atas  Tanah  dalam  Undang-Undang  Pokok  Agraria  Pasal  ayat  1 dan 2 menyatakan:
a.  Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut