Teknik Analisis Analisis Perbandingan Ketepatan Model Prediksi Kebangkrutan Altman, Ohlson, Dan Springate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

43 perusahaan melalui www.idx.co.id dan www.bps.go.id untuk data GNP Riil dan GNP Nominal. Peneliti juga melakukan studi pustaka dengan mempelajari dan memahami penelitian dan buku-buku terkait masalah yang dikaji.

3.5 Teknik Analisis

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan program SPSS 21. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Untuk menguji kriteria matched pair dan menguji variabel-variabel yang terdapat di dalam model, digunakan paired sample t-test . Uji ini merupakan salah satu jenis pengujian beda rata-rata, yaitu menguji apakah ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Hasil yang akan dilihat dalam uji ini adalah nilai t dan signifikansinya dengan ketentutan sebagai berikut: 1. Jika nilai t yang didapat dalam perhitungan t-hitung lebih kecil daripada t dalam tabel t-tabel, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan rata- rata yang signifikan antara dua kelompok sampel. 2. J ika nilai signifikansinya lebih besar daripada α, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. 3. Jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel atau signifikansi lebih kecil daripada α, maka kesimpulannya adalah terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 5 . Universitas Sumatera Utara 44 Tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian ini yaitu: 1. Input dan olah data menggunakan microsoft excel untuk mencari seluruh variabel yang akan diproses. 2. Melakukan uji beda rata-rata untuk memastikan bahwa semua kriteria matched pair terpenuhi dari kedua kategori bangkrut dan tidak bangkrut. 3. Pengolahan data untuk mendapatkan statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS 21. 4. Penghitungan variabel-variabel dengan menggunakan setiap model yang telah disebutkan. Dari setiap perhitungan tersebut, ditentukan prediksi model terhadap perusahaan apakah akan mengalami bangkrut atau tidak dan dibandingkan dengan aslinya. Setelah itu, dapat dihitung tingkat akurasinya. 5. Pembuktian hipotesis berdasarkan hasil olah data SPSS 21. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan data-data keuangan sampel. Informasi tersebut akan menghasilkan rasio-rasio yang menjadi variabel dalam model prediksi. Variabel kemudian dihitung berdasarkan model yang ada. Setelah dihitung, skor yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai cut off yang dimiliki setiap model. Dari hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah sampel diprediksi mengalami kebangkrutan atau tidak. Hasil prediksi kemudian dibandingkan dengan kategori sampel pada awalnya. Sebagai contoh, jika sebuah sampel dari kategori 1 diprediksi mengalami bangkrut oleh model Altman, maka prediksi tersebut benar. Sebaliknya, jika sampel tersebut diprediksi tidak mengalami kebangkrutan oleh model Altman, maka prediksi tersebut salah. Universitas Sumatera Utara 45 Perbandingan antara prediksi dan kategori sampel dilakukan pada seluruh sampel yang ada. Setelah semua sampel selesai dihitung, maka diperoleh hasil rekap prediksi yang benar dan yang salah. Dari rekap prediksi tersebut dapat diketahui akurasi tiap-tiap model. Tingkat akurasi menunjukkan berapa persen model memprediksi dengan benar dari keseluruhan sampel yang ada. Tingkat akurasi tiap model dihitung dengan cara sebagai berikut: Tingkat Akurasi = Jumlah prediksi benar Jumlah Sampel x 100 Jumlah sampel Selain akurasi tiap model, yang juga menjadi pertimbangan adalah tingkat error -nya. Error dibagi dua jenis, yaitu Type I dan Type II. Type I error adalah kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel tidak akan mengalami kebangkrutan padahal kenyataannya mengalami kebangkrutan. Type II error adalah kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel mengalami bangkrut padahal kenyataannya tidak mengalami bangkrut. Tingkat error dihitung dengan cara sebagai berikut: Type I Error = Jumlah kesalahan Type I Jumlah Sampel x 100 Jumlah sampel Type II Error = Jumlah kesalahan Type II Jumlah Sampel x 100 Jumlah sampel Tingkat akurasi dan error selanjutnya digunakan untuk menyimpulkan model mana yang paling sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian