Panitia Pengadaan Tanah Tinjauan Tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

commit to user 31 m Kantor pemerintahan; n Fasilitass angkatan bersenjata republik Indonesia. Kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum masih di mungkinkan ada bidang-bidang pembangunan untuk kepentingan umum selain yang tersebut di atas

c. Panitia Pengadaan Tanah

1 Susunan Kepanitiaan Menurut Keppres Nomor 55 Tahun 1993 Pasal 1 butir 4, yang dimaksud Panitia yang dibentuk untuk membantu pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Ada dua macam panitia pengadaan tanah, yaitu : a Panitia pengadaan tanah KabupatenKotamadya, yakni panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk setiap KabupatenKotamadya. Dalam Peraturan Mentri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 selanjutnya disebut Panitia. b Panitia Pengadaan Tanah propinsi, dibentuk di Tingkat Propinsi. Baik Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk di setiap KabupatenKotamadya maupun di tingkat Propinsi dibentuk oleh Gubenur. Panitia Pengadan Tanah Panitia dibentuk tanah di tingkat KabupatenKotamadya Daerah Tingkat II. Menurut ketentuan Pasal 7 Keppres Nomor 55 Tahun 1993, susunan panitia ini adalah sebagai berikut: a BupatiWalikotamadya Kepala Daerah Tingkat II sebagai Ketua merangkap anggota; b Kepala Kantor Pertanahan atau KabupatenKotamadya sebagai wakil ketua merangkap anggota; c Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Banguanan sebagai anggota; commit to user 32 d Kepala Instansi Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan sebagi anggota; e Kepala Instansi pemerintahan daerah yang bertanggung jawab di bidang perhutananpertanian sebagai anggota; f Camat yang wilayangnya meliputi bidang tanah dimana rencana dan pelaksanaan pemlaksanaan akan berlangsung, sebagai anggota; g Lurah atau Kepala Desa yang wilayahnya meliputi bidang tanah dimana rencana dan pelaksanan pembangunan akan berlangsung, sebagai anggota; h Asisten Sekertaris Wilayah Daerah Bidang Pemerintahan atau Kepala Bagian Pemerintahan pada Kantor BupatiWalikota sebagai Sekertaris I, bukan anggota; i Kepala Seksi pada Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya sebagai Sekertaris II, bukan anggota. Melihat komposisi panitia pengadaan tanah diatas, maka panitia yang bersangkutan adalah panitia daerah yang berada dibawah tanggung jawab pemerintahan daerah setempat, sedangkan Badan Pertanahan Nasional hanya berkewajiban membantu pelaksananan tugas yang dimaksud, baik dalam kepemimpinan maupun keseketariatan. Pada Pasal 6 ayat 3 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 menyatakan bahwa pada pengadaan tanah yang berkenaan dengan tanah yang terletak di dua wilayah kabupatenKotamadya atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah tingkat I yang bersangkutan. Sedangkan keanggotanya sejauh mungkin mewakili instansi-instansi terkait di Tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah di Tingkat Propinsi dipersiapkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional bersama Asisten Wilayah Daerah Bidang Ketataprajaan yang di tetapkan dengan Keputusan Gubernur. commit to user 33 Susunan Panitia Pengadaan Tanah tersebut berdasarkan Peraturan Mentri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 adalah sebagai berikut: a Gubernur atau pejabat yang di tunjuk, sebagai ketua merangkap anggota; b Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai wakil Ketua merangkap anggota; c Kepala Kantor wilayah Direktorat jendral Pajak sebagai anggota; d Kepala Instansi pemerintah Daerah Tingkat I yang bertanggung jawab di bidang bangunan sebagai anggota; e Kepala Instansi Pemerintahan Daerah Tingkat I yang beertanggung jawab di bidang perhutananpertanian sebagai anggota; f Kepala Instansi Pemerintah lainya didaerah Tingkat I lainya yabg dianggap perlu sebagai anggota; g Kepala Biro Tata Pemerintahan sebagai Sekertaris I bukan anggota; h Kepala bidang hak-hak atas taanah pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi sebagai Sekertaris II bukan anggota. 2 Tugas Panitia Pengadaan Tanah 1 Panitia Pengadaan Tanah Panitia Pasal 8 Keppres Nomor 55 Tahun 1993 menentukan bahwa tugas Panitia Pengadaan Tanah adalah sebagai berikut : 1 Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah dan benda- benda yang ada kaitanya dengan tanah yang hak atanya akan dilepaskan atau diserahkan; 2 Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya. 3 Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserakan; commit to user 34 4 Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut; 5 Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk danatau besarnya ganti kerugian; 6 Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada di atasnya; 7 Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. 2 Panitia Pengadaan Tanah Propinsi Pasal 4 ayat 3 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 menytakan bahwa tugas Panitia Pengadaan Tanah Tingkat Propinsi adalah : 1 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas panitia apabila lokasi pembangunan terletak di dua wilayah KabupatenKotamadya atau lebih; 2 Membantu Gubernur dalam mengambil keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dalam hal ada keberatan terhaddap keputusan panitia.

d. Ganti Kerugian

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH DALAM HAL TERDAPAT SERTIPIKAT GANDA

2 25 90

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO-BITUNG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

0 2 16

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO-BITUNG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA.

0 3 31

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI RUGI BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN JALUR LINTAS SELATAN DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

1 5 23

KESIMPULAN DAN SARAN PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI RUGI BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN JALUR LINTAS SELATAN DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 4 5

PRINSIP PENGHORMATAN HAK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO NGAWI DI KABUPATEN KARANGANYAR

0 9 82

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA TEGAL.

0 1 2

TANGGUNG JAWAB KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MADIUN DALAM PENERBITAN SERTIFIKAN HAK ATAS TANAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH.

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Pemegang Hak Atas Tanah dalam Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

0 0 15

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM -

0 1 21