Peningkatan Keterampilan Berbicara Keterampilan Berbicara untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

114 Tabel 3.17 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Berbicara t-test for Equality of Means t df Sig. 2-tailed nilai Equal variances assumed 5.250 34 .000 Equal variances not assumed 5.250 33.079 .000 Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 22,28 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 20,00, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh metode pembelajaran konvensional.

c. Peningkatan Keterampilan Berbicara

Untuk melihat peningkatan kemampuan akhir siswa dalam keterampilan berbicara antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil perhitungan indeks gain ternormalisasi yang diperoleh dari hasil postest dan pretest. Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai peningkatan keterampilan berbicara, baik yang pembelajarannya 115 menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS. Tabel 3.18 Statistik Deskriftif Skor Pretes Peningkatan Keterampilan berbicara eksperime n kontrol N Valid 18 18 Missing 18 18 Mean .6322 .1428 Median .6350 .1200 Std. Deviation .19148 .06182 Variance .037 .004 Minimum .17 .06 Maximum .88 .28 Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata peningkatan penguasaan keterampilan berbicara kelas eksperimen yaitu 0,63 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 0,14. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata- rata.

1 Uji Normalitas

Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α . Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya 0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel 3.20 berikut. 116 Tabel 3.19 Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berbicara Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperime n .167 18 .199 .919 18 .127 kontrol .199 18 .057 .922 18 .140 a Lilliefors Significance Correction Seperti terlihat dari tabel di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,199 dan untuk kelas kontrol sebesar 0.057 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.

2 Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α . Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 3.20 Hasil Uji Homogenitas Varians peningkatan Keterampilan Berbicara Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.610 1 34 .213 117 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,213, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t. 3 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut: H : µ 1 = µ 2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara H 1 : µ 1 ≠ µ 2 Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara. Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara peningkatan keterampilan berbicara yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.22 berikut. 118 Tabel 3.21 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata t-test for Equality of Means T df Sig. 2-tailed nilai Equal variances assumed 10.320 34 .000 Equal variances not assumed 10.320 20.505 .000 Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. untuk Equal variance not assumed t-aksen sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,63 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,14, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2. Keterampilan Sosial untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Hasil observasi keterampilan sosial anak usia dini akan dianalisis dari data penguasaan awal pretest, penguasaan akhir postest, serta akan ditinjau dari peningkatannya dengan cara menghitung indeks gain ternormalisasi.

a. Penguasaan Awal