Sedangakan status gizi lebih apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan tubuh Almatsier,
2004. Bila seorang ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik maka dapat memberikan
pilihan makanan yang optimal kepada keluarga. Dan dapat mencapai skor PPH yang idel serta zat gizi yang tinggi. Bila pengetahuan gizi yang dimiliki ibu rendah maka
pemilihan makan hanya pada batas ketertarikan panca indra tanpa memikirkan status gizi yang ada pada makanan Achmad Djaeni S, 2000. Namun pada penelitian
sebelumnya mengenai pengaruh karakteristik sosial ekonomi keluarga terhadap keanekaragaman konsumsi pangan di Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat
Daya Provinsi Maluku menyatakan tidak adanya hubungan pengetahuan gizi terhadap jenis pangan yang dikonsumsi JomimaRajab, 2014. Hal ini disebabkan
oleh rendahnya tingkat pendapatan keluarga, kondisi iklim ekstrim sehingga sering menyebabkan gagal panen dan keterbatasan untuk memperoleh bahan pangan.
Tetapi menurut Meitycorfrida Mailoal 2013 terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan gizi. hal didukung oleh hasil penelitia yaitu
responden yang mencapai tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi sebesar 47. Dari hasil itu menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin
meningkat pengetahuan akan pangan dan gizi. Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Ryafal dkk 2014 penelitian yang dilakukan di Kota Pontianak
semakin tinggi pendidikan maka semakin baik konsumsi pangan suatu keluarga.
2.2.3 Tingkat pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk kebutuhan perorangan atau keluarga.
Kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kebutuhan pangan dan bukan pangan. Dengan kata lain pada tingkat pendapatan
keluarga tertentu, rumah tangga akan menghabiskan pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan. Namun secara alamih kebutuhan pangan akan
mencapai titik jenuh sementara untuk kebutuhan non pangan dan kualitas pangan tidak.
Berdasarkan Hukum Engel Nicholson 1991 exp 2001 dalam ErwinKarmini, 2015 menyatakan bahwa rumah tangga yang mempunyai upah atau pendapatan
rendah akan mengeluarkan sebagian besar pendapatannya untuk membeli kebutuhan pokok. Sedangkan rumah tangga yang berpendapatan tinggi akan membelanjakan
sebagian kecil dari total pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pokok keluarga. Tingkat pendapatan keluarga dapat digunakan untuk dua tujuan yaitu konsumsi
dan tabungan. Besar kecilnya pendapatan yang diterima seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh
maka akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang tinggi, apabila tingkat tingkat pendapatan rendah maka diikuti dengan tingkat konsumsi yang rendah pula Hattas,
2011. Berbagai upaya perbaikan gizi biasanya berorientasi pada tingkat pendapatan
keluarga. Semakin meningkatnya pendapatan, maka kecukupan makanan dapat terpenuhi. Dengan demikian tingkat pendapatan keluarga memiliki faktor utama
dalam pemilihan bahan makanan yang berkualitas dan kuantitas. Besar kecilnya pendapatan rumah tangga juga tidak lepas dari pekerjaan dari orangtua serta tingkat
pendidikan Soekirman, 1991. Menurut Ryafal dkk 2014 mengatakan bahwa adanya perbedaan di
Kecamatan Pontianak dimana semakin besar pendapatan maka semakin kecil skor
PPH, hal ini dikarenakan Kecamatan Pontianak merupakan daerah pertanian sehingga tidak terdapat hubungan antara akses pangan pendapatan, tidak menjadikan
faktor utama karena masyarakat dapat mengakses pangan melalui produksi sendiri. Menurut ErwinKarmini 2015 menyatakan hal yang berbeda pada penelitian yang
mereka laksanakan, mengatakan bahwa adanya hubungan pendapatan, jumlah anggota keluarga dan pendidikan terhadap pola konsumsi. Menurut Jomina Rajab
2014 pendapatan keluarga sebagian besar berasal dari sektor pertanian dan pertenarkanan. Dengan perolehan hasil pendapatan rata-rata keluarga sebesar Rp.
808.177,17. Dari meningkatnya pendapatan maka kecukupan akan makanan terpenuhi. Dengan demikian pendapatan merupakan faktor utama dalam
menentukan kualitas dan kuantitas bahan makanan.
2.2.4 Pengeluaran Pangan Rumah Tangga