10
Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai
rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium stabil karena
perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi. Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi
peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial leverage. Kelemahan dari model ini adalah ketidakmampuan dalam menjelaskan
hubungan kebalikan antara profitabilitas dan leverage. Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan
dan nilai intangible asset tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature tangible asset tinggi yang tidak menggunakan hutang,
akan tetapi didalam teori diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.
2.1.2 Teori Keagenan Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976, manajemen merupakan agen dari pemegang saham sebagai
pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk
dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara
seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap
Universitas Sumatera Utara
11
keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi.
Hubungan keagenan dalam kontrak kerja adalah hubungan antara pemegang saham principal dengan manager agent, yang pemegang saham
memperkerjakan manajer untuk memberikan jasa kepada pemegang saham untuk kepentingan pemegang saham. Pemegang saham melakukan pendelegasian
wewenang pembuatan keputusan kepada manajer perusahaan. Dalam hubungan keagenan manajer sebagai pihak yang memiliki akses
langsung terhadap informasi perusahaan, memiliki asimetris informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Dimana ada informasi
yang tidak diungkapkan oleh pihak manajemen kepada pihak eksternal perusahaan, termasuk investor.
Untuk memperkecil asimetris informasi, maka pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan
dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut
teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya
enforcement-nya. Menurut Widodo 2012 teori keagenan mengasumsikan bahwa manajer
mementingkan diri sendiri. Manajer akan bertindak oportunistik untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila kinerja manjer buruk manajer cenderung menutupi kinerja
Universitas Sumatera Utara
12
buruknya dengan melakukan manajemen laba yang menaikkan laba. Sebaliknya, apabila kinerja manajer baik, maka manajer cenderung menunda kinerja baiknya
dengan melakukan manajemen laba yang menurunkan laba
2.1.3 Laporan Keuangan