commit to user 25
terdapat pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK serta aturan
pelaksanaannya yaitu PP Nomor 14 Tahun 1993, PP No, 64 Tahun 2005 tentang perubahan ke empat atas PP No, 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Jamsostek.
2. Tinjauan Tentang Hubungan Kerja
a. Pengertian Hubungan Kerja
Sebelum membahas lebih lanjut tentang perjanjian kerja, akan kita bahas sekilas tentang adanya hubungan kerja. Hubungan kerja menurut
Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003 disebutkan yaitu adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah Lalu Husni, 2005:53. Hubungan kerja menurut Imam Soepomo merupakan suatu hubungan
antara seorang buruh dan seorang majikan , hubungan kerja terjadi setelah ada perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Majikan dan buruh terikat dalam
suatu perjanjian, pekerja bersedia menerima upah dan pengusaha mempekerjakan buruh atau pekerja dengan memberi upah Abdul Khakim,
2003:25 Whimbo Pitoyo menjelaskan bahwa hubungan kerja menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan hubungan kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan
pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur-unsur yaitu Whimbo Pitoyo, 2010: 7:
1Pekerjaan Pekerjaan merupakan objek perjanjian yang menjadi faktor utama
timbulnya perjanjian kerja, maka jika pekerjaan yang dijanjikan tidak ada maka perjanjian kerja batal demi hukum.
2Upah Upah merupakan hak pekerja yang diterima dalam bentuk uang atas suatu
pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
commit to user 26
3Perintah Perintah adalah hak pemberi kerja dan merupakan kewajiban pekerja
untuk dilaksanakan seperti yang diinginkan pengusaha. Hubungan kerja adalah hubungan yang timbul antara pekerja dengan
pengusaha setelah adanya perjanjian kerja. Suatu hubungan dapat disebut dengan kerja apabila terdapat perjanjian kerja yang mengikat pihak-pihak
tersebut.
b. Pengertian Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja menurut Imam Soepomo mengenai perjanjian kerja pada intinya adalah suatu pejanjian yang diadakan oleh satu atau lebih serikat
pekerja yang telah didaftarkan ke Departemen Perburuhanketenegakerjaan dengan seorang atau lebih majikanpengusaha yang mana terdapat beberapa
syarat ketenagakerjaan yang harus diperhatikan dalam suatu perjanjian perburuhanketenagakerjaan. Perjanjian kerja bukanlah perjanjian Kerja
Bersama atau perjanjian Kerja Kolektif, perjanjian kerja merupakan hasil dari rundingan antara pihak berkepentingan, yang berisi mendekati keinginan
buruhpekerja dan
majikanpengusaha, sedangkan
peraturan majikanpengusaha dalam perjanjian kerja pengusaha tidak dapat memasukkan
apa yang ia kehendaki yang mana dapat merugikan pekerja Imam Soepomo, 1968:60.
Perjanjian kerja dapat dibuat dengan jangka waktu tertentu. Ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa keika seseorang sudah menjadi
karyawan tetap, maka tidak perlu perjanjian kerja lagi. Pendapat tersebut menurut Whimbo Pitoyo keliru karena di dalam perjanjian kerja diatur syarat-
syarat, hak, dan kewajiban kedua belah pihak, baik secara umum maupun ketentuan khusus. Oleh karena itu perjanjian kerja waktu tertentu sangat perlu
dibuat. Pengertian perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 1313 yang berbunyi :“Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu atau lebih lainnya”.
Menurut Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu adalah
commit to user 27
sebagai berikut:“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya”. Perjanjian ini tidak dapat
ditarik kembali, kecuali ada kesepakatan kedua belah pihak atau alasan-alasan lain oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Pembagian perjanjian menurut Pasal 1601 KUH Perdata adalah : 1 Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu ialah suatu perjanjian di
mana 1 satu pihak menghendaki dari pihak lainnya agar dilakukan suatu perjanjian guna mencapai suatu tujuan, untuk itu salah satu pihak bersedia
membayar honorarium atau upah. 2 Perjanjian kerja ialah perjanjian antara seorang buruh dan seorang
majikan, perjanjian mana ditandai dengan ciri adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan diperatas
dienstverhoeding, di mana pihak majikan berhak memberikan perintah- perintah yang harus ditaati oleh pihak lain.
3 Perjanjian pemborongan kerja, ialah suatu perjanjian antara pihak yang satu dan pihak yang lain, di mana pihak yang satu yang memborongkan
pekerjaan menghendaki sesuatu hasil pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lain, atas pembayaran suatu uang tertentu sebagai harga
pemborongan. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1601 a, yang
dimaksud dengan perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda disebut arbeidsoverencom yaitu:“Suatu perjanjian di mana pihak kesatu si buruh,
mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah.”
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1 angka 14 memberikan pengertian “Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian
antara pekerjaburuh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak”.
Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu perjanjian kerja, antara lain adalah Lalu Husni, 2005 : 55 :
1 Adanya unsur work atau pekerjaan
commit to user 28
2 Adanya unsur perintah 3 Adanya upah
Unsur-unsur dari ketentuan Pasal 1 angka 14 UU Nomor 13 Tahun 2003:
1 Subyek hukum perjanjian kerja terdiri dari pekerjaburuh dengan pengusaha atau pemberi kerja.
2 Obyek perjanjian kerja adalah syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Unsur- unsur pada ketentuan Pasal 1 angka 15 jo Pasal 50- Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003, yaitu:
1 Subyek hukum perjanjian kerja adalah pengusaha dengan pekerjaburuh. 2 Obyek hukum perjanjian kerja adalah pekerjaan, upah, dan perintah.
Syarat sahnya suatu perjanjian kerja menurut Pasal 52 ayat 1 yang menjelaskan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar :
1kesepakatan kedua belah pihak; 2kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
3adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan 4pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Pasal 51 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan dan pada ayat 2 diyatakan bahwa perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku Membuat suatu perjanjian adalah melakukan suatu hubungan hukum
untuk menyepakati hal-hal yang menjadi objek perjanjian. Dalam perjanjian, kedua belah pihak akan saling terikat satu sama lain. Perjanjian kerja menjadi
salah satu hal penting dalam melakuka hubungan kerja. Subyek dan obyek dalam perjanjian kerja terdapat pada ketentuan Pasal 1 angka 14 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Pasal 1 angka 15 UU Nomor 13 Tahun 2003.
commit to user 29
Dalam ketentuan Pasal 54 Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003, perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis memuat sekurang-kurangnya :
1 Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha 2 Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja
3 Jabatan atau jenis pekerjaan 4 Tempat pekerjaan
5 Besarnya upah dan cara pembayarannya 6 Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja 7Mulai dan jangka waktu berlaku perjanjian kerja
8 Tempat, tanggal perjanjian 9 Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
3. Tinjauan Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu