5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi hygiene, berpakaian atau berhias, makan, BAB atau BAK toileting Nita Fitria,2009.
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya Tarwoto dan Wartonah, 2003.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang
sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan
pasien Potter Perry, 2006. Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif,
yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan diri makan, mandi atau hygiene, berpakaian atau berhias,
toileting, instrumental Lynda Juall, 2007.
2. Etiologi
Kurang perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, dan toileting Buang air besar atau buang air kecil secara
mandiri Purba dkk, 2011.
Universitas Sumatera Utara
6
Menurut Tarwoto dan Wartonah 2009, penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa dampak yang sering timbul
pada masalah defisit perawatan diri, antara lain: a.
Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku. b.
Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
3. Jenis-jenis Perawatan Diri
Menurut NANDA 2012, jenis-jenis perawatan diri dapat terbagi menjadi empat bagian, antara lain:
a. Kurang perawatan diri: Mandi atau kebersihan
Kurang perawatan diri mandi adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandikebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian atau berhias
Kurang perawatan diri mengenakan pakaian adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri makan adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri: Toileting
Kurang perawatan diri toileting adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
Universitas Sumatera Utara
7
4. Tanda dan Gejala
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri, maka tanda dan gejala yang dapat diperoleh melalui observer pada pasien yaitu:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor. b.
Ketidakmampuan berhiasberdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan. c.
Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BABBAK secara mandiri, ditandai dengan BABBAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BABBAK Purba dkk, 2011.
5. Defisit Perawatan Diri menurut NANDA, 2012-2014