commit to user 21
umum atau kepentingan individu atau golongan. Yang menjadi kendala dalam melaksanakan fungsi sosial adalah awamnya masyarakat dan
akibat dari awamnya masyarakat itu di anggap kepemilikan dari tanah berlaku mutlak, hak kepemilikannya tidak bisa digangu gugat oleh
siapa pun, termasuk oleh Negara Mudakir Iskandar Syah, 2007: 5-6.
Dalam Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 disebutkan bahwa kewenangan Negara adalah :
1 Kerwenangan untuk mengatur dan menyelengarakan peruntukan pengunaan, persediaan, dan pemeliharaaan bumi air, dan ruang angkasa
tersebut; 2 Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi air dan ruang angkasa; 3 Menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
yang mengenai bumi dari air dan ruang angkasa. Kekuasaan negara terhadap tanah ini bukan kekuasaan mutlak,
maksudnya kekuasaan untuk berbuat apa saja terhadap tanah, air dan ruang angkasa, akan tetapi kekeuasaan negara ini sebatas menguasai,
dan dasar dari penguassaan ini harus jelas karena demi rakyat dan kepentingan umum. Kekuasaan Negara untuk menguasai atas tanah
ini atas dasar dari penerapan fungsi sosial tanah. Asas menguasai ini hanya hanya berada pada Negara, oleh karena itu perorangan atau
kelembagaan yang ada dalam masyarakat tidak berhak melaksanakan asas menguasai tanah dengan alasan fungsi sosial dari tanah itu
sendiri Mudakir Iskandar Syah. 2007:6.
2. Tinjauan Tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
a. Pengadaan Tanah
1 Pengertian Pengadaan Tanah
Dalam Pasal 1 ayat 1 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara ganti
kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut.
commit to user 22
Istilah pengadaan tanah ini lahir karena keterbatasan persediaan tanah, sehingga untuk memperolehnya perlu dilakukan dengan
memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah itu. Pengunaan istilah pengadaan tanah itu telah ada sejak
dikeluarkanya aturan mentri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1985 tentang Tata Cara Pengadaan Tanah Untuk keperluan Proyek Pembangunan di
Wilayah Kecamatan. Sedangkan sebelumya, berdasarkan PMDN Nomor 15 Tahun 1975 tentang ketentuan Tata Cara Pembebasan Tanah, bahwa
untuk mendapatkan tanah bagi pelaksanaan proyek-proyek pembangunan mengunakan istilah pembebasan tanah. Namun kedua PMDN ini telah
dicabut dan diganti dengan Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum Alasan ditetapkanya Keppres Nomor 55 Tahun 1993 ini antara
lain : 1. Persoalan tentang tanah dalam pembangunan adalah persoalan yang
menarik sekaligus unik mengigat pembangunan nasional sangat membutuhkan tanah tetapi kebutuhan tersebut tidak terlalu mudah
untuk dipenuhi. Hal yang demikian sudah disadari oleh semua pihak dan dalam konteks dengan peraturan yang baru ini tampak dengan
jelas dari kesadaran yang menyatakan : 1 Bahwa pembangunan nasional, khususnya pembangunan berbagai
fasilitas untuk kepentingan umum, memerlukan bidang tanah yang cukup dan untuk itu pengadaanya perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya. 2 Bahkan pelaksanaan pengadaan tanah tersebut dilakukan dengan
memperhatikan peran tanah dalam kehidupan manusia dan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.
3 Bahwa atas dasar pertimbangan tersebut pengadaan tanah untuk kepentingan umum diusahakan dengan cara yang seimbang dan
untuk tingkat pertama.
commit to user 23
2. Peraturan mengenai pengadaan tanah sebelum berlakunya peraturan ini sangat beragam, walau demikian UUPA sebagai induk dari
segenap peraturan pertanahan secara eksplisit telah diatur dalam pasal 18 UUPA mengenai “Pencabutan Hak Atas Tanah Untuk Kepentingan
Umum”, dengan Peraturan Pelaksanaannya Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda yang ada di
atasnya, namun dalam prakteknya hampir tidak pernah dilaksanakan, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan ditetapkan peraturan mengenai
pembebasan tanah. 3. Dalam praktek pelaksanaan pembebasan tanah baik yang menyangkut
pengadaan tanah bagi kepentingan pembangunan untuk kepentingan umum maupun pembebasan tanah untuk kepentingan swasta selalu
menimbulkan masalah, sehingga banyak yang mempersoalkan apakah hal ini terjadi karena kekurang beresan peraturan atau tidak siapnya
aparat atau hanya sebagai akses yang biasa terjadi. Tetapi apapun alasan yang umumnya dirugikan oleh keadaan tersebut adalah rakyat,
sehingga perlu diadakan usaha perbaikan yang sudah dimulai dengan pembenahan kelembagaan dan sekaligus dengan penertipan personal
dan sekarang melalui perbaikan ini “noda-noda hitam” yang selama ini selalu terdapat dalam pelaksanan pengadaan tanah bagi
pembangunan tidak ada lagi dimasa mendatang Abdurrahman, 1994: 1-3.
Kehadiran Keppres Nomor 55 Tahun 1993 ini dapat lebih memberikan jaminan kepada rakyat dengan adanya landasan dan
pembatasan dasar pengadaan yang hanya dibatasi untuk kepentingan umum dan penyempurnaan prosedural maupun mengenai ganti kerugian.
2 Jenis Pengadaan Tanah.
Pada garis besarnya di kenal dua jenis pengadaan tanah, yaitu : a Pengadaan Tanah untuk Keperluan Pemerintahan terbagi menjadi :
1 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
commit to user 24
2 Pengadaan tanah bukan untuk kepentingan umum kepentingan komersial.
b Pengadaan Tanah untuk Keperluan Swasta Digolongkan menjadi : 1 Pengadaan tanah untuk kepentingan komersial;
2 Pengadaan tanah bukan untuk kepentingan komersial, yaitu yang bersifat menunjang kepentingan umum atau termasuk dalam
pembangunan sarana umum dan fasilitas-fasilitas sosial.
3 Macam-Macam Cara Pengadaan Tanah.
Pengadaan tanah bagi kegiatan kepentingan umum oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut, yaitu :
a Pelepasan atau penyerahan hak; b Jual beli;
c Tukar-menukar; d Cara lain yang disepakati secara sukarela;
e Pencabutan hak atas tanah. Maria S.W, Sumardjono, 2001: 74. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 dan 3 Keppres Nomor 55 Tahun
1993 ada dua macam cara pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan kepentingan umum yaitu :
a Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. Cara ini dilakukan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah.
b Jual beli, tukar menukar atau cara lain untuk di sepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Cara ini dilakukan untuk pelaksanan pembangunan kepentingan umum oleh pemerintah dan untuk pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum yang memerlukan tanah yang luasnya tidak lebih dari 1 satu hektar Passal 23.
Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap hak
atas tanah.
commit to user 25
4 Dasar Hukum Pengadaan Tanah
Dalam UUPA Nomor 5 Tahun 1960 hanya mengatur tetang pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum, Pasal 18 dan Pasal-
Pasal berikutnya tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai pengadaan tanah. Hal ini mengandung penafsiran bahwa untuk
memenuhi pengadaan tanah bagi pelaksanan pembangunan ditempuh melalui prosedur pencabutan hak atas tanah yang selanjutnya diatur
dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada di Atasnya.
Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Keppres Nomor 55 Tahun 1993 ada berbagai cara pengadaan tanah namun yang dimaksud
dalam Keppres ini hanyalah pelepasan atau penyerahan hak sebagai cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum. Ada dua dasar hukum dari pelepasan atau penyerahan hak sebagai cara pengadaan tanah, yaitu :
a Berdasar hukum Materiil Pasal 1 butir 2 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 merumuskan bahwa
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah adalah kegiatan
melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar
musyawarah. Dari hal tersebut jelas terlihat bahwa pengadaan tanah ini diperlukan kesepakatan antara pihak pemegang hak atas tanah,
baik mengenai penyerahan tanah yang bersangkutan maupun pemberian imbalan atau ganti kerugian. Jadi dasar hukum materiil
pengadaan hukum tanah ini adalah hukum perdata, khususnya hukum perikatan.
Artinya setidak-tidaknya
perbuatan hukum
yang bersangkutan berlaku syarat-syarat yang diatur di dalam hukum
perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata. b Dasar Hukum Intern Administratif
commit to user 26
Keppres Nomor 55 Tahun 1993 merupakan peraturan yang intern-administratif dalam pelaksanan pelepasan atau penyerahan hak
sebagai cara pengadaan tanah. Artinya di dalamnya terkandung ketentuan-ketentuan yang berupa instruksi atau petunjuk yang harus
dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah dan pejabat-pejabat yang berwenang di bidang pertanahan.
b. Kepentingan Umum