Jumlah Anggota Keluarga TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang Berhubungan dengan Skor PPH Situasi pangan dan gizi di masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain dan sangat kompleks. Faktornya yaitu :

2.2.1 Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat. Dimulai dari keluargalah kebiasan makan seseorang akan muncul. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilaksanakan di Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku mengenai pengaruh karakteristik sosial ekonomi keluarga terhadap keanekaragaman konsumsi pangan yaitu adanya hubungan yang erat mengenai besar keluarga terdahap gizi keluarga. Bagi mereka yang berpendapatan rendah akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makanannya jika anggota rumah tangga yang harus diberi makan jumlahnya sedikit JomimaRajab, 2014. Berdasarkan pemantauan konsumsi gizi tingkat rumah tangga tahun 1995-1998 menyatakan bahwa anggota rumah tangga yang semakin banyak akan semakin mengalami kecendrungan turunnya rata-rata asupan energi dan protein per kapita per hari yang ditunjukkan dengan preverensi tertinggi pada rumah tangga yang beranggotakan diatas 6 orang Notoatmojo, 2003. Namun pada penelitian yang lain mengenai analisis konsumsi pangan dan faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan skor PPH pada model kawasan rumah pangan lestari di Desa Dayamurni Kecamatan Tumijajur Kabupaten Tulang Bawang Barat menyatakan tidak adanya hubungan yang seginifikan terhadap besarjumlah keluarga dengan kenaikan skor PPH. Penelitian lain yang menyatakan adanya hubungan yang erat antara jumlahbesar keluaraga, pendapatan dan pendidikan terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga miskin di Kabupaten Gianyar menurut ErwinKarmini 2015. Dengan kondisi keluarga miskin dengan banyak anak, menyebabkan anak-anak dapat menderita karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak keluarga terutama di Indonesia anak bungsu yang sering mengalami kekurangan asupa gizi Notoatmojo, 2007. Seharusnya anak bungsu lebih banyak mendapatkan nutrisi demi tumbuh kembang yang optimal. Dibandingkan dengan anak yang lebih tua walau memang harus tetap mendapatkan nutrisi yang sesuai untuk tubuhnya. Kondisi yang paling rawan dalam masalah gizi adalah anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Perhatian yang lebih besar seharusnya diberikan guna mengurangi dalih untuk mempunyai keluarga besar dengan jalan membantu yang miskin memperbaiki keadaan sosial dan ekonominya Achmad Djaeni S, 2000. Indonesia sampai saat ini memiliki program yang berguna untuk membatasi jumlah anggota keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan katahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera. Program tersebut adalah KB yait Keluarga Berencana dimana dalam program KB tersebut disarankan untuk memiliki 2 anak lebih baik, jarak antar kelahiran yang tidak berdekatan sekitar tiga tahun. Agar kebutuhan akan konsumsi pangan yang baik dan bergizi dapat terpenuhi oleh anak.

2.2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Gizi