30 Ohlson 1980 menyatakan bahwa model ini memiliki cut off point optimal
pada nilai 0,38. Ohlson memilih cut off sebesar 0,38 karena dengan nilai ini, jumlah error dapat diminimalkan. Cut off ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang memiliki nilai O skor lebih dari 0,38 diprediksi mengalami kebangkrutan, sementara itu, jika nilai O skor perusahaan kurang dari 0,38, maka perusahaan
diprediksi tidak mengalami kebangkrutan.
Tabel 2.2 Cut off Point O-Score
Kategori Interpretasi
Tidak Bangkrut O-Score 0,38
Bangkrut O-Score 0,38
Sumber: Diolah dari berbagai sumber Berikut akan diuraikan masing-masing rasio yang terdapat dalam Model
Ohlson:
1. X
1
= Log Total AssetsGNP Price-level Index
Rasio ini mengukur ukuran perusahaan firm size, di mana rasio ini lebih fokus pada eksternal perusahaan, seperti ketidakpastian kondisi ekonomi
makro GNP price-level index. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin baik kinerja perusahaan. Rasio ini memiliki koefisien negatif yang
mengakibatkan nilai O skor semakin kecil.
2. X
2
= Total liabilitiesTotal Assets
Rasio ini merupakan salah satu rasio leverage yang menunjukan tingkat sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan utang. Rasio ini
memiliki koefisien positif, yang menyebabkan nilai O skor semakin besar,
Universitas Sumatera Utara
31 yang menunjukan bahwa semakin besar nilai X
2
, maka semakin buruk pula kinerja perusahaan.
3. X
3
= Working CapitalTotal Assets
Rasio ini dapat dikategorikan dalam rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek. Semakin baik
kemampuan perusahaan, maka semakin besar nilai X
3
tersebut. Rasio ini memiliki koefisien negatif, yang dapat memperkecil nilai O skor. Nilai yang
semakin kecil menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik. Rasio ini sama dengan model Altman, dan Springate.
4. X
4
= Current LiabilitiesCurrent Assets
Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan, namun difokuskan dalam jangka pendek. Hal ini menunjukan tingkat sejauh mana aset perusahaan telah
dibiayai oleh penggunaan utang. Semakin besar nilai X
4
yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar nilai O skor dari perusahaan tersebut, karena
memiliki koefisien positif, dalam model ini, semakin kecil nilai O skor menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik.
5. X
5
= 1 jika Total Liabilities Total Assets; 0 jika sebaliknya
Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan. Cara menghitungnya adalah dengan memberikan nilai 1 jika total liabilitas perusahaan melebihi total aset
Universitas Sumatera Utara
32 dan sebaliknya, jika total liabilitas perusahaan lebih rendah dibandingkan
dengan total aset, maka diberikan nilai 0.
6. X